Helo Indonesia

Bakal Ada yang Mendegradasi Upaya Konstitusi, Anies Berharap Pertolongan Allah SWT

M. Haikal - Nasional -> Politik
Kamis, 21 Maret 2024 01:53
    Bagikan  
Anies Baswedan,
Foto: tangkapan layar

Anies Baswedan, - Capres RI Nomor Urut 01.

HELOINDONESIA.COM - Capres nomor urut 1, Anies Rasyid Baswedan akan menjawab hasil Pilpres yang diresmikan diumumkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Rabu (20/3/2024).

Anies mengingatkan KPU bahwa kepemimpinan yang lahir dari proses yang ternodai, dengan penyimpangan dengan kecurangan, akan menghasilkan rezim yang outputnya adalah kebijakan-kebijakan yang penuh dengan ketidakadilan.

"Dan ini yang tidak ingin kita temui di Indonesia. Kita tidak ingin ini terjadi dalam prinsip negara demokrasi modern ketika melihat ketidaknormalan, ketika melihat penyimpangan demokrasi," sebut Anies. 

Karena itu, jelas Anies, maka langkah yang dilakukan bukanlah marah-marah lalu melakukan agitasi kepada publik.

Baca juga: Hasil Pilpres 2024 Tak Normal, Demokrasi Gak Berintegritas, Timnas Amin Siap Berjuang di MK

"Tapi langkah yang dilakukan adalah mengumpulkan semua sinyalemen, semua bukti-bukti untuk kemudian nanti dibawa ke depan hakim, ke depan Mahkamah Konstitusi," ungkapnya.

Meski demikian, Anies mengatakan bahwa pihaknya tidak akan gegabah walaupun merasakan sejak masa kampanye, sampai pemilihan terlalu banyak ketidaknormalan, penyimpangan yang dialami.

"Tapi kami memilih untuk mengumpulkan itu semua secara hati-hati melakukan validasi memastikan akurat. Kenapa? karena kita ingin negeri ini, negara tercinta kita ini terus maju, makin matang dalam berdemokrasi, makin matang dalam bernegara dan ini kita kerjakan dengan keseriusan," paparnya.

Anies menegaskan bahwa proses demokrasi yang terjadi ini membuat kita mundur mendekati masa pra reformasi.

Baca juga: Kerjasama dengan BULOG dan RASA, Polres Tangsel Gelar “Bazar Sembako Murah Ramadhan”

"Karena itulah kita menjaga semua proses ini secara baik, secara tertib, walaupun itu semua kita lakukan akan ada saja yang berusaha merendahkan usaha konstitusional ini," paparnya.

Anies memprediksi bahwa apa yang akan dilakukan dirinya dan timnya bakal ada yang akan mendegradasi usaha konstitusi ini.

"Seakan ini adalah sikap penyangkalan dan tidak mau menerima kekalahan. izinkan kami tegaskan di sini kami tidak ingin membiarkan penyimpangan demokrasi itu berlalu," urainya dikutip dari video yang beredar di banyak platform media sosial.

Langkah tersebut, menurut Anies, karena tidak ingin ini menjadi preseden yang buruk bagi generasi-generasi yang akan datang.

Baca juga: Bersama Kemensos, BNPB dan DPR RI, Pilar Serahkan Bantuan Sosial untuk Masyarakat

"Biarlah cukup berhenti sampai di sini. Jangan ada pembiaran. Bila penyimpangan pelanggaran dibiarkan akan menjadi kebiasaan. Bila kebiasaan dibiarkan dia menjadi budaya, kita tidak ingin budaya demokrasi kita penuh dengan ketidaknormalan," paparnya.

Lanjut Anies, langkah hukum ke MA itu untuk mengembalikan demokrasi menjadi demokrasi yang penuh dengan kewarasan, demokrasi yang mengedepankan adab.

"Ini yang harus kita kerjakan. Karena Itulah kenapa kita memilih jalur ini (MK), karena kita ingin agar pengalaman ini nantinya tidak menular. Tidak menular ke mana kepemilihan-pemilihan berikutnya. Baik Pilpres nanti, akan ada ratusan Pilkada akan ada pileg tingkat satu tingkat dua yang tidak boleh mengalami dalam situasi yang tidak normal," terangnya.

Anies mengatakan bahwa banyak pihak yang menyampaikan bahwa kemungkinan kecil untuk bisa mendapatkan keadilan.

"Lembaga-lembaga negara yang terkait penyelenggaraan pemilu, terkait penyelenggaraan sengketa, telah terkooptasi oleh oknum-oknum yang sudah terbukti melanggar etik. Bahkan ada yang ketuanya sudah melanggar kode etik berkali-kali sudah diberikan sanksi berkali-kali tapi tetap saja dibiarkan menjalankan perannya," ungkap Anies.

Baca juga: Cobain Yuk Sambel Tempong Khas Banyuwangi di Resto ini, Bakal Disambut Pelayan Berseragam PNS, Lho Kok Bisa?

Padahal, lanjutnya, perannya itu memiliki dampak pada kehidupan seluruh bangsa Indonesia dan perjalanan ke depan negara kita.

"Kami berharap Pertolongan Allah Subhanahu Wa Ta'ala, pertolongan Tuhan yang maha kuasa. Semoga Allah bukakan, Allah teguhkan hati para hakim konstitusi itu untuk mereka bisa impartial agar mereka memiliki keberanian mengambil keputusan yang adil, keputusan yang benar, keputusan yang nantinya akan mereka pertanggungjawabkan di hadapan Tuhan yang maha kuasa," tandasnya.