Helo Indonesia

Bila Sudah Tak Cinta, Jangan Kau Katakan Pada Semua Orang

Nabila Putri - Lain-lain
Rabu, 6 September 2023 19:56
    Bagikan  
Bila Sudah Tak Cinta, Jangan Kau Katakan Pada Semua Orang

Gufron Aziz Fuadi

Oleh Gufron Aziz Fuadi *

BEREDAR tulisan yang seolah-olah mewakili kader akar rumput PKS dengan judul "Surat terbuka untuk qiyadah" yang intinya mempertayakan mengapa PKS tidak protes keras kepada Anies dan Paloh yang memilih Cak Imin sebagai bacawapres.

Tentunya sambil memuji sikap heroiknya partai yang ngambek dan kemudian keluar dari koalisi.
Kader yang men-share tulisan itu ke saya, lanjut menanyakan, bagaimana sikap kita?

Ya saya jawab, pertama, tulisan ini hanya bertujuan untuk memprovokasi kader PKS agar kepercayaan kader kepada para pimpinan partai ternoda. Jadi nggak usah dijawab apa lagi dishare lagi.

Kedua, putusan tentang capres dan cawapres itu domainnya majelis Syura, oleh karena itu kita hanya perlu menunggu apa dan bagaimana keputusan rapat majelis Syura.

Jadi bukan terserah apa kata KMS apalagi presiden PKS. Dengan mekanisme majelis Syura ini keputusan strategis PKS tidak mudah diintervensi pihak lain. Mempengaruhi 90 an anggota MS tentu lebih sulit dibandingkan mempengaruhi satu dua orang saja.

Baca juga: Jelang Dibongkar, Pedagang Pasir Gintung Ditegik Rp130 ribu-Rp1,5 juta

PKS tentu tidak terlalu kaget dengan gerak cepat Anies yang memilih Cak Imin dan segera deklarasi sebelum secara resmi berbucara dengan PKS. Bukan karena para bapak di PKS biasa berseloroh, lebih baik minta maaf dari pada minta izin, tetapi karena ini bukan yang pertama.

Pada pilpres tahun 2009 PKS yang saat itu dijanjikan untuk bacapres atau kalau tidakpun pasti akan berbicara dulu dengan PKS. Tetapi ternyata sang capres memilih orang lain tanpa terlebih dahulu bicara dengan PKS.
Marah, ya. Kecewa, pasti!

Tetapi PKS tidak mengumbarnya untuk umum, tetapi membicarakan secara dewasa sehingga deklarasi capres-cawapres di Bandung waktu tertunda selama hampir dua jam.

Sebagaimana dikatakan oleh Imam S. Arifin dalam lagu dangdutnya:
...Kalau sudah tak cinta
Kalau sudah tak sayang
Janganlah kau katakan pada semua orang
Janganlah kau katakan pada semua orang
Tidak kah kau sadari biar jelek begini
Tetapi aku masih bekas pacarmu juga
Yang pernah kau cintai
Yang pernah kau sayangi
Biar sudah benci cukup di dalam hati...

Baca juga: Warga Sukajaya Punduh Minta Tolong Selalu Dihantui Banjir

Oke kembali ke laptop.
Bisa bekerjasama dengan kalangan Nahdliyyin bagi PKS mungkin merupakan berkah tersendiri. Mengingat selama ini banyak pihak yang menginginkan PKS vis a vis dengan umat Islam di Nahdliyyin.

Sehingga seolah olah bagi orang NU, PKS itu haram dan harus dijauhi. Bahkan ada yang mengatakan kalau orang NU milih PKS, batal baiatnya kepada NU. Mungkin kita masih ingat, beberapa waktu lalu ada seorang mantan bupati yang sekarang menjadi caleg congor putih, di depan para nahdliyyin mengatakan orang NU ada di mana mana, silahkan. Asal jangan milih dua partai, PKS dan...

Bila berjalan mulus, Anies bisa berpasangan Cak Imin, dan PKS bida runtang runtung bersama Nasdem, PKB dan warga Nahdliyyin maka ini bisa menjadi kesempatan bagi PKS untuk 'menjelaskan' dengan tingkah laku dan perbuatannya bahwa PKS tidak seperti yang selama ini dituduhkan.

Menjelaskan dengan tingkah laku dan perbuatan selalu lebih efektif dibandingkan dengan mulut yang berbusa busa. Apalagi para ustadz di PKS juga tidak sedikit yang berlatar belakang pesantren NU. Bahkan ustadz Hilmi Aminuddin, Allahuyarham, juga merupakan santri Tebuireng.

Tidak sedikit pihak yang tidak ingin terbentuknya persatuan umat. Tidak ingin terwujudnya hubungan yang harmonis antara Islam tradisional dan Islam modernis. Maka selalu membuat jarak diantara keduanya. Padahal keduanya sama sama Sunni atau Ahlussunah wal jamaah.

Jarak inilah yang membuat masing masing lebih melihat perbedaan yang ada dari melihat banyaknya persamaan diantara keduanya. Padahal persamaan nya lebih banyak dibanding perbedaannya.

Baca juga: Telah Rilis di Pasar China dan India, Begini Spesifikasi HP Kelas Menengah Moto G54

Kaum Nahdliyyin selama ini menyebar ke berbagai partai politik. Menurut Deny JA, yang paling banyak adalah ke PDIP (22,9%) kemudian Gerinda (13%), PKB (11,6) dan Golkar (11,3%). Melihat datanya LSI Denny JA, tentu bukan hanya PKB yang ingin mempertahankan suara kaum Nahdliyyin kan? Tentu termasuk ke jadian di Lampung Barat.

Disamping bisa menjelaskan kepada kalangan Nahdliyyin tentang apa dan siapa PKS, bagi PKS momentum ini juga menjadi tempat yang mewah untuk belajar dan mengambil pengalaman tentang bagaimana bergaul dan berbaur dengan masyarakat kebanyakan.

Belajar menyeimbangkan pendekatan induktif dan deduktif dalam dakwah. Belajar bagaimana berkompromi dengan tradisi masyarakat yang selama ini dibaca bid'ah, padahal mungkin hanya khilafiah. Hanya beda persepsi atau beda sudut pandang saja.

Ini penting mengingat tidak kurang dari 50% kultur masyarakat Islam Indonesia adalah Islam tradisional atau NU.
Gus Baha pernah mengatakan, bagaimana mungkin seseorang dengan kalimat yang sama tapi satu masuk surga yang lain madik neraka.

Baca juga: Nasib Petani Pesawaran, Kemarau Lalu Dihajar Wereng

Orang yang maksiat hampir selama hidupnya dan mengucapkan La ilaha ilallah diakhir hidupnya, dihukumi masuk surga. Sedangkan yang lain mben malam Jumat dan hari hari lainnya membaca tahlil yang sama dihukumi masuk neraka karena dianggap bid'ah...

Sebelum pemilu 2009, ustadz Hilmi pernah berpesan agar PKS jangan mengambil posisi vis a vis dengan partai Islam atau yang berbasis Islam. Karena dari pemilu tahun 55, kemudian 99 dan 2004 suara partai politik Islam terus mengalami penurunan.

Sebabnya karena kita berebut suara umat Islam dan tidak mencari ketengah, tetapi secara diam-diam suara umat Islam diambil oleh partai tengah dan kiri yang cenderung sekuler...

Data LSI Denny JA diatas, terbukti mengkonfirmasi.

Banyak untungnya bila PKS tetap bersama koalisi perubahan dengan mengusung Anies dan Gus Imin. Jarena peluang menangnya lebih kuat, mengingat Nasdem, PKB dan PKS memiliki basis yang berbeda dan sedikit irisannya.

Lagi pula, ada nggak sih yang lebih baik dari Anies? Kalau yang mahal mah banyak..., sambil menggelengkan kepala seperti iklan obat nyamuk.

Wallahua'lam bi shawab
(Gaf)
* Ketua Wilayah Sumbagsel DPP PKS