Helo Indonesia

Awas, Perubahan Iklim Ancam Pertanian dan Perikanan

Anang Fadhilah - Nasional -> Peristiwa
Sabtu, 29 Juni 2024 16:38
    Bagikan  
Perubahan Iklim
Pertanian

Perubahan Iklim - petani di Desa Sampanahan Kotabaru Kalsel sawahnya terenndam banjir. (ist/helokalsel)

 BANJARMASIN, HELOINDONESIA.COM - Dalam dekade terakhir, perubahan iklim telah menjadi kenyataan yang tidak bisa diabaikan. Peningkatan suhu dan curah hujan ekstrem kini mengancam stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di berbagai daerah, termasuk Kalimantan Selatan.

Menurut Syafriadi, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kalimantan Selatan (Kanwil DJPb Kalsel), suhu di wilayah ini meningkat antara 0,2 hingga 0,3 derajat Celsius, memicu peningkatan curah hujan sekitar 25 mm per tahun.

"Kondisi ini telah mengganggu produktivitas perikanan dan pertanian, sektor-sektor yang sangat vital bagi masyarakat Kalsel," kata Syafriadi, Sabtu (29/6/2024).

Banjir di Kabupaten Banjar telah merusak kolam ikan di empat kecamatan: Karang Intan, Martapura, Martapura Barat, dan Astambul. "Penurunan produksi padi di Kalsel juga sangat signifikan, dengan Barito Kuala kehilangan 541,75 ribu ton dan Kabupaten Tapin 509,03 ton," jelasnya.

Cuaca ekstrem membawa ancaman beragam: dari banjir, banjir bandang, hingga kebakaran hutan dan tanah longsor. "Kualitas dan kuantitas air menurun, habitat terganggu, kesehatan masyarakat terdampak, dan rantai pasok menjadi tidak stabil," tambah Syafriadi.

Data menunjukkan bencana ini paling sering terjadi di Kalsel, membuat penanganan risiko menjadi prioritas utama. Provinsi Kalsel menghadapi tantangan berat dengan indeks ketahanan daerah sebesar 0,33, menunjukkan kapasitas daerah yang rendah dalam menghadapi bencana. Laporan dari Dinas Sosial Provinsi Kalsel mencatat kerugian sebesar Rp19,035 miliar akibat bencana sepanjang Januari hingga Juni 2024.

Syafriadi menegaskan bahwa penanganan bencana membutuhkan perhatian khusus dan kolaborasi antar pemangku kepentingan. "Sinergi ini penting untuk mengantisipasi dampak risiko bencana akibat perubahan iklim di Kalimantan Selatan," tegasnya.