Helo Indonesia

Google dan Amazon Diminta oleh 120 Universitas di AS, Membatalkan Proyek Nimbus

Aris Mohpian Pumuka - Internasional -> Eropa Amerika
Minggu, 23 Juni 2024 21:02
    Bagikan  
Proyek Nimbus
Ist

Proyek Nimbus - Google dan Amazon diboikot oleh 120 universitas di berbagai negara bagian di AS.

AMERIKA SERIKAT  HELOINDONESIA.COM - Ratusan universitas di berbagai negara bagian Amerika Serikat (AS), telah menandatangani perjanjian untuk tidak menerima pekerjaan atau pelatihan internal di Google dan Amazon.

Sebanyak 120 universitas tersebut menuntut kedua perusahaan raksasa ini, membatalkan kemitraan mereka dengan Zionis Israel yang memberi proyek "Nimbus" kepada perusahaan tersebut. 

Proyek Nimbus adalah kontrak yang ditandatangani pada tahun 2021 senilai 1,2 miliar dolar. Bertujuan menyediakan layanan cloud elektronik kepada tentara dan pemerintah Israel. Menurut berita situs Al-Arabi Al-Jadeed, teknologi ini memungkinkan Israel untuk secara ilegal memantau dan mengumpulkan lebih banyak informasi warga Palestina. Juga memfasilitasi pengembangan pemukiman ilegal Zionis di tanah Palestina.

Baca juga: Iran dan Indonesia Jalin Kerja Sama Kebudayaan

Menurut situs Al-Arabi Al-Jadeed tersebut, lebih dari 100.000, 00 mahasiswa sains dan teknologi, teknik dan matematika, serta karyawan muda dari lebih dari 120 universitas, menandatangani surat komitmen.

Yang isinya adalah, tidak menerima pekerjaan atau pelatihan internal di dua perusahaan, Google dan Amazon, hingga kedua perusahaan ini membatalkan kemitraan mereka dengan Israel dalam bentuk rencana Nimbus.

Mahasiswa pascasarjana dari Universitas Stanford, Universitas California di Berkeley, dan Universitas San Francisco termasuk di antara para penandatangan ikrar ini.

Serta banyak dari mereka baru-baru ini, berpartisipasi dalam demonstrasi menentang proyek "Nimbus" di depan kantor pusat Google di San Francisco, bersama karyawan sektor teknologi dan aktivis pro-Palestina.

Baca juga: Kapan Brazil Main di Copa America 2024 ? Berikut Jadwal Lengkap dan Daftar Skuad Lengkapnya, Tak Ada Anthony dan Neymar

Boikot Google dan Amazon oleh universitas-universitas Amerika terjadi, ketika kedua perusahaan raksasa ini tercatat sebagai salah satu perusahaan terbaik untuk merekrut lulusan sains dan teknologi, teknik dan matematika.

Karena lebih dari 485 lulusan Universitas California di Berkeley dan 216 lulusan Universitas Stanford, bekerja di Google.

Sanksi ini sejalan dengan proyek "Teknologi tidak untuk melayani apartheid", yang telah diorganisir oleh beberapa gerakan untuk mendukung Palestina sejak awal serangan agresor Zionis di Gaza.

Mereka juga mendukung sejumlah karyawan yang menunjukkan keberpihakannya terhadap nasib rakyat Palestina, telah dipecat dari perusahaan teknologi, termasuk Google, karena menentang kerja sama dengan Israel.

Baca juga: Menko PMK Muhadjir Effendy Pastikan Daging Kurban dari Mekah untuk Atasi Stunting di Tanah Air

Dalam surat komitmen yang ditandatangani oleh para mahasiswa, disebutkan: Palestina sangat dirugikan oleh pengawasan dan kekerasan yang dilakukan Israel.

Dan proses ini diciptakan melalui peningkatan kemampuan komputasi cloud dan penyediaan terknologi terbaru bagi Israel dan tentaranya; Dalam konteks ini, Amazon dan Google telah membantu rasisme Israel untuk menimbulkan lebih banyak kekerasan terhadap warga Palestina.