Helo Indonesia

Intip Ketan, Camilan Kesukaan Sunan Kudus yang Hanya Ditemukan Jelang Ramadan

Selasa, 12 Maret 2024 07:36
    Bagikan  
Intip Ketan, Camilan Kesukaan Sunan Kudus yang Hanya Ditemukan Jelang Ramadan

Proses pembuatan intip ketan, dan pelanggan saat menikmati intip ketan di lokasi tradisi Dandangan, komplek Menara Kudus. Foto: jatengprov.go.id

KUDUS, HELOINDONESIA.COM - Nama intip ketan mungkin terdengar biasa saja di telinga masyarakat. Namun jangan salah mengira, kuliner tradisional itu hanya bisa ditemukan satu tahun sekali, yakni menjelang Ramadan.

Saking uniknya, intip ketan menjadi salah satu primadona kuliner di Jawa Tengah, dalam menyambut Ramadan. Wisatawan yang datang ke Kudus saat ada tradisi Dandangan di bulan, wajib mencobanya.

Makanan intip ketan ini konon sudah ada sejak zaman Sunan Kudus atau Syekh Ja'far Shadiq, dan menjadi salah satu makanan khas Sunan Kudus dalam mensyiarkan agama islam di Kudus dan sekitarnya.

Baca juga: Tradisi Padusan dan Kirab Kendi dari 21 Mata Air di Cokro Klaten, Ini Filosofinya

Ya, bila ingin menikmati makanan berbahan beras ketan dengan parutan kelapa ini, masyarakat harus menunggu gelaran tradisi Dandangan di Menara Kudus. Itu pun harus susah payah mencari stand penjual di antara seribuan stand bazar yang lain.

intip ketan

Seperti stan intip ketan milik Layli, yang buka selama rangkaian tradisi Dandangan di sekitar Menara Kudus, berlangsung. Dia bersama suaminya buka dari pukul 16.00 hingga 22.00 WIB.

Di bawah tenda sederhana, Layli membuat intip ketan dengan peralatan tradisional. Beras ketan yang sudah dimasak dicampur dengan parutan kelapa.

Kemudian dipanaskan di atas cobek tanah dengan tungku api. Ketan dibuat berbentuk pipih ditaburi gula pasir di atasnya.

Setelah masak, warnanya akan sedikit coklat pada permukaan dan hitam pada bagian dasar. Warna tersebut menyerupai kerak nasi yang gosong, atau dalam bahasa Jawa dikenal dengan intip. Kemudian, baru disajikan dan dibungkus dengan daun pisang. Rasanya enak dan gurih, tak kalah nikmat dengan jajanan kekinian.

Baca juga: Dugderan Diwarnai Hujan, Mbak Ita Bagikan Kue Ganjel Rel Usai Bacakan Suhuf Halaqah

Layli mengatakan, dia menjual intip ketan saat tradisi Dandangan saja, yakni beberapa hari menjelang Ramadan.

“Intip ketan ini hanya ada saat Dandangan. Ya, satu tahun sekali. Selain waktu itu sulit mencarinya,” paparnya, Senin 11 Maret 2024 seperti dikutip dari laman jatengprov.go.id.


Dengan Kopi

Dikatakannya, intip ketan menjadi ciri khas makanan menjelang Ramadan, karena diyakini memiliki erat kisah dengan Sunan Kudus. Dulu, Sunan Kudus suka menikmati intip ketan dengan kopi.

“Ceritanya dulu Sunan Kudus itu ngopi sambil menikmati intip ketan. Lalu, jadilah makanan khas, apalagi munculnya hanya saat jelang Ramadan,” ungkapnya.

Ali, salah seorang pelanggan intip ketan mengatakan, dia datang ke Dandangan salah satunya untuk berburu intip ketan.

“Iya, ini adanya cuma saat Dandangan. Rasanya enak dan gurih,” tandasnya.

Baca juga: Dugderan, Makara Kubah dan Dua Gunungan Masjid Agung Kendal Diarak

Tradisi Dandangan berasal dari suara 'ndang', yang berasal dari bunyi suara beduk di kompleks Masjid Menara ditabuh. Semula Dandangan merupakan tradisi berkumpulnya para santri di depan Masjid Menara guna menunggu Sunan Kudus mengumumkan awal menjalankan ibadah puasa.

Seiring berjalannya waktu, momentum ini juga dimanfaatkan oleh para pedagang yang berjualan di sekitar masjid. Saat ini tradisi dandangan juga dikenal masyarakat di Kudus sebagai pasar malam yang diadakan setiap menjelang Ramadan. (Aji)