Helo Indonesia

Hasil Pertemuan PBNU dan PP Muhammadiyah, Haedar Nashir Ungkapkan Hal ini

Edo - Nasional
Jumat, 26 Mei 2023 05:45
    Bagikan  
BERTEMU
muhammadiyah.or.id

BERTEMU - Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dan Ketua Umum PBNU, KH. Yahya Qolil Staquf saat bertemu di kantor PBNU Jakarta

HELOINDONESIA.COM - Hasil pertemuan Pimpinan Pusat (PP) Muhammad dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyebut sudah saatnya kedua organisasi terbesar di Indonesia itu bekerjasama untuk masalah keumatan secara universal.

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir mengungkap ada tiga agenda penting dalam pengembangan kerjasama itu, yang akan diwujudkan dalam waktu dekat.

Pertama adalah kontek kepemimpinan moral, menjelang Pemilu 2024, kedua Ormas ini mendorong terselenggaranya Pemilu yang demokratis.

Menurut Haedar, kedua organisai berharap ada visi dan arah moral serta visi kebangsaan yang kokoh dari para Calon Presiden.

Sehingga menurut Haedar, kontestasi itu tidak sekeda politik kekuasaan semata, tetapi ada visi kebangsaan apa yang mau dibawa dengan pondasi yang sudah diletakan pendiri bangsa.

Baca juga: Dukung Pembangunan Industri Dalam Negeri, Kemenperin Optimalisasikan Jasa EPC

Kepemimpinan moral sebagai istilah yang disepakati, supaya mengarahkan kontestasi, siapapun nanti yang terpilih sudah mengetahui baik dan buruk, benar atau salah serta benar salah dalam berpolitik.

Muhammadiyah dan NU menurut Haedar sebagai organisasi nonpolitik praktis memiliki panggilan moral untuk hadir dengan tanpa merasa paling benar.

Dengan begitu, kedua organisasi ini bisa menjadi wasit moral dalam kontestasi politik di negeri ini.

Kedua organisasi juga akan mendorong terciptanya ekonomi yang berkadilan, di samping politik yang adil dan lain sebagainya.

Ekonomi berkadilan sebagai usaha untuk membebaskan, memberdayakan, memajukan dan mensejahterakan umat.

Baca juga: Pengamat Ingatkan Ganjar dan Anies Hindari Blunder, Elektabilitas Disalip Prabowo

"Ini menjadi concern dalam kontestasi politik ke depan, agar tidak sekedar bagi-bagi kekuasaan," ungkap Heedar.

Haedar mengatakan, yang paling penting, Indonesia dengan rakyat yang jumlahnya 250 juta itu, mau diapakan, agar lebih sejahtera.

"Karena saya pikir elitnya sudah lebih sejahtera. Ini agar supaya kesejahteraan itu tidak berada pada lingkaran elit, tetapi juga harus dirasakan oleh seluruh rakyat," jelasnya.

Diharapkan NU dan Muhammadiyah nantinya akan terus berkomitmen memandu umat agar lebih cerdas, damai, bersatu dalam keragaman, dan semakin maju kehidupannya.

"Muhammadiyah dan NU berada digaris teedepan dalam usaha memandu umatnya," pungkas Haedar seperti dilasir muhammadiyah.or.id. **