Helo Indonesia

MBJR Bersama KRI Dewaruci Singgah di Kota Melaka, Perkuat Konektivitas Kultural Indonesia-Malaysia

M Ridwan - Nasional
Senin, 1 Juli 2024 14:05
    Bagikan  
Muhibah Budaya Jalur Rempah (MBJR),
Ist

Muhibah Budaya Jalur Rempah (MBJR), - Pelayaran MBJR melintasi Surabaya, Makassar, Baubau dan Buton, Ternate dan Tidore, Banda Naira, Kupang, dan kembali ke Surabaya. Sementara itu, pada 2023, pelayaran menyusuri titik Jalur Rempah di Surabaya dan Kepulauan Selayar.

HELOINDONESIA.COM - Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggelar misi pelayaran bertajuk “Muhibah Budaya Jalur Rempah (MBJR) 2024” menggunakan Kapal Republik Indonesia (KRI) Dewaruci. Misi budaya ini mengusung tema utama “Jalur Rempah dan Konektivitas Kebudayaan Melayu”. Kegiatan ini bekerja sama dengan TNI Angkatan Laut RI, dan singgah di Kota Melaka, Malaysia, pada 30 Juni-3 Juli 2024.

Dalam rute pelayaran MBJR 2024, KRI Dewaruci singgah di sejumlah kota di Indonesia dan Malaysia. KRI Dewaruci bertolak dari pelabuhan Komando Lintas Laut Militer Tanjung Priok, Jakarta, pada 7 Juni 2024 hingga nanti kembali ke Jakarta pada 17 Juli 2024. Pelayaran ini akan melewati titik-titik yang memiliki narasi sejarah dan budaya Jalur Rempah yang kuat.

Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid, mengatakan bahwa Muhibah Budaya Jalur Rempah (MBJR) menjadi media untuk menghubungkan kembali kebudayaan di sepanjang jalur rempah, termasuk Malaysia. Hilmar menambahkan, Melaka menjadi titik pertama MBJR bertandang ke luar negeri dan bertujuan untuk menelusuri kembali jejak-jejak peradaban warisan budaya yang dimiliki bersama (shared heritages).

Baca juga: Gelar Our Performance Day, Sekolah Dasar Stella Maris Kembangkan Bakat Siswa Berkualitas

“Muhibah Budaya Jalur Rempah tidak berhenti pada tahun ini, kita berharap bisa berlanjut mendalami berbagai aspek budaya yang kita miliki. mudah-mudahan di suatu waktu nominasi dari jalur rempah ini ke UNESCO nantinya,” ujar Hilmar, pada Minggu (30/6).

MBJR tahun ini diikuti oleh 50 peserta dalam setiap rute pelayaran. Sebanyak 25 dari para peserta yang dikenal sebagai Laskar Rempah itu terpilih lewat seleksi terbuka dari Kemendikbudristek. Selain itu, ada pula peserta undangan dengan berbagai latar belakang, mulai dari wartawan, penulis, peneliti, influencer, pakar, dan pelaku budaya. Dalam pelayaran ini, KRI Dewaruci diawaki 87 personel TNI Angkatan Laut.

Duta Besar Republik Indonesia untuk Malaysia, Dato’ Indera Hermono, menyampaikan dipilihnya Melaka sebagai titik labuh pertama di luar negeri adalah pilihan yang tepat dan juga menandakan hubungan Indonesia dengan Malaysia. Kegiatan ini tidak hanya sebagai event saja, tetapi menjadi langkah awal untuk mempromosikan budaya kedua negara.

Baca juga: Ji Chang Wook Resmi Ditunjuk Menjadi Brand Ambassador Eksklusif SOME BY MI Indonesia!

“Saya berharap ini menjadi langkah pertama untuk langkah berikutnya sehingga dapat menjadi acara tahunan yang lebih meriah lagi dan dapat menjadi ikon kerja sama kebudayaan dan pariwisata antara Indonesia dan Malaysia,” ujar Hermono.

MBJR 2024 menyusuri tujuh titik Jalur Rempah. Dimulai di Jakarta, lalu ke Belitung Timur, Dumai, Sabang, Melaka di Malaysia, Tanjung Uban, Lampung, dan berakhir di Jakarta. Peserta berjumlah 150 orang dibagi dalam 3 batch pelayaran dengan tiga titik pergantian peserta, yaitu Jakarta, Dumai, dan Tanjung Uban.

Pada 30 Juni - 3 Juli, KRI Dewaruci yang membawa misi MBJR merapat dan singgah di Kota Melaka, Malaysia. Berbagai aktifitas dilaksanakan termasuk seminar yang menghadirkan berbagai pakar budaya rempah dari Indonesia dan Malaysia. Selain itu, selama bersandar di Pelabuhan Tanjung Bruas, Melaka, KRI Dewaruci dibuka untuk kunjungan masyarakat lokal.

Baca juga: Menparekraf Ajak Wisatawan Nikmati Keindahan Alam Desa Wisata Balleangin di Makassar

MBJR ini telah dilaksanakan sejak 2020 sebagai upaya diplomasi budaya Indonesia dan memanfaatkan kebudayaan Indonesia untuk memengaruhi peradaban dunia. Pada 2022, pelayaran MBJR melintasi Surabaya, Makassar, Baubau dan Buton, Ternate dan Tidore, Banda Naira, Kupang, dan kembali ke Surabaya. Sementara itu, pada 2023, pelayaran menyusuri titik Jalur Rempah di Surabaya dan Kepulauan Selayar.

Konektivitas Jalur Rempah antar wilayah, dalam tataran global menghasilkan sebuah warisan budaya bersama antar bangsa yang menjadi modal kuat mempererat hubungan antarbangsa.