Helo Indonesia

Diduga Pabrik Pengemasan Oli Palsu di Tangerang Dibongkar Orang Dalam, Begini Modus Operandinya!

Rabu, 17 Januari 2024 19:16
    Bagikan  
Oli Palsu
Foto: tangkapan layar

Oli Palsu - Suasana di dalam sebuah gudang yang disebut-sebut tempat pengemasan oli palsu.

HELOINDONESIA.COM - Peredaran oli palsu di wilayah Jabodetabek dan beberapa wilayah di Indonesia masih terus menjadi ancaman bagi pemilik kendaraan, baik pemilik roda dua atau roda empat.

Diduga kuat, peredaran bahan pelumas mesin kendaraan tersebut masih terus diproduksi di beberapa wilayah di Tangerang Raya.

Sumber terpercaya membocorkan modus operandi kejahatan yang merugikan masyarakat itu beberapa pekan lalu.

Menurutnya, salah satunya beroperasi wilayah Dadap, Kabupaten Tangerang dan masih di wilayah hukum Polres Metro Tangerang Kota.

Baca juga: Dinas PUPR Gerak Cepat Bersihkan Sungai Dampak Banjir

"Owner PT. NDK mengklaim pemain tunggal dan akan menjadi nomor 1 di dunia per oli an," ujar sang sumber yang juga pernah menjadi orang keperayaan dari salah satu pemilik pabrik oli palsu yang belum lama ini digerebek.

Gudang diduga tempat pengemasan oli palsu yang ditunjukkan nara sumber saat video call whatsapp.

Dia menyebutkan, ada 7 lokasi pabrik yang mengoperasikan pembuatan oli palsu.

Bahkan, sang sumber mengungkapkan, satu pabrik besar khusus mencetak semua merek botol-botol oli terkenal, salah satunya merek MPX.

"Di dalamnya ada lebih kurang 50 unit mesin pencetak botol oli. Lokasinya di wilayah pergudangan kawasan Dadap," katanya.

Menurutnya, ada beberapa gudang di blok lain tempat memproduksi dan pengemasan dugaan oli palsu itu.

Baca juga: Petani Padi di Desa Wonosari Mesuji Terancam Gagal Panen Akibat Banjir

Sayangnya, dia tak menunjukkan di mana gudang yang memproduksi bahan-bahan oli itu.

"Masih di wilayah pergudangan Dadap. Dimungkinkan masih ada lokasi gudang lainnya," tambahnya.

Sumber yang mengaku mengenal langsung pemilik pergudangan tersebut juga memberikan kepada kami dua potongan video yang disebutnya berasal dari pergudangan tersebut.

Satu video berdurasi 15 detik memperlihatkan beberapa karyawan baik laki-laki maupun perempuan sedang mengemas botol-botol oli warna putih dengan tutup biru merek MPX yang diproduksi Astra Honda Motor (AHM).

Video satunya lagi berdurasi 14 detik, terlihat pencetakan botol-botol berwarna merah yang tak terlihat jelas merek-mereknya.

Kedua rekaman video itu tampak tak lazim dan sangat berbeda dengan situasi pabrik oli yang diproduksi AHM.

Baca juga: Petani Padi di Desa Wonosari Mesuji Terancam Gagal Panen Akibat Banjir

Dari penelusuran di media sosial Youtube, kami mendapatkan satu video pabrik oli AHM yang dipastikan asli.

Di pabrik itu, pengemasan menggunakan alat atau mesin, dan beberapa orang yang bertugas hanya mengawasi saja.

Di video asli, karyawan tidak melakukan pengemasan ke dalam kardus. Sementara video yang kami terima, pengemasan dilakukan oleh orang.

Astra Honda Motor

Kuasa hukum Astra Honda Motor (AHM) Edward Sihombing saat dikonfirmasi dan dikirimi potongan video dalam bentuk screenshot mengatakan kalau rekaman itu video lama.

"Tapi kita pelajari juga nanti," ujarnya singkat.

Baca juga: Kisah Pilu TKW, Korban Perbudakan 15 Tahun Tak Digaji di Arab

Kami sempat mengecek langsung beberapa gudang yang disebutkan sumber tersebut sekitar pertengahan November 2023 lalu.

Di salah satu gudang paling utama yang disambangi adalah tempat yang disebut merupakan gudang pencetakan botol-botol oli.

Gudang yang berada di blok G itu tampak luas. lebarnya sekitar 30an meter dan panjang ke belakang diperkirakan ratusan meter.

Kondisi gudang itu ditutup pagar tinggi dengan dua pintu lebar.

Saat salah satu pintu dibuka karena bersamaan ada kendaraan keluar, kami mencoba untuk masuk dan meminta izin kepada satpam yang mengaku bernama Banna.

Namun satpam Banna tak mengzinkan untuk bertemu dengan pihak pabrik untuk mengkonfirmasi terkait adanya tudingan pembuatan botol-botol plastik untuk oli palsu.

Baca juga: Pesan Ganjar saat Temui Kader di Kendal, Jadi Banteng Jangan Cengeng dan Oleng

"Di sini nggak produksi oli. Di sini pabrik plastik," ujar Banna seraya berusaha menutupi pandangan ke dalam gudang.

Dia pun kemudian buru-buru menutup pintu berukuran besar itu.

Kami pun mencoba menuju gudang lain yang disebut si nara sumber sebagai tempat pengemasan.

Seorang saksi mata menduga kuat kalau dua gudang yang berada di blok L itu tempat pengemasan oli-oli palsu.

"Sekarang sudah buka lagi. Sudah sebulan buka. Sebelumnya "tiarap", karena kabarnya mau ada penggerebekan," kata seorang saksi mata yang kami rahasiakan identitasnya.

Di pintu gudang berwarna biru tua tertempel tulisan "Dikontrakan hubungi Dian dengan nomor telepon 0878********".

Baca juga: Bahasa Kerennya Sih, Nge-Vape, Rokok Tersebut Berdampak Pada Kesehatan, Simak Penjelasannya!

Lucunya, saat nomor itu dihubungi, ternyata yang jawab adalah seorang perempuan yang mengaku tinggal di Sukabumi.

"Banyak yang nelepon saya nanya gudang yang dikontrak, saya bingung gudang mana ya. Saya tinggal di Sukabumi," jawabnya.

Di depan gudang terparkir dua mobil boks warna hijau toska.

Saksi tersebut menduga kuat bahwa gudang tersebut menjadi tempat pengemasan oli palsu, karena nyaris setiap hari ada di wilayah itu.

"Masuk karyawan jam 8 pagi, keluar jam 6 sore," ujar saksi itu lagi.

Apa yang diucapkannya pun benar. Saat kami cek, di pagi hari sekitar puluhan karyawan tampak siap-siap untuk masuk gudang, sebagian jajan makanan di depan gudang.

Baca juga: Penggemar Sedan BMW Tua Wajib Tau, Terawat Atau Tidaknya Mobil Jerman ini Cek dari Doortrimnya Aja Lho

Dan pada sore hari sekitar pukul 18.00 WIB, mereka pulang.

Yang mencurigakan lagi, motor-motor para karyawan itu tidak ada yang parkir di luar pergudangan, tapi dimasukkan ke dalam semua.

Motor akan keluar pada sore hari pas maghrib bersamaan dengan keluarnya para karyawan.

"Saat istirahat pun karyawan nggak boleh keluar. Jadi mereka harus nyimpan bekal untuk istirahat siang," ujar saksi yang saban hari melihat kegiatan keluar masuk karyawan dari dalam gudang itu.

Mirisnya lagi, lanjut si saksi, pada hari Jumat pun, karyawan tak diizinkan untuk sholat Jumatan.

Seorang Satpam mengaku bernama Yusuf yang mengawasi keluar masuknya karyawan di gudang tersebut enggan menjawab beberapa pertanyaan kami.

Baca juga: Cocok Diminum saat Cuaca Dingin, 13 Minuman Herbal Tradisional ini Berkhasiat Menjaga Tubuh Tetap Bugar

"Tanya sama pengawas aja, saya nggak bisa jawab," kata Yusuf, sambil buru-buru meminta para karyawan untuk segera keluar dan langsung menutup pintu gudang rapat-rapat.

Beberapa karyawan yang ditemui juga bungkam soal aktivitas mereka di dalam gudang.

"Gak tau pak, saya cuma bagian lakban doang," katanya.

Beberapa hari kemudian, saksi mata di lokasi mengabarkan bahwa gudang tersebut tutup.

"Tiarap lagi. Tapi pas banjir, gudang ikut terkena air," ujarnya melalui video call WhatsApp sambil menunjukkan genangan air campuran seperti oli.

Setelah sebulan tak ada kabar, si saksi kembali menelepon redaksi dan mengatakan bahwa gudang yang diduga sebagai tempat pengemasan oli palsu kembali aktif pada Senin (15/1/2024).

Baca juga: Kunjungi Pabrik Rokok di Kendal, Ganjar Apresiasi Perusahaan dan Karyawan

"Aktif lagi, karyawan biasa masuk jam 8, keluar jam 6 sore," ungkapnya.

Dia pun menuturkan modus pengiriman barang-barang yang diduga oli palsu itu.

"Ada dua kontainer besar, kemungkinan untuk dikirim ke luar kota. Tapi ada juga yang menggunakan delivery, mungkin untuk yang dalam kota," terangnya.

Kami pun mendatangi Polsek Teluknaga untuk mengkonfirmasi terkait dengan adanya dugaan pabrik oli palsu di wilayah hukumnya.

Seorang perwira saat ditanya terkait dugaan adanya pabrik oli palsu itu malah angkat tangan .

"Polsek nggak canggih, coba tanya Polres," cetusnya sambil berusaha mengalihkan pembicaraan ke soal lain.

Baca juga: Diam Berdebu, Gerak Kuras SPBU, Benarkah Kijang Innova Boros BBM?

Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Pol Zain Dwi Nugroho saat dihubungi pada Rabu (17/1/2024) tak merespon.

Sementara pengusaha berinisial Y yang disebut-sebut nara sumber sebagai pemilik pergudangan hanya menjawab singkat permintaan konfirmasi kami.

"Oh itu saya nggak ada urusan ya," jawabnya sambil mematikan telepon WA.(TIM INVESTIGASI)