Helo Indonesia

Korban Tewas Lalu Lintas di Jatim Tahun 2023 Mencapai 5 Ribu Lebih, Tahun 2024 Bisa Lebih Banyak

2 jam 43 menit lalu
    Bagikan  
MOBIL HANCUR
tangkapan layar

MOBIL HANCUR - Ilustrasi kecelakaan lau lintas di jalan tol Mobil Pajero Sport yang dikendarai enam warga Blitar hancur setelah mengalami kecelakaan di ruas Jalan tol, Sabtu (22/6/2024).

HELOINDONESIA.COM - Kita melihat banyak kecelakaan lalu lintas dengan korban meninggal dunia di jalanan yang banyak terjadi membuat keprihatinan kita semua.

Menurut Ditlantas Polda Jatim angka celakaan lalu lintas pada kurun waktu satu tahun yakni pada tahun 2023 jumlahnya mencapai 30 ribu lebih kasus kecelakaan.

Dari jumlah itu jumlah kematian akibat kecelakaan lalu lintas atau korban meninggal dunia jumlahnya mencapai 5.239 orang.

Sementara pada tahun 2024 terhitung hingga akhir bulan Juni 2024 jumlah angka kecelakaan sudah mencapai 13.704 kasus kecelakaan dengan jumlah kematian 2.167 orang meninggal dunia.

Baca juga: Boncengan Tiga Naik Beat Dua Remaja Jombang Tewas Ditabrak Bus Aneka Jaya Jurusan Surabaya-Pacitan

Banyaknya korban kecelakaan lalu lintas juga membuat keprihatinan Dirlantas Polda Jatim, Kombes Pol Komarudin dalam wawancara Mahameru Podcast Ditlantas Polda Jatim, Selasa (16/7/2024).

"Itu merupakan catatan yang memprihatinkan bagi kita semua, dimana tahun 2023, kurun waktu 1 tahun sudah sebanyak itu yang meninggal dunia," ungkap Kombes Pol Komarudin.

Menurut Komarudin, terjadinya kecelakaan sebenarnya dimulai dari diri kita masing-masing yang kurang empati sebagai pengguna jalan.

Baca juga: Bus Gunung Harta Terbakar di Tol Jombang, Peristiwa Ketiga yang Terulang Kembali, Berikut Kisahnya

"Hal-hal yang terjadi di jalan mulai dari kemacetan sampai kecelakaan lalu lintas. Ini ternyata tidak lepas dari kurang empatinya kita sebagai pengguna jalan," jelas Komarudin.

Kemudian Komarudin mengatakan, lalu apa yang harus kita lakukan? Apakah hal itu kita anggap hal yang biasa.

"Karena masyarakat kita menganggap kecelakaan atau meninggal dalam kecelakaan merupakan hal yang biasa. Ini yang nggak boleh lagi terjadi, oleh karena perlunya ada empati dari semua pengguna jalan."

Komorudin kemudian mencontohkan, kalau ada orang yang ugal-ugalan di jalan bukan dia yang mebahayakan, tetapai orang di sekitarnya juga terancam nyawanya.

Baca juga: Truk Terguling di Seberang Jurang Tanjakan Jemblung Sooko-Trenggalek, Pengemudi Asal Ngawi Tak Mengetahui Situasi Jalan

"Kalau kita pinjam bahasa dari militer saat di medan perang, kalau kita berada di jalan pilihannya cuma dua. Kill or to be kill. Serem nggak kira-kira tuh?," tanya Komarudin.

Jadi kalau kita di jalan kemudian kita melanggaran aturan, tambah Komarudin maka kita akan membahayakan orang lain, kita nabrak orang lain menjadi korban.

"Tetapi juga sebaliknya, kita sudah patuh, kita sudah tertip, kita tidak melanggar, ada orang ugal-ugalan di jalan kita bisa jadi korban. Kita yang sudah tertip jadi korban juga."

Lalu bagaimana untuk menyelesaikan ini, tentu siapapun yang ada di jalan yang harus patuh, kuncinya itu.

Baca juga: Inilah Daftar Korban Avanza Terguling-guling Masuk Jurang di Turunan Sendi, Pacet Mojokerto, Satu Tewas

"Itu sebuah keniscayaan, salah satu faktor utama, ya kita harus patuh. Semua tanpa kecuali. Pengguna jalan itu ada pejalan kaki. Jangan menganggap pengguna jalan itu yang memakai motor, pakai mobil. Bersepeda juga."

Menurutnya kita sudah berjalan tertip, ada penyeberang jalan sembarangan, tertabrak dan terjadi kecelakaan.

"Kalau penyeberan ditabrak mobil yang menjadi korban yang jalan atau penyeberangnya. Kalau naik motor bisa juga motornya yang jauh juga," katanya.

Baca juga: Kecelakaan Beruntun By Pass Mojokerto, Pengemudi Nissan Frontier Terjepit Jok Depan Hingga Tewas

Jadi semua pengguna jalan tanpa kecuali ya harus patuh pada aturan, lalu bagaimana dengan pengguna jalan yang lain lalu kita abai, lupa. Jadi siapapun yang ada di jalan itu adalah pengguna jalan.

"Ini harus saya katakan mohon maaf untuk pengguna jalan jika Anda melanggar sendiri, menabrak sendiri, mati sendiri ini sebenarnya tidak apa-apa. Cuma masalahnya kalau kecelakaan itu kalau mati suka ngajak-ajak orang," guraunya.

Sehingga menurut Komarudin, ini yang repot, masalahnya orang yang sudah tertib, sudah patuh bisa menjadi korban juga, "Maka pilihannya bagaimana cara mengubahnya, yuk sama-sama kita empati," tambahnya.

Baca juga: Kematian Lalu Lintas Kembali Terjadi di Gresik, Kali ini Remaja Tewas Dilindas Dump Truk Melarikan Diri

"Saya ingin nyaman, saya ingin lancar, ya kita harus peduli. Jangan dibiarkan kalau ada pelaku-pelaku pelanggaran kita biarkan. Biarin saja, mau kebut-kebutan, bukan anak, bukan saudara, biarlah. Jangan kita harus menegur, karena tidak menutup kemungkinan perbuatan dia akan mengancam keselamatan kita juga," jelasnya.

Perlu kita ketahui Polda Jatim menggelar Operasi Patuh Semeru 2024 selama 14 hari mulai yang dilaksanakan mulai tanggal 15 Juli hingga 28 Juli 2024. **