Helo Indonesia

Diincar Jokowi, Anak Muda Golkar Pasang Brikade: Gile Nih, dari Gorong-gorong Mau Manjat Pohon Beringin

M. Haikal - Nasional -> Politik
Senin, 26 Februari 2024 20:05
    Bagikan  
Agung Laksono dan Airlangga Hartarto
Ist

Agung Laksono dan Airlangga Hartarto - Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarato dan Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Agung Laksono. (Foto: ist)

HELOINDONESIA.COM - Partai Golkar menjadi satu-satunya yang diharapkan Jokowi menjadi pelindung anaknya Gibran Rakabuming Raka setelah dilantik jadi Wapres selama lima tahun ke depan.

Sebab, tidak mungkin berharap dari Partai Gerindra atau PSI yang gagal memiliki standing di parlemen.

"Memang Gibran sudah tidak ada pelindungnya, sama PDIP sudah dilepas. Sama Gerindra nggak mungkin. Kata Gerindra cukup dong jadi wakil presiden, jangan minta perlindungan lebih banyak lagi. Apalagi oleh PSI, gagal," papar pengamat politik Rocky Gerung dalam sebuah video yang beredar melalui pesan berantai WhatsApp pada Senin (26/2/2024).

Rocky Gerung mengatakan, akhirnya harus masuk lagi pada teori kalau 2 tahun lalu kalau Gibran itu harus dilindungi oleh satu partai yang punya standing di DPR.

Baca juga: 6 Keuntungan Menjadi Anggota Partai Politik

"Ya Golkar satu-satnya. Tapi itu kan pikiran Jokowi, bukan pikiran Golkar," tegas Rocky Gerung.

Golkar sendiri, menurutnya, sudah tau bahwa akan diincar Jokowi.

"Seperti kelinci yang tahu di depannya ada kobra. Dan kita tahu bahwa Golkar sebagai kelinci lihai untuk memanjat pohon, bahkan pohonnya sendiri, pohon beringin supaya (kobra) nggak naik," paparnya.

Rocky Gerung menilai bahwa peralatan (kekuatan politik) jokowi mulai terbaca, sementara Hak Angket makin lama makin menguat. Jokowi dianggap mempreteli peralatannya sendiri, bahkan mau dikasih ke Gibran.

"Jokowi kerasukan kekuasaan, dia merasa nggak aman kalau tidak ada jaminan kualitatif. Padahal cukup datang ke publik (dan mengakui) bahwa saya sudah selesai. Jokowi harus mengatakan ada berbagai macam potensi kecurangan, tapi saya meminta maaf kalau tidak bisa menyempurnakan demokrasi, saya akan titip pada Gibran dan mudah-mudahan mungkin lebih lebih adem cara masuknya. Tapi ini terlihat Jokowi enggak mau pakai cara-cara beradab semacam itu semuanya gitu, malah akan mengakuisisi Golkar," terangnya.

Baca juga: Cara Ganti Password WiFi IndiHome Lewat HP dan Laptop

Rocky mengatakan, Jokowi nggak paham kalau Golkar itu punya semacam elitisme, semacam kemewahan, arogansi.

"Gile nih gimana mungkin dari gorong-gorong mau naik ke pohon beringin, cuci baju dulu lah atau mandi dulu lah. Jadi Jokowi memang hanya berupaya untuk memakai kekuasaan dia an sich itu. Bukan dengan cara-cara yang yang strategi yang yang lunak gitu soft," paparnya.

Lebih lanjut dikatakan, satu-satunya soft power yang dia punya adalah Gibran yang belum tentu juga bisa punya potensi strategis dalam kabinet Prabowo nanti.

"Walaupun isunya Jokowi akan ikut mengatur kabinet, tapi bagi Prabowo yang sudah pasti memenangkan pemilu dengan dengan asumsi Hak Angket dibatalkan. Sebab, yang bisa membatalkan Prabowo kan cuma Hak Angket. Kalau dibatalkan di MK itu harus seluruh kereta cepat Jakarta Surabaya dipakai untuk mengangkut file kecurangan Pemilu dan itu susah terjadi," jelasnya.

Baca juga: Ketua Mahkamah Agung Membuka Gelombang 1 Program Pendidikan Calon Hakim di 4 Lingkungan Peradilan

Rocky Gerung menegaskan, Golkar ini organisasi modern. Belum lagi, basis-basinya di luar yang informal yaitu tokoh-tokoh Golkar sendiri punya pengaruh kuat. Anak-anak muda Golkar pun berupaya untuk menunjukkan sikap rasional dalam berpolitik.

"Melihat partai mau dirampok, anak-anak muda Golkar akan pasang brikade. Supaya yang dari gorong-gorong gak bisa manjat pohon beringin," tandasnya.