Helo Indonesia

Jemaah Haji Tertua Berusia 110 Tahun Dari Ponorogo Hardjo Mislan Mendapat Sambutan Warga Madinah

Edo - Nasional
Minggu, 19 Mei 2024 13:45
    Bagikan  
WARGA MADINAH
istimewa

WARGA MADINAH - Calon jemaah haji tertua asal Indonesia berusia 110 tahun, Hardjo Mislan saat diajak berfoto bersama petugas bandara di Madinah, Arab Saudi.

HELOINDONESIA.COM - Kedantangan calon jemaah haji terua asal Desa Bedingin, Kecamatan Sambit, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Harjo Mislan berusia 110 tahun mendapat sambuat antusias warga Madinah.

Hardjo Mislan yang genap berusia 110 tahun itu tiba di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah sekitar pukul 15:20 Waktu Arab Saudi, Kamis (16/5/2024).

Ketika turun dari pesawat Hadjo Mislan nampak menggunakan kursi roda, tiba di dampingu putranya Sirmad (66).

Saat tiba di bandara internasional setempat Hadjo tergabung dalam kloter 19 Surabaya (SUB) terlihat sehat dan langsung mendapat sambutan petugas di Madinah.

Baca juga: Nah Lo! Pemberi Iuran Petasan-Balon Meledak di Muneng Ponorogo Juga Jadi Tersangka

Beberapa petugas di Bandara dari para pekerja asal Madinah terlihat berebut untuk minta foto bersama dengan calon jemaah haji tertua dari Indonesia itu.

Namun Hardjo terlihat masih semangat dengan ajakan foto para petugas bandara yang ada di sana sambil mengangkat jempol tangannya.

Hardjo Mislan sendiri mengungkapkan kegembiraannya setelah kambali pergi ke tanah suci, setelah sebelumnya telah pergi berumrah pada tahun 2017 lalu.

Ketika tiba di bandara Harjo Mislan sebenarnya bisa berjalan sendiri dengan tegab, sang anak mengkhawatirkan jika kecapekan segera mencarikan kursi roda agar bisa lebih cepat dan praktis dalam perjalanan menuju penginapan.

Baca juga: Korban Meninggal Petasan Balon di Muneng Ponorogo Diketahui Wisudawan Fafidz Quran SMP 1 Balong

"Umur 110 tahun, Alkhamdulillah sehat, kaki tidak sakit perut juga tidak sakit," kata Hardjo Mislan seperti dilansir suaraaisyah.id, Sabtu (18/5/2024).

Perjalanan yang dialami Hardjo Mislan dari Surabaya hingga Madinah merupakan perjalanan yang berat, namun kodisi Hardjo Mislan terlihat masih sehat.

Hardjo Mislan saat berbincang dengan petugas di bandara mengaku saat muda merupakan pejuang 45 dan pernag ikut berperang melawan penjajah.

Menurut Hardjo ketika ikut berperang senjatanya pentungan, dan dirinya juga terdaftar sebagai pejuang veteran, teman-teman Hardjo sudah tidak ada lagi yang hidup kecuali dirinya.

Baca juga: Geger Mercon Meledak Lagi di Ponorogo, Kini Tujuh Warga Harus Berurusan Dengan Polisi

Di sisi lain Hardjo Mislan juga merupakan mantan perangkat desa, selain dia juga sebagai petani di desa, yang masih aktif dia lakukan pergi ke sawah.

Pria yang mengaku ikut berperang sebagai veteran dari kalangan sipil ini lahir di Ponorogo tahun 1913 dan mendaftar haji sejak 2019.

Dengan demikian Hardjo Mislan membutuhkan waktu sekitar 5 tahun untuk menunggu naik haji pada saat usianya sudah berada di angka 110 tahun.

Ketika melakukan haji di tanah suci, Hardjo Mislan tidak sendirian namun diikuti oleh keluarganya yakni anak dan menantu yang turut serta dalam beribadah haji.

Baca juga: Waduh! Polres Ponorogo Usut Kasus Ledakan Mercon Balon Udara di Desa Muneng Balong, yang Menyebabkan 4 Warga Luka

"Alkhamdulillah sudah sampai di Arab saya merasa senang, istri saya sudah meninggal lama, ini yang mendaftarkan anak sesuai keinginan saya," kata Harjo Mislan.

Hardjo mengatakan jika dirinya pertama kali melihat Ka'bah saat melaksanakan umrah pada tahun 2017 dan mengaku hatinya bergetar, kemudian tahun 2019 mendaftar haji.

"Hati saya bergetar saat melihat Ka'bah saat umrah tahun lalu, untuk itu saya ingin kembali berhaji," katanya kepada wartawan sebelum keberangkatannya ke Tanah Suci.

Baca juga: Kapokmu Kapan! Korban Ledakan Balon Udara di Muneng Ponorogo Luka Bakar di Sekitar Alat Vital

Sejak saat itu pula pria yang dikenal dengan sebutan Mbah Hadjo itu kemudian bertekat untuk kembali mendaftar haji dan akhirnya mendaftar bersama anak dan menantunya.

Untuk mempersiapkan perjalanan ibadah haji menurut putranya Sirmad, Mbah Hardjo jauh-jauh sebelumnya sudah mempersiapkan diri dengan berolahraga ringan dengan istiqomah.

Menurut Sirmad sehari-hari Mbah Hardjo mempunya aktivitas ke sawah dan memiliki hobi olahraga dan bersilaturahmi dengan tetangga di sekitarnya.

Baca juga: Sabtu Kelabu, Di Ngawi Pacar Polisi Tewas Kecelakaan, di Ponorogo Wakil Rektor Tewas Ditabrak Mobil

Tak hanya itu sisi ibadah pun juga rajin dikerjakan seperti melakukan sholat sunah seperti sholat malam hingga puasa Senin-Kamis.

Sementara Sirmad sendiri ingin sekali mengantarkan ayahnya untuk berhaji ke tanah suci sebagai bukti baktinya kepada sang ayah yang kini sudah memiliki 15 cucu.

Sirmad sendiri mengaku terharu bisa berhaji dengan ayahnya yang meskipun kondisinya sudah sangat sepuh dan masih memiliki semangat yang kuat dalam beribadah.**