Helo Indonesia

Banyak Ngecap di Semua Stasiun Televisi, Ternyata Hakim MK Suhartoyo Alat dari Kekuasaan

M. Haikal - Nasional
Selasa, 23 April 2024 20:15
    Bagikan  
Putusan MK
Foto: tangkapan layar

Putusan MK - Hakim Suhartoyo yang dituding Rocky Gerung sebagai alat dari kekuasaan.

HELOINDONESIA.COM - Putusan MK yang menolak gugatan Pilpres 2024 dari kubu 01 dan 03 masih menuai polemik.

Meski ada juga yang memberikan apresiasi terhadap 3 hakim MK yang melakukan disenting opinion dalam putusan tersebut.

Pengamat politik Rocky Gerung menilai, adaban hukum di mahkamah konstitusi itu belum berhasil dan belum berlaku.

Dan itu menandakan bahwa bangsa ini harus membusuk.

Baca juga: Gelar Rapat Paripurna, DPRD Kendal Berikan Rekomendasi LKPJ Kepala Daerah

"Sebusuk-busuknya yang disebut dengan political decay. Mengalami dekomposisi itu seperti jenazah membusuk sampai ke akar-akarnya," papar Rocky Gerung saat menanggapi hasil putusan MK yang menolak gugatan kubu 01 dan 03 dan dikutip dari media sosial tiktok @spardaxyz5 pada Selasa (23/4/2024).

Kalau masih bangkit lagi jenazah itu, lumayan masih ada 3 hakim MK yang bisa menunjukkan bahwa mereka itu memang berada dalam tekanan, tapi berhasil lolos dari dilumpuhkan oleh kekuasaan.

"Yang lima itu betul-betul hakim yang ditanam oleh kekuasaan. Tidak mungkin kita membayangkan kalau 5 hakim ini tidak ada masalah dengan masa lalu dalam politik misalnya, bisnis atau jabatan di masa lalu lainnya," papar Rocky Gerung.

Kemarin (saat putusan MK) dia berharap minimal ada 4 hakim yang dipastikan bakal membuat putusan fenomenal. Di antaranya Saldi Isra, Arif Hidayat, Enny Nurbaningsih dan Suhartoyo.

Baca juga: Kemendikbudristek Berikan Dana Apresiasi Tahunan Kepada 44 Seniman

"Ternyata Suhartoyo nggak di situ. Jadi kelihatannya memang dibaca oleh kekuasaan, lalu yang disasar adalah Suhartoyo supaya tidak fifty-fifty kan (hasilnya)," jelasnya.

Tentu saja keterangan Suhartoyo pasti sangat-sangat mungkin diduga dapat sprindik dari kekuasaan.

"Diam-diam dia dipegang oleh jokowi," tambahnya.

Kalau dilihat dari awal, menurutnya, Suhartoyo justru yang paling progresif.

"Jadi bagaimana seseorang mengumpankan dirinya untuk diperalat oleh kekuasaan. Kita anggap Suhartoyo alat dari kekuasaan," tambahnya.

Baca juga: Tabrakan Udara Helikopter AW139 dan Eurocopter Fennec, 10 Tentara AL Malaysia Gugur

Karena, lanjut Rocky, kalau pakai akal sehat dan psikologi orang sehat nggak mungkin Suhartoyo itu menolak sepenuhnya gugatan kubu 01 dan 03.

"Buat apa Suhartoyo ngecap dan memberi sinyal di semua stasiun televisi bahwa akan ada suatu keputusan yang kira-kira distingtif. Suatu pembeda dengan keputusan-keputusan sebelumnya," ujar Rocky Gerung.

"Ternyata Suhartoyo tidak bergerak atau tidak mampu untuk memelihara integritasnya sebagai hakim konstitusi," tandasnya.