Helo Indonesia

Minimnya RTH Hingga Asap Kendaraan Bermotor Jadi Penyebab Tingginya Polusi Udara di DKI

Drajat Kurniawan - Ragam -> Kesehatan
Kamis, 7 September 2023 20:16
    Bagikan  
Ilustrasi
pixabay

Ilustrasi - Polusi udara paparan tinggi dapat menyebabkan 4 jenis kanker.

HELOINDONESIA.COM - Bakal calon legislatif (Bacaleg) Dapil DKI Jakarta III, Erwin Aksa ikuti menyoroti permasalahan polusi udara Jakarta yang saat ini masih kotor.

Menurut caleg dari partai Golkar itu, buruknya polusi udara di Jakarta disebabkan masih minimnya ruang terbuka hijau di Ibu Kota. Karena itu dia meminta Pemprov DKI untuk terus menambah ruang terbuka hijau yang bisa menjadi solusi pembersih udara. 

"Polusi udara yang pertama DKI ini kekurangan ruang hijau apalagi di utara khususnya, taman nya kurang termasuk juga beberapa daerah," kata Erwin saat enyambangi PWNU DKI Jakarta di Jalan Utan Kayu, Jakarta Utara, pada Kamis (7/9).

Selanjutnya, dia menyarankan adanya percepatan pengadaan transportasi publik di Kota Jakarta. Memang selama ini Jakarta didominasi oleh kendaraan motor dan mobil. 

Baca juga: Studi: Mengurangi Polusi Udara di Dapur Dapat Meningkatkan Kesehatan Keluarga Secara Drastis

"Penggunaan mobil motor listrik dalam komplek maupun jalan besar, karena kedepan itu paling besar itu masalah bagaimana perluasan tanah ruang terbuka hijau RPTRA," terangnya. 

"Seringkali kejadian tanahnya itu milik BUMN, tidak bisa dibangun Pemda, nah itu harus ada jembatan ke pusat nah itulab tugas dari wakil rakyat yang di pusat, menjembatani persoaklan daerah nah itu sebenarnya," imbuhnya.

Dia juga menyarankan Pemerintah DKI Jakarta agar berani mengeluarkan kebijakan dalam membatasi jumlah kendaraan bermotor dengan menekan produk kendaraan bermotor di Ibu Kota. Sebab kendaraan menjadi salah satu biang kerok polusi udara. 

"Tapi harus ada komitmen juga kendaraan bermotor mobil harus dikurangi, sudah banyak regulasi di negara maju bahwa jumlah mobil itu harus dikontrol Perlu keberanian, lihat aja dilampu merah menumpuk motor," kata Erwin Aksa. 

Yang paling penting kata dia, pusat ekonomi jangan menumpuk semua di Jakarta. Memang saat ini sudah merambah ke wilayah BSD, Tangerang, Banteng. "Pelan-pelan juga hrrus dibenahi," pungkasnya.