Helo Indonesia

Harapan Penyandang Disabilitas untuk Ganjar, Jadi Presiden dan Perluas Akses Pekerjaan

Kamis, 28 September 2023 16:08
    Bagikan  
Harapan Penyandang Disabilitas untuk Ganjar, Jadi Presiden dan Perluas Akses Pekerjaan

Ganjar Pranowo saat mengunjungi Pospera Jakarta, tempat penyandang disabilitas tuna rungu

JAKARTA, HELOINDONESIA.COM - Penyandang disabilitas perempuan, Novita Fitri (35) menyambut hangat Ganjar Pranowo saat bakal capres 2024 itu mengunjungi Badan Unit Usaha Mandiri (Bumi) Pospera Jakarta, Kamis 28 September 2023. Kehadiran Ganjar untuk mencucikan mobilnya di tempat usaha tersebut.

Dengan semangat, Novita menunjukkan ke Ganjar bahwad ia dan puluhan penyandang disabilitas yang bekerja di tempat itu bisa hidup mandiri dan bekerja laiknya orang normal pada umumnya.

Baca juga: Meskipun Ada Kejanggalan, Keluarga Brigpol Setyo Herlambang Tunggu Hasil Penyidikan

"Siapa bilang disabilitas tidak bisa. Kami pasti bisa dan kami mampu!" tandasnya.

Tiba di Bumi Pospera sekira pukul 11.00 WIB, Ganjar langsung disambut puluhan penyandang disabilitas dengan suka cita. Mereka berebut menyalami Ganjar dan meminta foto bersama.

Ganjar kemudian diajak Novita berkeliling melihat kegiatan puluhan penyandang disabilitas tunarungu yang bekerja di tempat itu. Mereka bekerja di berbagai unit usaha, misalnya cuci mobil, bengkel mobil, salon mobil hingga kedai kopi.

"Mereka itu semuanya teman-teman disabilitas tunarungu pak. Meski mereka difabel, tapi mereka bisa bekerja dengan baik dan terampil. Sama dengan orang normal lainnya," jelas Novita menggunakan bahasa isyarat dan kata yang terbata-bata.

Ganjar tersenyum bangga sambil mengacungkan dua jempolnya pada para penyandang disabilitas yang bekerja dengan penuh semangat itu. Ia pun meminta sopirnya agar mobil pribadinya dicuci dan mencicipi kopi buatan barista di kafe yang ada di sana.

Baca juga: Ciptakan Aplikasi Villex 5.0, Tim PkM USM Lolos Hibah Dikti

"Wah kebetulan ini, tolong mobil saya dicucikan ya. Berapa kalau cuci mobil di sini," tanya Ganjar.

Dengan bahasa isyarat, mereka menjawab bahwa biaya cuci mobil di sana Rp35.000. Dengan semangat para penyandang disabilitas itu mencuci mobil Ganjar. Ganjar melihat dengan senyum bangga, karena mereka bekerja dengan sangat baik dan rapi.
"Kamu keren, makasih ya," ucap Ganjar sambil mengacungkan dua jempolnya.

Setelah itu, Ganjar berkeliling melihat sejumlah unit usaha yang ada di tempat itu. Cukup lama Ganjar berkeliling menyapa para penyandang disabilitas yang sedang bekerja. Setelah itu, Ganjar ngopi bersama dan mendengarkan curhatan para penyandang disabilitas yang berisi doa dan harapan padanya.

Mendapat Perhatian

Banyak isu yang dibahas dalam obrolan tersebut. Di antaranya, harapan para penyandang disabilitas mendapatkan perhatian dari pemerintah terkait pekerjaan, akses pendidikan, pelatihan dan lainnya. Mereka juga mendoakan Ganjar agar menjadi pemimpin masa depan yang peduli pada kelompok disabilitas.

Baca juga: Kawasan Crowded, Jalan Veteran Dilebarkan dengan Diikuti Penertiban Parkir

"Banyak di antara kami yang menganggur karena sulit mendapatkan pekerjaan. Banyak perusahaan yang tidak mau menerima peyandang disabilitas untuk bekerja," kata Reza Fahmi (40), penyandang disabilitas lainnya pada Ganjar.

Padahal lanjut dia, para penyandang disabilitas tidak beda dengan masyarakat lain. Mereka juga bisa bekerja dengan baik seperti lainnya, meski memiliki keterbatasan.

"Kami mengenal pak Ganjar sejak lama dan kami tahu pak Ganjar sangat peduli pada kelompok disabilitas. Kami berharap Pak Ganjar bisa jadi presiden dan bisa memperluas akses disabilitas agar bisa mandiri," pungkasnya.

Dalam kesempatan itu, Ganjar mengapresiasi kelompok disabilitas yang tergabung dalam Bumi Pospera yang semangat untuk hidup mandiri. Mereka bekerja dengan giat dan membuktikan bahwa mereka setara.

"Tentu saya mengapresiasi semangat teman-teman yang mau mandiri dan bekerja. Tentu mereka butuh pendampingan, maka negara harus hadir dalam hal ini," jelasnya.

Selain pendampingan, akses pendidikan lanjut Ganjar juga harus diperhatikan. Sudah saatnya, semua sekolah di Indonesia menjadi sekolah inklusi agar bisa menampung kelompok disabilitas mengenyam pendidikan. (Aji)