Helo Indonesia

DPR RI Minta Pemerintah Waspada, Kasus COVID-19 di Singapura Melonjak

Drajat Kurniawan - Ragam -> Kesehatan
Rabu, 6 Desember 2023 15:17
    Bagikan  
Ilustrasi Virus Covid-19
Foto : Ist

Ilustrasi Virus Covid-19 - (Ist)

HELOINDONESIA.COM - Wabah COVID-19 telah mereda dan Indonesia telah dinyatakan masuk masa endemi. Namun virus COVID-19 masih menjadi ancaman di negara tetangga. Di Singapura bahkan meningkat signifikan hingga mencapai 80 persen.

Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo meminta masyarakat tidak panik atas lonjakan kasus COVID-19 yang terjadi di Singapura.

“Kita enggak perlu panik apa yang sudah terjadi di negara tetangga bisa jadi analisa yang di negara tersebut adalah karena mungkin mengalami penurunan setelah terjadi dysfunction immune," kata Rahmat kepada wartawan di Jakarta, Rabu (6/12).

Dia meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan, dengan tetap menjalankan protokol kesehatan. Sebab, meski pandemi secara darurat sudah berakhir, bukan berarti virus itu sudah tidak ada.

Baca juga: DPR RI Tolak Gubernur Jakarta Ditunjuk Presiden

"Kita pasang kuda-kuda jangan serta-merta bahwa COVID-19 sudah tidak ada,” ujarnya.

Politisi Fraksi PDI-Perjuangan ini mendorong pemerintah untuk meningkatkan surveilans (praktik epidemiologi yang memantau penyebaran penyakit).

Dengan surveilans sejak dini, pemerintah nantinya memiliki data akurat untuk memprediksi, mengamati dan meminimalisasi wabah, epidemi dan pandemi.

"Dengan harapan ketika terjadi atau warga masyarakat yang berkunjung ke fasilitas kesehatan itu ternyayta ada tanda-tanda yang ada mengalami kenaikan. Kita mesti lebih waspada lagi," jelasnya.

Baca juga: Data Pemilih Diduga Bocor, DPR RI Tuntut KPU Bertanggung Jawab

Sekedar informasi, sejumlah negara tetangga, diantaranya Singapura kembali harus berupaya keras melawan COVID-19. lonjakan COVID-19 di Singapuran naik dua kali lipat menjadi 22.094. Hal itu terjadi dalam periode 19-25 November.

Pemicu lonjakan kasus COVUID-19 di negara tersebut yaitu adanya musim liburan dan turunnya imunitas masyarakat.

Mayoritas kasus COVID-19 saat ini dibawa oleh subvarian Omicron EG.5 dan KH.3. Keduanya berkontribusi terhadap lebih dari 70 persen kasus yang ditemukan. Gejalanya seperti sakit tenggerokan, batuk, sesak, dan hidung berlendir.

Sementara itu, gejala yang sebelumnya melekat pada COVID-19 seperti kehilangan penciuman dan pengecapan, tak terlalu ditemukan di subvarian terbaru