Helo Indonesia

Inovasi Nikuba Dilirik Lamborghini dan Ducati, DPR Minta BRIN Memverifikasi, Jangan Pandang Sebelah Mata

Winoto Anung - Teknologi -> Otomotif
Jumat, 7 Juli 2023 12:07
    Bagikan  
Mulyanto
Laman DPR

Mulyanto - Mulyanto, Anggota Komisi VII DPR. (Foto: Dok/Man)

HELOINDONESIA.COM - Setelah inovasi Nikuba dari pakar Aryanto Misel mendapat perhatian dari pabrikan otomotif Ferrari, Lamborghini dan Ducati Italia, kini DPR minta BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) memfasilitasi uji kinerja nikuba tersebut.

Inovasi Nikuba karya Aryanto Misel tersebut adalah alat pengubah air menjadi bahan bakar kendaraan. Nama Nikuba sendiri merupakan akronim dari Niku Banyu, artinya itu air.

Menurut anggota Komisi VII DPR Mulyanto, BRIN perlu turun tangan memverifikasi sekaligus memvalidasi inovasi Nikuba yang katanya dilirik petinggi otomotif di Italia seperti Lamborghini dan Ducati.

Bukan hanya itu, bahkan BRIN juga harusnya mendorong munculnya inovasi anak bangsa lainnya melalui berbagai program. Sehingga jiwa kreativitas masyarakat khususnya anak muda tetap tumbuh.

Baca juga: Gerindra Klaim PAN dan Parpol Lain akan Dukung Prabowo Bulan Juli ini

“Terlebih lagi di era disrupsi seperti sekarang ini. Dan BRIN punya peran untuk itu,” tegas Mulyanto, anggota Komisi VII DPR dari Fraksi PKS itu, Kamis 6 Juli.

Mulyanto meminta BRIN memfasilitasi dan melakukan uji kinerja (peformance test) atas karya Aryanto Misel yang berhasil menciptakan inovasi berupa alat pengubah air menjadi bahan bakar kendaraan yang diberi nama Nikuba itu.

 "Kalau memang terbukti, proof of concept, maka akan baik sekali kalau pemerintah terus memfasilitasi temuan ini, sehingga benar-benar dapat dikomersialisasi dalam skala industry,” ungkapnya.

Dia minga BRIN untuk memverifikasi dan memfasilitasi, serta memvalidasi inovasi Nikuba karya Aryanto Misel yang kini dilirik Lamborghini dan Ducati, jangan belum apa-apa dipandang sebelah mata.

Baca juga: Jokowi Cenderung Mendukung Ganjar, Mesra ke Prabowo Hanya Drama Politik

“Jangan belum apa-apa sudah dipandang sebelah mata oleh BRIN. Jangan sampai terkesan inovasi anak bangsa tidak dihargai di negeri sendiri. Padahal negara lain malah menghargainya," tandas Mulyanto.

Namun, Mulyanto berharap berbagai temuan ilmiah termasuk inovasi rakyat tersebut tidak boleh dipolitisasi agar penilaian publik tidak bias. Jangan seperti kasus politisasi inovasi “Blue Energi” dan Esemka. Keduanya merupakan pelajaran berharga yang tidak boleh diulangi.

"Sepengetahuan saya BPPT dulu memiliki kemampuan untuk melakukan uji kinerja disertai dengan perhitungan keseimbangan energi. Jadi kalau BRIN nya aktif dan inovatornya juga terbuka, semestinya soal-soal seperti ini bisa diselesaikan dengan baik," tandas Mulyanto sambil menjelaskan, BPPT sekarang sudah melebur ke dalam BRIN. (*)

(Winoto Anung)