Helo Indonesia

Geger Santri Tewas di Ponpes Kediri Ternyata Sepupuan Dengan Salah Satu Pelaku Pengeroyokan, Seperti ini Kronologinya

Kamis, 29 Februari 2024 13:03
    Bagikan  
KORBAN
instagram

KORBAN - Remaja berinisial BBM salah satu korban kasus pengeroyokan seniornya di salah satu Ponpes di Kediri, Jawa Timur

HELOINDONESIA.COM - Akhirnya terungkap siapa dibalik terbunuhnya salah seorang santri, Bintang Balqis Maulana (14) yang tewas dianiaya seniornya di salah satu Ponpes di Kediri.

Ternyata sosok salah satu pelaku itu adalah seorang seniornya, berinisial AF (16) yang tak lain adalah masih memiliki ikatan saudara dengan korban sendiri.

Hal ini terungkap dari penyataan kuasa hukum tersangka, Rini Puspitasari yang membenarkan jika saalah satu pelaku pemukulan AF dan BBM adalah masih sepupuan.

Baca juga: Geger Pembunuhan Gadis Pare Kediri, Diduga Dilakukan oleh Kakak Ipar Pacar Korban Karena Sakit Hati

Mengepa peristiwa itu terjadi, lantaran AF jengkel dengan sikap korban yang dia anggap susah diberi nasehat, yakni absen dari kegiatan pesantren.

Rini Puspitasari seperti dilansir tribunkediri.com mengatakan lantaran merasa masih ada hubungan keluarga, kemudian pelaku berusaha menasehati korban.

Nasehat yang diungkapkan terutama masalah salat berjamaah, namun ketika dinasehati jawaban korban tidak nyambung, hingga membuat pelaku jengkel.

Selain itu ada hal lain yang membuat jengkel pelaku AF, yakni korban pernah mengadukan kepada orangtua AF.

Baca juga: Geger Kasus Pembunuhan Gadis Pare Kediri, Setelah Penemuan Jasad di Depan Kamar Mandi Sang Pacar

Aduan itu tentang korban yang merasa masih sakit di pesantren, tetapi masih tetap diberi tugas.

Padahal tugas itu adalah piket yakni membersihkan kamar, menyapu atau tugas pesantren yang lainnya.

"Dia merasa korban ngadu-ngadu yang enggak benar, katanya disuruh kerja padahal itu piket," ujar pengacara Rini.

Masalah sepele itu pun menjadi masalah serius, pelaku AF pun mengklarifikasi kepada korban perihal aduannya itu, namun dia tidak merasa mendapat jawaban memuaskan.

Baca juga: Geger Kediri, Jasad Gadis Pare Ditemukan Bekas Luka di Lehernya, Tengkurap di Depan Kamar Mandi Pacar

Hingga situasi itu membuat AF semakin jengkel dan kehilangan kesabarannya hingga berakhir dengan terjadinya pemukulan.

Pelaku emosi, kemudian dipukul. Pelaku sendiri tidak menyangka akibat pemukulan itu membuat korban meninggal dunia.

Menurut pengacara Rini, pelaku tidak sampai berfikir panjang akibat perbuatannya itu menyebabkan sepupunya akhirnya menghembuskan nafas terakhir.

Jenazah BBM kemudian dipulangkan ke kampung halamannya di Kabupaten Banyuwangi pada Jumat (25/2/2024) lalu.

Baca juga: Menparekraf Berharap Rakornas Pemasaran Pariwisata Hadirkan Multiplier Effect bagi Masyarakat

Ketika memulangkan jenazah kematian BBM dikabarkan akibat terpelet di kamar mandi, namun fakta yang mengejutkan korban ternyata sempat diinapkan di pondok semalam dalam kondisi meninggal dunia.

Keterangan itu dari Suryani ibu kandung BBM yang turut mengantarkan jenazah almarhum bersama perwakilan Ponpes Al Ishlahiyah Kediri, Sabtu (24/2/2204).

Parahnya jasad BBM sempat diletakkan di dalam asrama dan setelah didesak ibu korban AF mengaku jika jenazah sempat menginap di dalam pondok, karena ditolak rumah sakit.

Baca juga: Kronologi Pembunuhan Mayat Dalam Koper Mahasiswi Ubaya, Dihabisi di Dalam Mobil di Kebun Bibit Wonorejo

Bahkan AF sendiri sempat mendapingi jenazah sepupunya BBM selama semalam di dalam asrama Ponpes.

Jenazah BBM sempat dibopong oleh beberapa teman di pondok, termasuk AF naik sepeda motor di bawa ke rumah sakit.

Namun sesampai di rumah sakit ditolak lantaran korban BBM yang dibawa ke rumah sakit itu dalam kondisi sudah meninggal dunia.

Pengakuan itu membuat kaget sang ibu Suryanti, dan tak mengira jika keponakannya AF terlibat dalam penganiayaan itu bersama tersangka lainnya.

Baca juga: Mayat Dalam Koper adalah Sosok Angeline Nathania, Mahasiswi Ubaya Dengan Nilai Akademik Bagus

Dalam ceritanya itu AF tidak mengungkapkan dibawa ke rumah sakit mana, sehingga kemudian ditolak sesaat setelah meninggal.

Kejanggalan pun terjadi sebelum tiba ke rumah duka, rombongan pengantar jenazah BBM berhenti di kawasan Kalibaru, selama satu jam.

Namun pihak keluarga curiga rombongan pengantar jenazah anaknya sengaja berhenti sejenak untuk mengatur strategi menyamakan omongan saat penyerahan jenazah nanti.

Keluarga awalnya percaya dengan kematian yang disampaikan jika BBM meninggal karena terjatuh dari kamar mandi.

Baca juga: Saat Ditanya Keluarga, Tersangka Pembunuh Mahasiswi Ubaya Gemetaran

Namun kecurigaan itu muncul ketika keluarga korban tidak diizinkan membua kain kafan korban, yang dinilai tidak beres.

"Makanya kami minta untuk dibuka kain kafannya, apalagi ada ceceran darah," kata Suryani.

Fakta ini akhirnya terungkap dan diperkuat dari keterangan pihak kepolisian yang mengatakan telah terjadi kasus penganiayaan santri di Ponpes Al Hanifiyah Kediri.

Polisi pertindak cepat setelah mendapatkan laporan dari keluarga korban, langsung menggelar olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan meminta keterangan kepada sejumlah saksi.

Baca juga: Mayat Dalam Koper, Mahasiswi Ubaya Diduga Dibunuh Kekasihnya di Apartemen Lalu Dibuang ke Jurang

"Kasus ini terjadi di salah satu pondok pesantren di Mojo, Kabupaten Kediri. Kami tetapkan empat tersangka dan kami lakukan penahanan untuk proses penyelidikan lebih lanjut," kata Kapolres Kediri Kota AKBP Bramastyo Priaji sebagaimana dikutip Antara, Senin (26/2/2024).

Kapolres Bramastyo Priaji mengatakan bahwa diduga empat pelaku penganiayaan Bintang Balqis Maulana (14) di amankan, santri di Pesantren AL Hanifiyah Kediri sempat panik usai menganiaya korban.

Korban tidak sadarkan diri usai dikeroyok oleh keempat senior yang berinisial MN (18), MA (18), AF (16), dan AK (17).

Baca juga: Geger Misteri Mayat Dalam Koper Nyangkut di Pohon di Dalam Jurang, Diduga Mahasiswi Ubaya Surabaya

Bramastyo mengatakan bahwa keempatnya diam-diam pergi dari pesantren dengan membawa korban menuju ke rumah sakit.

Sayangnya, dokter menyatakan bahwa Bintang sudah meninggal dunia.

"Jadi tanpa sepengetahuan pihak pesantren para pelaku membawa korban ke dokter namun nyawa korban sudah tidak tertolong," ucap Bramastyo, Selasa (27/2/2024).

Saat ini, keempat pelaku tengah menjalani penahanan di Polres Kediri guna penyelidikan lebih lanjut. Polisi juga masih mendalami motif penganiayaan tersebut.

Baca juga: Perampok Perempuan Bersenjata Tajam Tikam Pemilik Hotel Harmoni Telaga Ngebel, dan Bawa Kabur Kalung Emas

Terkait motif, terdapat dugaan adanya kesalahpahaman yang berujung pada penganiayaan. Namun, hal ini juga masih ditelusuri oleh penyidik.

"Empat orang kita tetapkan sebagai tersangka dan kita lakukan penahanan lebih lanjut," ujarnya.

Empat tersangka dijerat Pasal 80 Ayat 3 tentang perubahan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2022 tentang Perlindungan Anak.

Kemudian Pasal 170 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) tentang penggunaan kekerasan terhadap orang atau barang, serta Pasal 351 KUHP tentang tindak pidana yang dilakukan secara berulang yang mengakibatkan kematian. **