Helo Indonesia

Banyak Pelajar di Bawah Umur Ponorogo Terlibat Kecelakaan, Lantaran Orantua Malas Mengantarkan Anak ke Sekolah

Selasa, 10 Oktober 2023 18:20
    Bagikan  
Ilustrasi kecelakaan.(SHUTTERSTOCK)
Ilustrasi kecelakaan.(SHUTTERSTOCK)

Ilustrasi kecelakaan.(SHUTTERSTOCK) - Ilustrasi kecelakaan.(SHUTTERSTOCK)

HELOINDONESIA.COM - Pihak kepolisian Ponorogo kini dibuat pusing, karena banyaknya kecelakaan yang melibatkan anak-anak di bawah umur khususnya para pelajar di wilayah Ponorogo.

Banyaknya pelajar di bawah umur khususnya para pelajar setingkat SMP di Ponorogo yang berangkat ke sekolah mengendarai kendaraan sendiri.

Dari sinilah berawal kecelakaan itu terjadi, lantaran banyaknya anak-anak yang takterkendali mengendarai kendaraan sendiri, lantaran orang tua malas mengantar anaknya ke sekolah.

Baca juga: Menko PMK, Muhadjir Effendy Serahkan Dokumen Reog Ponorogo untuk Disidangkan di UNESCO

Kini Satlantas Polres Ponorogo akan merazia kendaraan di sekolah-sekolah, lantara banyaknya kasus kecelakaan lalu lintas yang melibatkan pelajar di bawah umur di wilayah Ponorogo.

Untuk itu Satlantas akan melakukan tindakan tegas kepada para pelajar yang belum memenuhi syarat mengendarai kendaraan bermotor sendiri.

"Langkah itu dilakukan lantaran kasus kecelakaan lalu lintas yang melibatkan pelajar dibawah umur terus meningkat," kata Kanit Kamsel Satlantas Polres Ponorogo Ipda Abdul Kholik ketika dihubungi Radio Gema Surya FC dalam tajuk jelajah pagi, Senin (9/10/2023).

Baca juga: Kabakaran Hutan di Jatim Mencapai 500 Hektar, di Ponorogo Saja Terjadi di 17 Titik Kasus Kebakaran

Saat ini pihak Satlantas Polres Ponorogo masih menggunakan syok terapi belum melakukan penindakan, karena masih pendekatan sosialisasi hingga himbauan ke pihak sekolah.

Pada saatnya nanti pihak kepolisian akan melakukan penindakan dengan melakukan penilangan hingga penahanan kendaraan demiki keamanan anak-anak.

Untuk itu para pelajar di Ponorogo yang masih di bawah umur bisa diantar orang tua, saudara atau memanfaatkan angkutan cerdas sekolah, ataupun naik sepeda onthel.

Baca juga: DPR: Pembangunan Museum dan Monumen Reog Ponorogo Perlu Diadopsi Daerah Lain

Sebenarnya pihaknya sudah gencar melakukan sosialisasi dan edukasi salah satunya hadir dalam upacara bendera hari Senin.

"Langkah ini sangat penting sekali nanti kan pihak sekolah biar tahu kita berperan. Nanti dipanggil orang tuanya biar paham," imbuhnya.

Lebih lanjut dikatakan, dari kasus lakalantas yang melibatkan anak dibawah umur selalu diawali dari pelanggaran lalu lintas.

Pihak Satlantas juga akan memfokuskan kepada pelajar SMP yang membawa motor ke sekolah.

Baca juga: Logo Peringatan 100 Tahun Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo, Rangkaian Acara Dimulai 27 September 2023

Sekedar mengetahui dalam satu pekan terakhir saja, ada dua orang pelajar SMP meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas.

Pertama, remaja berusia 15 tahun warga Krebet Jambon, dan kedua pelajar 15 tahun asal Bogem, Sampung.

Kebut-kebutan
Terkait kematian pelajar asal Bogem Sampung, terjadi pada tanggal 6 Oktober 2023 lalu dialami pelajar MTSN 6 Ponorogo.

Baca juga: Pesyaratan Penyertaan KTP untuk Membeli LPG Subsidi Belum Waktunya, Kelangkaan di Ponorogo Sudah Ditemukan Penyebabnya

Kepala MTS, Nyamiran mengungkapkan pihak sekolah sudah tidak kurang-kurang mengadakan bimbingan dan tindakan preventif dan edukatif.

Bahkan dalam proses itu melibatkan Polsek setempat hingga Satlantas Polres Ponorogo.

Tidak hanya itu sekolah saja juga melibatkan warga jika mengetahui murid kebut-kebutan atau motornya pretelan, silahkan dihentikan.

Tak sampai disitu warga diminta melaporkan ke pihak Madrasah yang beralamatkan di Bogem Sampung tersebut.

Baca juga: Begini Reaksi 492 Tenaga Honorer Ponorogo Setelah Menerima SK PPPK dari Bupati Sugiri Sancoko

Pekan lalu, pihaknya juga sudah menyurati Polsek untuk meminta bantuan mengatur arus lalu lintas di titik ramai seputar Madrasah.

Nyamiran mengungkapkan untuk masalah ini juga perlu melibatkan peran orangtua, yang menjadi faktor utama memberi fasilitas sepeda motor.

Khususnya jika anak didik sudah keluar dari sekolah, pihak Madrasah akan sulit melakukan pengawasan karena sudah di luar jangkauan bapak Ibu guru.

Baca juga: Kelangkaan LPG Melon di Ponorogo, Ditanggapi Komisi B DPRD, hingga Warga Diminta Kartu Keluarga dan KTP

Oleh karena itu, kejadian ini akan menjadi evaluasi Madrasah agar kedepan tidak terulang kejadian serupa.

Nyamiran menjelaskan, berdasarkan laporan yang masuk, kronologinya korban berinisial ML masih duduk di kelas 7, mengendarai motor saat pulang sekolah.

Korban meninggal adalah warga Dukuh Soko, Desa Bangunrejo, Sukorejo, Kabupaten Ponorogo.

Baca juga: Ramaikan Apel Siaga Perubahan di GBK,  Nasdem Ponorogo Bawa Lima Rombongan Reyog

Kronologi kejadi bermula dari arah utara ada beberapa pengendara beriringan, lantas dari selatan ada truk yang melintas.

Kemudian dari belakang truk ada pengendara lain yang belok secara mendadak, entah bagaimana detailnya, diduga ML banting setir hingga menabrak pengendara lain.

Korban lain tersebut kebetulan cucunya juga bersekolah di MTSN 6 Ponorogo.

Setelah kejadian, Pihak sekolah langsung mengirim armada untuk menolong, sementara korban ML meninggal di lokasi. **