Helo Indonesia

Optimalkan Produksi Tepung Labu, Unisbank Buat Skema Pengeringan Inovatif Ramah Lingkungan

Kamis, 26 Oktober 2023 19:21
    Bagikan  
Optimalkan Produksi Tepung Labu, Unisbank Buat Skema Pengeringan Inovatif Ramah Lingkungan

Tim pengabdian masyarakat Unisbank yang membantu petani mengolah labu kuning menjadi tepung. Foto: Ist

SEMARANG, HELOINDONESIA.COM - Labu kuning menjadi salah satu komoditas yang banyak dihasilkan oleh petani di sekitar Pantura Timur, Jawa Tengah. Sayangnya, saat ini labu kuning bukan merupakan komoditas bernilai ekonomi tinggi.

Harga jual yang diterima oleh petani di saat panen raya  hanya mencapai Rp 800/kg, jauh di atas harga rata-rata di saat Rp 2.000/kg. Padahal, labu kuning memiliki banyak manfaat bagi kesehatan terutama untuk terapi diabetes dan pemulihan kesehatan pascaoperasi.

Baca juga: 18 Terduga Teroris Ditangkap Densus 88, 4 Tersangka dari Lampung

Manfaat yang tidak sebanding dengan nilai inilah yang kemudian menginspirasi tim pengabdian masyarakat dari Universitas Stikubank yang diketuai oleh M Riza Radyanto MT bersama dengan Dr Endang Tjahjaningsih dan Dewi Handayani MKom bekerja sama dengan KWT Kreasi Mandiri dan CV Elbina.

Di tangan akademisi dan praktisi ini, labu kuning ini kemudian diolah menjadi tepung yang multimanfaat. Inovasinya tidak berhenti di produk saja, tim Unisbank melakukan inovasi di proses produksi dengan membangun skema pengeringan yang menggunakan sistem cerdas.

Pengeringan labu yang selama ini banyak menggunakan oven sederhana atau bahkan dijemur di bawah sinar matahari langsung, dimodifikasi menjadi sebuah ruang terkontrol yang membuat proses pengeringan dilakukan dengan sangat cermat baik melalui pengaturan suhu dan kelembaban.

"Proses ini membuat kandungan gizi labu yang selama ini banyak hilang karena pengeringan konvensional, akan lebih terjaga dengan hasil luaran yang lebih optimal," papar Riza, dalam keterangannya Kamis 26 Oktober 2023.

Bantu Produksi

Penggunaan alat sistem cerdas yang berbantuan teknologi internet memungkinkan proses pengeringan ini dipantau melalui aplikasi untuk memaksimalkan tingkat efisiensi dan efektivitas. Pemanfaatan teknologi ini diakui oleh Nurhayati sebagai pemilik CV Elbina sangat membantu produksi.

Baca juga: Para Orang Tua Wjib Tahu, Inilah 6 Obat Diare Alami Bagi Anak Paling Ampuh

"Hasil labu kering yang tadinya hanya 100 gram per kilonya sekarang bisa meningkat dua kali lipat,'' tuturnya menambahkan.

Peningkatan hasil ini berdampak positif dari kemampuan produksi CV Elbina. Wirausaha tangguh dari Kecamatan Jekulo, Kudus ini tadinya hanya terbatas mengolah tepung labu kuning menjadi bahan untuk berbagai olahan kuliner seperti roti, bolu, dan stik.

Pertambahan permintaan sedikit saja sudah membuat Nurhayati yang sudah berbisnis sejak beberapa tahun lalu itu selalu mengalami kewalahan. "Alhamdulillah berkat bantuan skema rumah pengeringan ini kapasitas kami bisa bertambah drastis dengan bahan baku yang juga semakin baik kualitasnya," tutur ibu tiga anak ini.

Bahkan, menurut Nurhayati kini dirinya sudah didekati oleh beberapa produsen kosmetika untuk mencoba menggunakan tepung labu produksinya untuk bahan baku kosmetik yang mereka produksi. (Aji)