Helo Indonesia

Berbagai Tantangan Pertanian Pangan Nasional, Masalah Pupuk hingga Kualitas Tenaga Kerja

Jumadi - Nasional
Jumat, 8 Desember 2023 10:40
    Bagikan  
Panen padi
Tangkapan layar

Panen padi - Berbagai tantangan petani pangan Indonesia

HELOINDONESIA.COM - Pertanian pangan Indonesia masih mengalami berbagai masalah dan tantangan.

Tantangan pertanian pangan Indonesia antara lain kurang produktifnya tenaga kerja sektor pertanian, cepatnya alih fungsi lahan dan penurunan kualitas lahan, penyediaan benih unggul, ketergantungan pada pestisida, serta kurangnya alat dan mesin pertanian yang sesuai dengan kebutuhan petani lokal.

Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) I Gede Made Sudirga mengatakan, salah satu solusi untuk meningkatkan produktivitas lahan adalah menggunakan pupuk hayati agar kandungan hara dalam tanah tidak terus berkurang.

"Di BRIN kita ada kelompok riset, teknologi yang kita yakini akan berikan dampak cukup baik terhadap peningkatan produktivitas, itu penggunaan pupuk hayati," tutur Gede dalam diskusi bertajuk “Peran Industri Agro-input dalam Rantai Produksi Pangan Nasional” yang diselenggarakan oleh Nagara Institute, pada Kamis (7/12/2023).

Baca juga: Diverifikasi TP PKK Pusat, Gerakan Tanam Cabai di Jateng Terbanyak se-Indonesia

Dalam hal pupuk, diidentifikasi berbagai tantangan meliputi menurunnya alokasi subsidi pupuk, belum efisiennya distribusi pupuk bersubidi, ketergantungan impor beberapa bahan baku untuk produksi pupuk, serta ketidaksesuaian pupuk yang tersedia dengan kondisi tanah di wilayah Indonesia.

Salah satu persoalan distribusi pupuk disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia (APPI), Achmad Tossin Sutawikara.

Menurutnya, saat ini ada ketidaksesuaian antara kuota pupuk yang dibutuhkan petani dengan anggaran subsidi yang diberikan pemerintah melalui PT Pupuk Indonesia (Persero).

Achmad mengusulkan solusi atas persoalan tersebut, yaitu dengan pembatasan distribusi yang dilakukan oleh Pupuk Indonesia, berhenti sampai di tingkat provinsi.

Selanjutnya distribusi pupuk dari provinsi ke para petani dilakukan oleh pemerintah daerah.

"Pupuk indonesia ini bisa disalurkan sampai dengan provinsi saja. Dengan subsidi terbatas diharapkan kuantitasnya lebih besar. Kalau ongkos lebih murah, kuantitas barangnya lebih banyak," kata Achmad.

Baca juga: Masyarakat Masih Banyak Percaya Disinformasi Pemilu, Menkominfo: Jika Tak Diantisipasi, Bisa Lahirkan Polarisasi

Untuk sisi kualitas tenaga kerja pertanian, diperlukan upaya mnearik generasi muda untuk terjun ke sektor jasa produksi dan jasa pendukung pertanian, serta penguatan tenaga penyuluh dan pendamping.

Dalam hal lahan, diperlukan ketegasan atas penerapan rencana tata ruang wilayah (RTRW) untuk menjaga lahan produktif, melengkapi program sertifikasi tanah yang diluncurkan pemerintah dengan literasi keuangan, serta mengembangkan sistem pertanian kolektif untuk wilayah dengan kepemilikan lahan yang kecil.