bjb Kredit Kepemilikan Rumah
Helo Indonesia

Unik, Para Siswa SMA Ini Diberi Pelajaran Khusus Demo Lengserkan Soeharto dan Tumbangkan Marcos

M. Haikal - Ragam -> Trending
Kamis, 7 Maret 2024 19:50
    Bagikan  
Aksi demo
Foto: tangkapan layar akun X @NarasiaNewsroom

Aksi demo - Sejumlah siswa dan siswi SMAN 1 Sigaluh, Banjarnegara mendapat mata pelajaran khusus, yakni cara demonstrasi yang benar dan tidak melanggar aturan.

HELOINDONESIA.COM - Pembelajaran kelas yang unik di salah satu mata pelajaran sejarah di SMAN 1 Sigaluh, Banjarnegara, Jawa Tengah menjadi perhatian warganet.

Pasalnya, para siswa dan siswi kelas XII mengikuti pelajaran sejarah dengan aksi demonstrasi seperti layaknya kakak-kakak mahasiswa saat menumbangkan rezim Orde Baru di tahun 1998 silam.

undefined

Saat menjalani pelajaran itu, mereka membawa poster dan spanduk bertuliskan "Rakyat Minta Soeharto Turun" dan berbagai tulisan pada kertas folio lainnya.

Dari video yang diunggah akun media sosial X @narasiNewsroom terlihat para siswa dan siswi belajar berdemo, baik di dalam maupun di luar kelas.

Baca juga: Lantas Polresta Balam Bagikan Brosur Keselamatan Krakatau 2024

"Unik banget cara mengajarnya. Jadi bisa ikut merasakan sebagian peristiwa Reformasi waktu itu, deh," tulis @NarasiNewsroom pada Kamis (7/3/2024).

Tak hanya diajarkan cara berdemo, ternyata para siswa dan siswi itu juga mempelajari cara aksi tanpa melanggar aturan.

Mereka dituntun untuk membuat spanduk tuntutan, mengorganisir kelompok, bikin surat pemberitahuan aksi ke polisi dan juga siaran pers.

Ternyata, di balik pelajaran unik itu ada sosok guru sejarah bernama Heni Purwono.

Baca juga: Kadis Pariwisata Diganti dari Plt Dedeh ke Adiansyah

"Pembelajaran ini dengan simulasi aksi, bahkan mereka untuk aksi kan mau gak mau harus baca, harus paham isunya, itu yang pertama," papar Heni Purwono.

Kedua, dia melihat geliat mahasiswa sekarang nggak ada demo. Kayak nggak ada masalah apa-apa di pemerintahan, di politik itu kayaknya anak-anak mahasiswa sekarang adem-adem aja. 

"Saya lihat kayaknya anak-anak memang memang butuh nih suntikan. Suntikan pengetahuan tentang aksi sekaligus saya sampaikan bahwa harapannya mereka tidak tidak anti aksi-aksi demonstrasi," paparnya.

Dalam pembelajaran tersebut, Heni menuturkan, materi reformasi 98 diajarkan kepada murid kelas 12 IPA. Sedangkan siswa kelas 12 IPS demo people power seperti yang dilakukan di Filipina yang dulunya bertujuan melengserkan presiden otoriter Ferdinand Marcos 

Baca juga: 10 Cara Menghasilkan Uang dari Internet di Rumah Tanpa Modal

Dikatakan Heni, para murid belajar aksi ini agar paham esensi dari demonstrasi yang dijamin dalam undang-undang. Juga untuk merawat ingatan tentang peristiwa bersejarah 

"Peristiwa 98 penting, harus tetap diajarkan dan agar jangan sampai sejarah itu kemudian berulang. Agar jangan sampai ke depan ada toko-tokoh yang terlalu mendominasi ber periode-periode sehingga kepemimpinan nasional itu tidak jalan keterbukaan itu tidak ada, demokrasi itu dihambat," paparnya.

Menurutnya, kekuasaan yang terlalu lama itu tidak hanya dilakukan oleh Soekarno dan Soeharto, tapi juga cenderung dilakukan Jokowi

"Kepemimpinan terlalu lama itu akan menuju ke arah pemerintahan yang korupsi. Kita lihat Pak Soekarno dan demokrasi terpimpin kemudian Pak Harto dengan orde barunya. Saya sampaikan juga Pak Jokowi yang kemarin ada isu-isu 3 periode itu juga bagian yang yang harus kita tolak," paparnya.

Baca juga: Cair, Tanam Cabe Jawa di Pekarangan Rumah

Kembali pada simulasi demo yang dilakukan, menurut Heni, agar murid mudah dan ingat dengan materi yang diajarkan. 

"Penting bagi siswa agar mereka bisa bersikap kritis dan paham kalau demonstrasi bisa membawa perubahan dari situasi yang buruk. Mudah-mudahan sih merasuk ke dalam jiwa mereka ya karena mereka kan tidak semuanya kuliah tidak semuanya melanjutkan," terangnya.