Helo Indonesia

Israel Mengenakan Pajak Gereja, Para Pemimpin Kristen Palestina Protes

Aris Mohpian Pumuka - Internasional -> Timur Tengah
Minggu, 30 Juni 2024 14:09
    Bagikan  
Pajak Gereja
ist

Pajak Gereja - Para pemimpin gereja Kristen, protes atas kebijakan Israel yang memungut pajak atas properti gereja.

YERUSALEM, HELOINDONESIA.COM - Pemimpin gereja-gereja Kristen di Israel, menuduh pemerintah lokal di empat kota berupaya mengusir umat Nasrani dari Tanah Suci dengan cara mengenakan pajak terhadap properti gereja.

"Kami yakin ini serangan terkoordinasi terhadap kehadiran umat Kristen di Tanah Suci," tulis para pemimpin denominasi Katolik, Ortodoks Yunani, dan Ortodoks Armenia, dalam surat protes ke PM Benjamin Netanyahu dan dikutip situs greekreporter.com.

Pemerintah kota yang mengenakan pajak terhadap properti gereja adalah Tel Aviv, Ramallah, Nazareth, dan Yerusalem. Keempatnya mengirim surat peringatan kepada pemimpin gereja untuk membayar pajak atau menghadapi tindakan hukum.

Menurut para pemimpin umat Kristen, ada tradisi lama untuk tidak mengenakan pajak properti gereja. Properti komersial yang dikelola gereja juga tidak terkena pajak, karena seluruh penghasilan digunakan untuk memberi manfaat bagi negara; mendanai sekolah, membangun rumah sakit, panti jompo, dan merawat penyandang cacat.

Baca juga: Dirjen Hubdat Tinjau Sarana dan Prasarana Pelabuhan Penyeberangan di Danau Toba

Pejabat Israel merespon keluhan umat Kristen dengan mengatakan ini masalah keuangan biasa. Pemerintah kota mengenakan pajak atas properti komersial yang dikelola gereja, bukan properti keagamaan.

Protes Menutup Pariwisata

Selama setahun terakhir pemerintah kota Tel Aviv, Ramallah, Nazareth, dan Yerusalem, mengirim surat peringatan kepada gereja.

Pemerintah kota Yerusalem mengatakan, gereja-gereja lokal gagal mengajukan dokumen yang diperlukan untuk pembebasan pajak selama beberapa tahun, dan telah melakukan dialog berkelanjutan dengan beberapa gereja mengenai sengketa pajak.

Pekan lalu (27/6/2024), pemimpin gereja-gereja di Yerusalem mengeluarkan pernyataan bersama, menyampaikan keprihatinan atas keputusan kota Yerusalem untuk mengambil tindakan hukum.

Baca juga: Geger Geng Remaja Surabaya Hendak Tawuran Membawa Senjata Tajam Sepanjang Satu Meter

"Kami menyatakan tindakan mengancam seperti itu meremehkan karakter suci Yerusalem, dan membahayakan kemampuan gereja melakukan pelayanan di negeri ini atas nama komunitasnya," demikian pernyataan itu.

Namun, ini bukan perkembangan baru. Tahun 2018, setelah pemerintah kota Yerusalem mengumumkan rencana memungut pajak properti 650 juta shekel, atau 174,5 juta dolar AS, dari gereja yang tak digunakan untuk beribadah, muncul perlawanan.

Pemimpin tiga denominasi yang berbagi Gereja Makam Suci memutuskan menutup gereja selama periode puncak pariwisata dan lalu-linta peziarah Kristen, untuk memperlihatkan dampak ekonomi tindakan pemerintah kota.

Setelah keputusan itu, PM Benjamin Netanyahu melakukan intervensi dengan menghentikan upaya pengumpulan pajak properti, dan membentuk komisi untuk menyelesaikan masalah itu.

Baca juga: Bank bjb Bagi-bagi Konser Sheila On 7 Tunggu Aku di, Siapa Mau?

Pemerintah Israel berusaha mencegah hubungan dengan komunitas Kristen internasional. Umat Kristen lokal mewakili dua persen populasi Israel. Banyak dari mereka adalah orang Arab pemeluk Katolik dan Ortodoks Yunani. Lainnya adalah orang Armenia yang lari dari genosida Kekaisaran Ottoman. (sumber: greekreporter.com)