Helo Indonesia

Pelajar SMP Tewas Ditusuk Hingga Tewas Oleh Pelajar Lain

Aris Mohpian Pumuka - Nasional -> Hukum & Kriminal
Sabtu, 15 Juni 2024 22:31
    Bagikan  
Tawuran
Ist

Tawuran - Anak SMP. tewas dalam tawuran antar-remaja di Depok

DEPOK, HELOINDONESIA.COM - Kepolisian Resor (Polres) Depok menangkap tiga pelaku, yang menewaskan korban MIM, usia 13 tahun, siswa SMP dalam tawuran antar-pelajar. 

“Kami telah mengamankan tiga pelaku utama yang terlibat dalam insiden tawuran yang menewaskan seorang siswa SMP,” ujar Kapolres Depok Arya Perdana kepada wartawan, pada Sabtu (15/6/2024).

Dia katakan, ketiga pelaku yang ditangkap pada Jumat malam, berinisial M, D, dan F.  Yang masih berstatus pelajar SMP adalah M. Sementara D dan F remaja putus sekolah.

"Barang bukti yang diamankan ada pisau, kampak, itu menjadi alat bagi si pelaku untuk melakukan penganiayaan yang berujung korban meninggal dunia", kata Arya.

Baca juga: PSBS Biak Gelar Latihan Perdana Diikuti 14 Pemain, Berikut Update Pemain Sudah Tercatat Tujuh Pemain Asing

Lisa Bela, usia 33 tahun, ibu angkat MIM, siswa SMP di Depok yang tewas usai tawuran di Gerbang Tol Desari di Jalan Raya Sawangan, Kamis malam, 13 Juni 2024, meminta jam malam bagi kaum muda. Ia menyatakan, MIM belum pernah mengikuti pertarungan seperti itu sebelumnya.

“Menurut saya, pergaulan anak muda harus lebih diperketat, jam malam terus berlaku bagi anak muda yang nongkrong,” kata Lisa saat ditemui di kediamannya di Kampung Kekupu, Jalan Caringin, Kelurahan Rangkapanjaya, Kecamatan Pancoran Mas, Depok.

Di hari kejadian, kata Lisa, MIM beraktivitas seperti biasa. Sepulang sekolah, ia sempat bermain game di rumah. MIM baru berangkat sekitar pukul 15.00 WIB setelah dihubungi temannya.

“Setelah ditelepon, saya langsung keluar, entahlah (percakapannya) saya hanya dengar dia dipanggil dan dijawab ‘Ayok’ seperti itu. Mungkin temannya yang mengajak, kami tidak tahu. Saya bertanya ' kemana kamu pergi?' dia cuma bilang 'mau main' itu saja," kata Lisa.

Baca juga: Benarkah Luluran Dapat Berkontribusi dalam Menghilangkan Stres?

Lisa pun mengaku belum pernah mendengar anaknya terlibat perkelahian. "Tidak pernah (tawuran), mungkin karena diajak, namanya anak yang masih polos," tutur Lisa.

MIM, menurut Lisa, dikenal sebagai anak yang pendiam dan tidak banyak berperilaku aneh. Hal tersebut juga diakui oleh tetangga rumah siswa kelas 7 SMP tersebut .

"Biasanya kalau sudah pulang sekolah, dia  main sebentar. Di luar sepi sepi saja, banyak ibu-ibu di luar (bilang) anaknya pendiam," jelas Lisa.

Meski hanya anak angkat, Lisa mengaku kehilangan MIM, karena ia telah mengasuh korban sejak masih bayi karena kedua orang tuanya meninggal. "Dia yatim piatu dari umur 4-5 bulan yang aku asuh karena kedua orang tuanya meninggal," kata Lisa pelan.

Baca juga: RMD Saksikan Donor Darah Relawan Rumah Gibran di Pasir Gintung

Kapolres Arya mengungkap fenomena tawuran pelajar, karena anak seusianya sedang mencari jati diri. Lalu kalau perhatiannya kurang, akhirnya mereka mencari perhatian dengan cara-cara yang berbahaya.

Menurut Arya, pencarian jati diri hendaknya disalurkan melalui cara-cara yang positif. "Ini yang kemudian menjadi fenomena di kalangan anak-anak jaman sekarang dengan membuat konten, lalu janjian di suatu tempat di mana orang-orang ingin menunjukkan jati dirinya yang sebenarnya. Kayaknya aku baik kalau bisa bertarung. Nah itu yang mereka suka," kata Arya.

Ia pun mengimbau kepada para orang tua dan Pemerintah Kota Depok untuk memberikan perhatian serius terhadap permasalahan tawuran ini.

Menurutnya, harus diantisipasi sejak awal. “Maka cegahlah, dengan cara memberi kegiatan-kegiatan positif. Agar, nantinya, anak-anak dapat melakukan kegiatan yang positif. Mencegah mereka  mencari perhatian dengan melakukan hal-hal negatif,” ujarnya.