Helo Indonesia

Menjelang 1 Muharam di Ponorogo Selalu Ditandai Dengan Upacara Perpindahan Kota Wetan ke Kota Tengah

Selasa, 18 Juli 2023 21:39
    Bagikan  
PINDAH
humas pemprov jatim

PINDAH - Perayaan menjelang 1 Muharram di Kota Ponorogo selalu ditandai dengan upacara perpindahan Kota Wetan ke Kota Tengah, yang merupakan bagian dari acara Grebeg Suro 2023.

HELOINDONESIA.COM - Menjelang tahun baru Islam atau 1 Muharram banyak ditandai berbagai tradisi, khususnya bagi masyarakat Jawa yang juga menandai berbagai tradisi menjelang 1 Suro (Sura) dalam penanggalan Jawa.

Seperti halnya di Ponorogo, dalam perayaan Suro yang jatuh menjelang 1 Muharram, selalu ditandai dengan menggelar berbagai tradisi leluhurnya.

Pemkab Ponorogo mengadakan berbagai acara yang disebut dengan Grebeg Suro, dan puncaknya digelar upacara serah terima tiga pusaka Ponorogo sebelum dilakukan dikirab dari area makam Batoro Katong menuju Pendopo Kabupaten, menjadi momen yang menarik.

Baca juga: Rumah Bunga Cafe, Tempat Nongkrong Dengan Sensasi di Atas Sungai dan Tebing Jalan

Dalam kegiatan itu, Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, memerankan KRMA Mertonegoro selama prosesi pemberangkatan sejumlah pusaka seperti Tombak Kyai Tunggul Naga, Angkin Cinde Puspita, dan Payung Kyai Songsong Tunggul Wulung.

KRMA Mertonegoro adalah sebutan bupati pertama Kota Tengah yang menjabat selama 17 tahun dari tahun 1837 hingga tahun 1854 Masehi.

Sebelum acara kirap digelar upacara lung tinampen (serah terima pusaka) di area makam Batoro Katong, yang dulu sebagai ibukota Ponorogo lama berlangsung dengan bahasa Jawa Krama khas Ponorogo.

Peserta upacara juga mengenakan busana kebesaran Ponoragan, tanpa kecuali, para pejabat yang akan ikut kirab naik kereta kuda juga mengenakan pakaian itu.

Baca juga: Menikmati Keindahan Alam Jalan Lintas Selatan Tulungagung-Trenggalek

Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Ponorogo, Judha Slamet Sarwo Edi, Selasa (18/7/2023), upacara serah terima pusaka itu sedapat mungkin menggambarkan saat perpindahan pusat pemerintahan dari Kota Wetan ke Kota Tengah pada 186 tahun silam.

Ada peran Patih Sasrakusuma yang memimpin bregada (regu pasukan) terdiri dari kades dan sekdes se-Kecamatan Jenangan yang ikut mengawal boyongan.

Menilik sejarah, Mertonegoro memegang peran sentral dalam perpindahan pusat pemerintahan ke Kota Tengah.

Baca juga: Kisah Anies Merenovasi Ndalem Guron, Rumah Berguru HOS Tjokroaminoto di Tegalsari Ponorogo

Dia mempertimbangkan faktor geografis karena wilayah Kelurahan Mangkujayan berada di jalur perdagangan antar wilayah dengan Kadipaten Pacitan, Kadipaten Wonogiri, Kadipaten Madiun, Magetan, dan Kadipaten Trenggalek.

Kemudian Mertonegoro membuat jalan lingkar kota dengan menanam perindang pohon asem. Di setiap perempatan juga dibangun gardu pengamanan yang disebut gerdon.

Selain itu, dia memprakarsai pembangunan sejumlah pasar, masjid, rumah dinas bupati, paseban, penjara, hingga rumah sakit. **