Helo Indonesia

Zulhas Beri Kuliah Umum Unila, Erick Thohir Tak Datang Aksi BEM FEB Batal

Nabila Putri - Nasional -> Politik
Rabu, 20 September 2023 13:40
    Bagikan  
Zulhas Beri Kuliah Umum Unila, Erick Thohir Tak Datang Aksi BEM FEB Batal

Zulhas ketika memberikan kuliah umum di Unila (Foto Wildan/Helo)

LAMPUNG, HELOINDONESIA.COM -  Menperindag Zulkifli Hasan (Zulhas) yang juga ketum DPP PAN mulus memberikan kuliah umum pada Dies Natalis ke-58 Universitas Lampung (Unila) tanpa diwarnai aksi demo mahasiswa di GSG Unila, Rabu (20/9/2023).

Sehari sebelumnya, BEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Lampung (Unila) mengajak semua mahasiswa aksi "Save Unila" saat kuliah umum yang menghadirkan Zulhas dan Menteri BUMN Erick Thohir.

undefined

Sebelum memberi kuliah umum di Unila, Zulhas mampir ke Pasar Natar ditemani penyanyi top Charly van Houten dan bacaleg DPR RI Dapil 1 H. Darussalam, SH (Foto Helo)

Informasi yang diperoleh Helo Indonesia Lampung, Selasa malam (19/9/2023), Erick Thohir batal karena ada ancaman aksi mahasiswa. Rabu (20/9/2023), BEM FEB Unila akhirnya juga memutuskan tak turun aksi terhadap kebijakan Rektorat Unila.

Baca juga: Perubahan Jadwal Pendaftaran Capres-Cawapres Disebut Ada Unsur Politis, Begini Respon KPU

Dikonfirmasi Helo Indonesia Lampung atas batalnya aksi, Gubernur BEM FAB Unila M. Reza Pratama mengatakan tak jadi karena tak datang Erick Thohir.

BEM FEB Unila mengajak semua mahasiswa aksi "Save Unila" saat kedatangan kedua menteri. Mereka menilai Rektorat Unila telah merampas kebebasan akademik mahasiswa.

"Catatan merah bagi kampus, save Unila," ujarnya kepada Helo Indonesia Lampung, Selasa malam (19/9/2023). Dia mengajak mahasiswa bersatu dan peduli terhadap kebebasan berorganisasi.

Baca juga: Putra Waykanan Agus Fatoni Calon Kuat Gantikan Gubernur Herman Deru


"Rektorat menyambut kedatangan dua mentri untuk mengisi kuliah umum di GSG tidak dipermasalahkan, sedangkan kami kemarin mendatangkan Rocky Gerung ditolak habis-habisan," kata Reza.

"Kami menentang larangan yang menghambat perkembangan organisasi mahasiswa. Bersama-sama, kita dapat membuat suara kami didengar dan mendukung hak kami untuk bergerak menuju masa depan yang lebih terbuka dan inklusif," turupnya. (Wildan/HBM)