Helo Indonesia

4 PLTU di Cilegon Sudah Dimatikan, Polusi Udara di Jakarta dan Sekitarnya Masih Mengkhawatirkan

Syahroni - Nasional
Senin, 4 September 2023 22:05
    Bagikan  
Ilustrasi
pixabay

Ilustrasi - Polusi udara paparan tinggi dapat menyebabkan 4 jenis kanker.

HELOINDONESIA.COM - Guna menekan polusi udara di Jakarta dan sekitarnya, Menteri BUMN, Erick Thohir memutuskan untuk mematikan PLTU Suralaya 1,2,3, dan 4 yang berkapasitas 1.600 megawatt (MW).

Adapun total kapasitas PLTU milik PT Indonesia Power yang berada di Cilegon, Banten ini mencapai 3.400 MW.

Namun demikian, menurut Menteri BUMN, solusi ini belum memiliki dampak yang signifikan terhadap polusi udara di DKI Jakarta dan sekitarnya.

Baca juga: Presiden Jokowi Ancam Tutup Industri yang Tidak Mematuhi Aturan Pemerintah Terkait Penanganan Polusi

Pun demikian, pemerintah tetap memutuskan untuk menonaktifkan PLTU ini karena komitmen mereka dalam menjaga kualitas udara yang berdampak pada kesehatan penduduk Jakarta.

"Okelah, PLTU ini disalahkan. Kita matikan Suralaya 1, 2, 3, 4, tetapi apa? data terakhir tidak mengurangi polusi ternyata, tapi tetap kita matikan, karena ini komitmen sama-sama kita menjaga polusi, polusi ini musuh kita bersama," terang Menteri Erick dikutip dari CNBC Senin (4/9).

Ia menyebut, tatkala PLTU di wilayah Jawa dimatikan, harus ada kesepakatan sebagai solusi pergantian listrik khususnya dari listrik energi terbarukan yang memiliki sistem beban dasar (base load) seperti PLTU. Salah satunya adalah dengan pembangkit geothermal.

Baca juga: Wapres Minta Uji Emisi Terus Digencarkan dan Industri Penyumbang Polusi Segera Ditindaklanjuti

Maka dari itu, pihaknya mendorong PT Pertamina (Persero) untuk mengakuisisi aset-aset geothermal yang ada di PT PLN (Persero) dan juga di Kementerian Keuangan (Kemenkeu) (Red-PT Geo Dipa Energi).

Sementara itu untuk PLN, Menteri Erick juga sudah mengirim surat kepada Menteri ESDM Arifin Tasrif dan juga Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) untuk memberikan aset-aset tenaga listrik yang ada di Papua untuk menjadi milik PLN.

Sebelumnya patut diketahui, merujuk pada data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), PLTU yang menggunakan batu bara sebagai bahan bakar adalah salah satu penyumbang terbesar polusi udara di Jakarta, menyumbang sekitar 31% dari polusi udara setelah sektor transportasi yang menyumbang sebanyak 44%.