Helo Indonesia

Penyaluran Pembiayaan UMKM Masih Rendah, Presiden Jokowi Minta Persyaratan Kredit Dipermudah

Jumadi - Ekonomi
Jumat, 8 Desember 2023 13:13
    Bagikan  
Presiden Joko Widodo
Tangkapan layar

Presiden Joko Widodo - Pembukaan UMKM Expo

HELOINDONESIA.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung mengenai porsi kredit perbankan ke sektor UMKM yang masih terbilang rendah yakni hanya 21 persen.

Ia harap kepada perbankan untuk mempermudah persyaratan penyaluran kredit ke UMKM.

Kepala Negara menuturkan, Indonesia masih kalah dari negara lainnya, seperti China yang porsi penyaluran kredit UMKM-nya mencapai 65 persen, Jepang 65 persen, dan India 50 persen.

"Pembiayaan UMKM ini harus dipermudah. Karena kalau kita lihat penyaluran kredit perbankan ke UMKM ini baru 21 persen dari total kredit yang ada," ujarnya dalam acara pembukaan UMKM Expo Brilianpreneur 2023 di JCC Senayan, Jakarta, Kamis (7/12/2023).

Baca juga: Pakar Hukum : Pemenang Pilpres 2024 Diharapkan Tidak Mempolitisasi Penegak Hukum

Presiden Indonesia ke-7 itu meminta kepada Menteri BUMN Erick Thohir untuk berkoordinasi dengan pihak Bank Indonesia (BI) maupun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) agar terdapat regulasi yang mendukung kemudahan penyaluran kredit bagi UMKM.

Salah satu yang diminta Jokowi adalah semakin diperluasanya kredit tanpa agunan bagi pelaku UMKM.

Menurutnya, tak semua pelaku UMKM memiliki aset untuk menjadi jaminan dalam pengajuan kredit.

Oleh sebab itu, pihak bank jangan hanya melihat agunannya saja tetapi juga prospek UMKM.

"Jangan hanya melihat agunannya mana, agunannya mana. Dilihat juga dong prospeknya, enggak punya agunan, tapi prospeknya bagus, mestinya juga bisa diberikan kredit," tutur Jokowi.

Baca juga: Berbagai Tantangan Pertanian Pangan Nasional, Masalah Pupuk hingga Kualitas Tenaga Kerja

Padahal, dengan mendapatkan akses pembiayaan akan membantu UMKM semakin berkembang dan bahkan bisa mencapai pasar global.

Saat ini ekspor UMKM sendiri baru sebesar 15,7 persen, masih di bawah Singapura yang sebesar 41 persen dan Thailand sebesar 29 persen.

"Ini yang menjadi pekerjaan-pekerjaan besar kita," tandasnya.