Helo Indonesia

Tradisi Dandangan di Kudus, Sejarah Penetapan 1 Ramadan yang Digagas sebagai Wisata Halal

Ajie - Ragam
Selasa, 12 Maret 2024 08:29
    Bagikan  
Tradisi Dandangan di Kudus, Sejarah Penetapan 1 Ramadan yang Digagas sebagai Wisata Halal

Prosesi tradisi Dandangan di kawasan Menara Kudus. Foto: jatengprov.go.id

KUDUS, HELOINDONESIA.COM - Sebanyak sembilan orang berpakaian putih lengkap dengan sarung dan udeng-udeng berjalan khusyuk menuju atas Menara Kudus, Jawa Tengah, Senin 11 Maret 2024 lalu.

Mereka hendak menabuh beduk dan kentongan berukuran besar dalam prosesi Dandangan, tradisi peninggalan Sunan Kudus atau Ja’far Ash-Shodiq.

Tradisi Dandangan bukan sekadar tradisi penyambutan akan datangnya bulan suci Ramadan. Tetapi, ratusan tahun silam, Dandangan merupakan tradisi penetapan awal pertama puasa, yang kemudian disebut isbat Ramadan.

Setelah dilakukan isbat, maka keputusan 1 Ramadan ditandai dengan tabuh beduk dengan irama cepat, rancak, atau memunculkan suara “dang, dang, dang, dang”, sehingga kemudian dikenal dengan tradisi Dandangan.

Baca juga: Intip Ketan, Camilan Kesukaan Sunan Kudus yang Hanya Ditemukan Jelang Ramadan

Tiap tahun, Dandangan tak pernah putus dilaksanakan oleh masyarakat Kudus. Mulai dengan berziarah ke makam Sunan Kudus, prosesi menabuh beduk, kemudian makan bersama.

Selain aktivitas budaya, Dandangan juga menjadi komoditas ekonomi. Para pedagang kuliner, fesyen, dan lainnya bermunculan, seiring antusiasme masyarakat yang hadir pada acara tabuh beduk tersebut.

Bahkan tradisi Dandangan saat ini lebih inovatif dengan berbagai rangkaian kegiatan. Misalnya, dialog kebudayaan, kirab, stand UMKM, dan sebagainya.

Litbang Yayasan Masjid Menara dan Malam Sunan Kudus, Abdul Jalil, mengatakan, munculnya tradisi Dandangan karena adanya isbat Ramadan yang dilakukan oleh Sunan Kudus.

“Saat ini tradisi Dandangan sudah berlangsung sekitar 500 tahun. Jadi, bukan sekadar menyambut datangnya Ramadan, tapi penetapan awal Ramadan,” ujarnya, seperti dinukil dari jatengprov.go.id, Senin 11 Maret 2024.

Baca juga: Tradisi Padusan dan Kirab Kendi dari 21 Mata Air di Cokro Klaten, Ini Filosofinya

Dikatakan dia, Dandangan sudah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB), sehingga saat ini menjadi peristiwa budaya yang berimplikasi ekonomi.

“Banyak orang yang berdagang, karena antusias masyarakat yang ingin tahu awal Ramadan melalui tradisi Dandangan ini,” papar Jalil.

Destinasi Wisata

Tradisi warga Kudus, yaitu Dandangan yang dimeriahkan dengan pasar malam digagas sebagai destinasi wisata halal (halal tourism).

"Event Dandangan Kudus ini tentunya menjadi momen yang tepat untuk mempromosikan tradisi Dandangan Kudus sebagai salah satu destinasi wisata halal," kata Penjabat Bupati Kudus Muhamad Hasan Chabibie,  di Pendapa Pringgitan, Rabu 28 Februari 2024.

Baca juga: Wow, Siomay dan Batagor Dapat Predikat Makanan Jalanan Terbaik di Dunia Versi TasteAtlas


Dengan demikian, kata dia, umat muslim yang berkunjung ke Kudus untuk melihat secara langsung tradisi dandangan yang usianya sudah ratusan tahun ini, dilengkapi dengan fasilitas yang digunakan untuk mereka.
Antara lain, tersedia tempat untuk shalat, tempat berwudhu, ada penunjuk arah kiblat di tempat penginapan, dan tersedianya aneka makanan yang dijajakan di pasar malam dandangan yang higienis serta halal. (Aji