Helo Indonesia

BRIN dan Efeo Lakukan Ekskavasi Kali Ketiga Situs Candi Bototumpang

Jumat, 20 Oktober 2023 20:57
    Bagikan  
BRIN dan Efeo Lakukan Ekskavasi Kali Ketiga Situs Candi Bototumpang

Proses penggalian situs Candi Bototumpang sebelah utara. Tim Brin dan Efeo serta budayawan di Kendal foto bersama . Foto-foto: Anik

KENDAL, HELOINDONESIA.COM - Tim Peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Ecole francaise d’Extreme-Orient (Efeo) kembali melakukan penelitian di area situs Candi Bototumpang yang berada di Desa Karangsari, Kecamatan Rowosari, Kendal.

Para peneliti yang diketuai oleh, Agustijanto Indrajaja dan Dr Veronique Degroot, kembali melakukan ekskavasi di sisi utara Candi Bototumpang. Ekskavasi pertama dilakukan pada tahun 2019 silam, namun sempat terhenti karena pandemi Covid-19. Kemudian dilanjutkan pada tahun 2021 dan dilakukan di sisi timur.

Baca juga: Mahfud MD Ingatkan Bawahannya : Netral dan tidak Ikut-ikutan Urusan Politik

Agustijanto Indrajaja mengatakan, pada ekskavasi ketiga ini, penggalian dilakukan di sisi sebelah utara candi. Dimana tujuannya untuk mendapatkan hasil rekontruksi bentuk Candi Bototumpang. Sehingga kedepan dapat memberikan informasi yang valid terkait keberadaan situs tersebut.

situs2

"Jadi kemarin itu kita masih disisi timur, nah untuk merekontruksi bentuk candinya kita tidak harus membuka semuanya. Tapi kita cukup menggali dua sisi saja, timur dan utara," jelasnya.
Satu Pintu
Usai penggalian di sisi utara candi tersebut, Agustijanto menyatakan, bahwa tim dari BRIN dan Efeo telah dapat menyimpulkan bahwa hanya ada satu pintu masuk dari Candi Bototumpang.

"Sekarang kita sudah bisa melihat rekontruksinya, kita sudah bisa sebut candi ini memiliki satu pintu masuk sebelah timur, meskipun tangganya sudah rusak tapi sudah bisa yakinkan semua orang bahwa ini dengan satu pintu masuk," terang Agustijanto Indrajaja.

Baca juga: Menjaga Kesehatan Jiwa, Kenali Mental Health: Pengertian dan Cara Mencegahnya

Diungkapkan, situs bangunan berupa susunan batu bata ini diduga merupakan candi Hindu-Budha pada abad ke-7 sebelum Kerajaan Mataram Kuno. Usianya bahkan lebih tua dari pada Candi Borobudur. Di lingkungan tersebut, tidak hanya Candi Bototumpang saja, namun merupakan kompleks candi.

"Maka itu kita buktikan dari penggalian di Grumbul, kita gali di Lingga. Tadi kita memang sudah buka dan berhasil menemulan candi disitu. Kemarin yang di Candi Lingga itu ternyata ada candi ukuran 12x12,5 meter. Kalau yang di Bototumpang itu 14x14 meter," paparnya.

Sementara, Sub Koordinator Cagar Budaya dan Permuseuman Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kendal, Anang Yuli Ariadi mengatakan, terkait Candi Bototumpang Disdikbud Kendal akan mendorong Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) untuk melakukan kajian dan memberikan rekomendasi kepada Bupati untuk menetapkan Surat Keputusan (SK) sebagai cagar budaya peringkat kabupaten.

"Nanti kalau sudah ditetapkan sebagai cagar budaya, bisa menjadi jalan masuk pemanfaatan selanjutnya. Kalau setahu saya pemanfaatan, terutama pemugaran itu kewenangannya ada di Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah 10," kata Anang. (Anik)