Helo Indonesia

Mengapa Sangat Tinggi Tingkat Kepuasan Publik Terhadap Presiden Jokowi, Ini Penyebabnya

Winoto Anung - Nasional
Senin, 21 Agustus 2023 06:00
    Bagikan  
Presiden Jokowi ketika berkunjung ke Pasar Pasir Gintung tahun lalu (Foto Hajim/Helo)
Presiden Jokowi ketika berkunjung ke Pasar Pasir G

Presiden Jokowi ketika berkunjung ke Pasar Pasir Gintung tahun lalu (Foto Hajim/Helo) - Presiden Jokowi ketika berkunjung ke Pasar Pasir Gintung tahun lalu (Foto Hajim/Helo)

HELOINDONESIA.COM - Banyak yang bertanya-tanya, mengapa sangat tinggi tingkat kepuasan publik terhadap Presiden Jokowi? Berbagai Lembaga survei menunjukkan hal itu, tingkap kepuasan publik hingga 80 persen.

Kondisi ekonomi masyarakat masih susah, sering kali untuk beli gas melon sangat sulit, antre berkepanjangan, harga-harga sembako cukup tinggi. Lalu kepuasan publik dari mana, siapa yang disurvei?

Belum lagi kurs dolar yang terus naik, Sekaran 1 dolar AS, sudah di atas Rp 15 ribu. Di kalangan ibu rumah tangga, harga telur masih tetap tinggi, pun pula harga beras. Barang impor masih mengalir deras, katanya dulu, Presiden Jokowi stop impor beras, tapi nyatanya masih tinggi impor komoditi itu.

Tapi apa boleh buat, berbagai hasil survei telah merilis tingkat kepuasan publik terhadap presiden Jokowi hingga mencapai 80 persen.  Sosiolog Musni Umar mencoba menjelaskan soal tingginya kepuasan public terhadap Presiden Jokowi ini.

Baca juga: Duh Cantiknya Aitana Bonmati, Dialah Pemain Terbaik Piala Dunia Wanita 2023

Menrut dia ada seorang pimpinan lembaga survei sampai  mengatakan akibat tingginya tingkat kepuasan publik terhadap presiden Jokowi,  king maker pemenang pemilu presiden 2024 akan ditentukan oleh Jokowi.

Lantas, ujarnya, banyak yang tidak percaya berbagai hasil survei tersebut karena realitas sosial menunjukkan sangat besar jumlah  orang miskin di Indonesia.

Dengan garis kemiskinan yang rendah, hanya sebesar Rp.535 547 /perkepala/perbulan, menurut BPS jumlah orang miskin di Indonesia per September 2022 sebanyak  26,36 juta orang.

Baca juga: Laksanakan Instruksi DPP PDIP, Mbak Ita Tempel Stiker Capres Ganjar Pranowo ke Rumah Warga

Bahkan kalau merujuk rekomendasi Bank Dunia, garis kemiskinan Indonesia sejatinya  dinaikkan  menjadi 3,2 Dolar Amerika Serikat. Jika dikalikan dengan kurs 1 dolar Amerika Serikat dengan rupiah pada tgl 18/8/2023 sebesar 15.321, maka garis kemiskinan perkepala perhari sebesar Rp 48.027 atau sebesar Rp 1.470.810 perbulan jika dikalikan dengan 30 hari.

Jika merujuk rekomendasi dari Bank Dunia, maka jumlah orang miskin di Indonesia sebanyak 110 juta orang (40%) dari penduduk Indonesia.

Kalau memotret satu masalah saja yaitu kondisi kemiskinan di Indonesia yang sangat besar jumlahnya, masuk akal kalau banyak yang tidak percaya berbagai hasil survei yang dilakukan lembaga-lembaga survei yang merilis tingginya tingkat kepuasan publik terhadap Presiden Jokowi.

Baca juga: Diprediksi Tak Lolos ke Parlemen, PPP : Beda Hasil Jika Caleg Sudah Bergerak

Tapi, mengapa tinggi tingkat kepuasan publik?

Musni Umar menjelaskan, orang-orang miskin yang sangat besar jumlahnya, wajar puas kepada presiden Jokowi jika diberi Bantuan Langsung Tunai (BLT), diberi bantuan sembilan bahan pokok (sembako) atau yang populer bantuan sosial (bansos) terutama beras, minyak goreng,

Selain itu, diberi bantuan permodalan serta  Program Keluarga Harapan (PKH) sebagai   program pemberian bantuan sosial bersyarat kepada Keluarga Miskin (KM) yang ditetapkan sebagai keluarga penerima manfaat PKH.

“Jumlah bantuan sosial pemerintah kepada orang-orang miskin hingga Oktober 2022, sangat besar dan fantastik. Pemerintah telah merealisasikan bantuan sosial dalam bentuk anggaran perlindungan sosial (perlinsos) 2022 yang mencapai Rp333,8 triliun,” ujar Musni Umar.

Baca juga: Cari Peruntungan di Pemilu, Sejumlah Artis Tercatat di DCS KPU, PAN Terbanyak, PDIP Menyusul

Nilai bantuan yang disalurkan pemerintah ke penerima yang berhak mulai dari Rp 200.000 hingga Rp3,5 juta per kepala keluarga/orang (databoks, 06/12/2022 13:30 WIB).

“Mereka yang mendapat bantuan sosial, kalau diwawancara oleh para tim survei dari lembaga survei pasti menjawab puas terhadap presiden  Jokowi. Namanya juga "dapat rezeki nomplok" pasti puas. Walaupun jumlahnya kecil, tetapi wong cilik nilai sebagai gaji dari Pak Jokowi,” ujarnya.

Akan tetapi, jelas Musni Umar, nasib orang miskin tidak akan pernah berubah, akan terus menjadi miskin sepanjang hidup dan juga keluarga mereka karena  pemerintah tidak mewujudkan Pembukaan UUD 1945 yaitu  "memajukan kesejahteraan umum,"  sejatinya pemerintah mengamalkan pepatah kuno "Beri kail jangan ikannya."

Baca juga: Pelatih Uton Nawawi Sebut Banyak Hal yang Dibenahi, Tetapi Banyak Hal yang Harus Diapresiasi untuk Persebaya

Itu ulasan dari sosilog Musni Umar dari Universitas Ibnu Chaldun, Jakarta. Kalau boleh menambahkan, rupanya masyarakat juga senang dan puas kalau mendapat kunjungan Presiden Jokowi ke daerah-daerah, sering kali bagi-bagi kaos dan amplop. Kaosnya dilempar-lempar.

Maka itu, Presiden Jokowi sangat sering mengadakan kunjungan ke daerah-daerah. Rakyat disalami Presiden saja sudah girang, puas. Apalagi diberi amplop, dan bantuan lain.

Itu pula yang membuat Jokowi makin sering kunjungan ke pelosok-pelosok, tempat orang banyak, yakni pasar tradisional jadi sasaran kunjungan. Mereka didatangi saja sudah senang, bahkan banyak yang puas. Maka tak heran Presiden Jokowi makin sering ke daerah. Dia merupakan Presiden yang paling sering mengadakan kunjungan ke daerah, membagikan sendiri bantuan. (**)