Helo Indonesia

Setiap Rumah Sakit di Jateng Butuh 1.000 Kantong Darah dalam Satu Bulan

Kamis, 13 Juni 2024 07:14
    Bagikan  
Setiap Rumah Sakit di Jateng Butuh 1.000 Kantong Darah dalam Satu Bulan

STUDIO: Kepala Bidang Pelayanan Donor Darah Palang Merah Indonesia (PMI) Jawa Tengah, Hartanto, saat Jateng Bicara, di Studio Jateng Gayeng Online Radio. Foto: Diskominfo Jateng

SEMARANG, HELOINDONESIA.COM -Masyarakat diharap menjadikan donor darah sebagai perilaku hidup sehat. Tak hanya untuk memenuhi tingginya kebutuhan transfusi darah di rumah sakit, tapi juga bermanfaat untuk kesehatan dirinya.

Hal itu disampaikan Kepala Bidang Pelayanan Donor Darah Palang Merah Indonesia (PMI) Jawa Tengah, Hartanto, saat Jateng Bicara, di Studio Jateng Gayeng Online Radio, Rabu (12/6/2024).

Menurutnya, kebutuhan darah di Provinsi Jawa Tengah setiap bulan mencapai lebih dari 1.000 kantong untuk satu rumah sakit. Dengan kondisi tersebut, pihaknya mendorong agar masyarakat dapat mendonorkan darahnya tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan darah, tetapi menjadi bagian gaya hidup sehat.

“Donor darah tidak hanya bermanfaat dan menolong sesama, tetapi juga memberikan manfaat untuk pendonor. Dengan rutin melakukan donor darah tiga bulan sekali, tubuh akan melakukan regenerasi atau peremajaan, sehingga pendonor darah adalah orang sehat,” ujar Hartanto.

Kriteria

Diakui, masih ada masyarakat yang merasa khawatir saat hendak melakukan donor darah. Untuk meminimalkan risiko, pendonor yang akan menyumbangkan darahnya pun mesti memenuhi sejumlah kriteria.

Seperti, untuk usia, mulai 17 tahun sudah bisa mendonorkan darah. Selanjutnya, tekanan darah dipastikan dalam keadaan yang bagus, yakni 120/80 mmHg untuk pria, dan 110/70 mmHg untuk wanita.

“Sehingga sebelum melakukan donor darah, pendonor harus tidur yang cukup. Selanjutnya, hemoglobin (Hb) di atas 10 (gram/dL). Kondisi tersebut harus dipenuhi oleh calon pendonor, agar setelah donor juga dalam kondisi yang sehat,” jelasnya.

Hartanto menegaskan, masyarakat tidak perlu terpengaruh rumor negatif terkait donor darah. Pihaknya memastikan, semua perangkat dan metode yang digunakan dalam pengambilan darah sesuai dengan SOP.

Pendonor

“Kita memiliki SOP dalam pengambilan darah. Jadi pendonor tidak perlu khawatir karena jarum dan kantong yang digunakan pasti dalam kondisi steril, petugas juga menggunakan APD. Intinya, keselamatan pendonor tetap menjadi yang utama,” ungkapnya.

Hartanto menekankan, pihak PMI tidak menjualbelikan darah. Biaya yang ditanggung pasien merupakan biaya pengganti pengolahan darah.

“Masyarakat juga perlu tahu, kami tidak melalukan jual beli darah. Memang jika ada yang membutuhkan darah dikenakan biaya tertentu, namun itu merupakan biaya pengganti pengolahan darah yang ditanggung oleh rumah sakit ataupun oleh pasien,” jelasnya.

Sebagai informasi, dalam rangka peringatan Hari Donor Darah Sedunia pada 14 Juni 2024 mendatang, PMI Jawa Tengah akan mengadakan donor darah serentak, serta roadshow donor darah yang melibatkan komunitas masyarakat. Bagi komunitas maupun lembaga yang hendak mengadakan kegiatan donor darah bersama, dapat bersurat kepada PMI Jawa Tengah maupun di kabupaten/ kota untuk permintaan pengadaan donor darah, serta pembahasan teknis lebih lanjut. (ADE)