Helo Indonesia

Catatan Haji: Piagam Madinah Konstitusi Modern Pertama Dunia

Nabila Putri - Lain-lain
Minggu, 2 Juli 2023 12:08
    Bagikan  
Gufron Aziz Fuadi

Gufron Aziz Fuadi - (Foto Ist)

Oleh Gufron Aziz Fuadi *

BILA Mekkah adalah tempat lahirnya Islam, maka Madinah adalah tempat berkembangnya Islam ke berbagai penjuru. Ketika Rasulullah SAW hijrah, penduduk Madinah selain beragama Islam juga ada yang beragama Yahudi, Nasrani dan paganisme atau penyembah berhala.

Sejak kelahiran Islam pertama kali sampai 13 tahun kemudian, tidak sampai 200 orang yang memeluk agama Islam di Mekkah. Sedangkan di Madinah, hanya dalam kurun 10 tahun Islam berkembang sampai ke seluruh jazirah, mulai dari Yaman di bagian Selatan, Irak di dibaguan Timur dan Yordania dibagian Utara.

Maka saat Beliau hijrah di Madinah selain segera melakukan konsolidasi internal umat Islam dengan persaudaraan dan membangun masjid, beliau juga melakukan konsolidasi nasional dengan melakukan piagam Madinah (622 M).

Piagam ini menyatukan penduduk Madinah yang plural menjadi satu kesatuan dengan hak dan kewajiban yang sama sebagai warga negara serta memberikan kebebasan beragama dan hidup yang layak.

Baca juga: Live Music Reuni Alumni 90 SMPN Sumurbatu di Bassle Cafe, Sukarame

Untuk itu Rasulullah SAW juga mengangkat seorang dari Bani Qainuqa, salah satu kabilah Yahudi menjadi sekretarisnya. Meskipun akhirnya diberhentikan karena Bani Qainuqa mengkhianati perjanjian Piagam Madinah.

Sosiolog dan sejarawan Amerika penulis buku Religious Evolution.., Robert N. Bellah, menyebut Piagam Madinah sebagai konstitusi modern pertama di dunia. Mungkin karena piagam Madinah memuat nilai nilai egaliter, tidak berkasta dan sama didepan hukum dan tidak rasialis.

Suatu nilai yang baru digaungkan oleh dunia pada saat revolusi Prancis pada tahun 1799 dengan semboyan Liberte, Egalite dan Fraternite. Sebagai basis perkembangan Islam, Madinah memiliki banyak situs bersejarah yang berkaitan dengan Islam. Y

ang pertama tentu adalah masjid Nabawi. Masjid yang pertama kali dibangun nabi Saw saat pertama kali tiba hijrah ke Madinah. Tanah yang awalnya milik dua anak yatim dibeli oleh beliau dengan harga di atas pasar, kemudian dibangun masjid seluas 22 x 15 meter. Bangunan awal itulah yang sekarang kita kenal dengan Ar Raudhah.

Tempat yang ditandai dengan karpet hijau dan tiang yang berbeda dengan tiang yang lain. Sekarang untuk masuk ke Raudhah harus antre dan mendaftar secara on-line. Rasulullah SAW bersabda: "Apa yang berada antara rumahku dan mimbarku merupakan taman dari taman-taman surgaā€¯,  ( HR. Bukhari dan Muslim).

Baca juga: Polisi Tangkap Pelaku Curat Motor di Bengkel Pulung Kencana

Raudhah adalah taman surga yang ada didunia. Raudhah juga satu tempat yang mustajab untuk berdoa. Dari luar kita bisa nyireni Raudhah ini dengan kubahnya yang berwarna hijau, beda warna dan bentuknya dengan kubah yang lainnya.

Masjid yang awalnya hanya 330 meter oleh Umar bin Khattab RA diperluas dengan menambah kawasan pada tiga bagian sisinya, yaitu 5 meter di sebelah selatan, 10 meter di sebelah barat, dan 15 meter di sebelah utara.

Kemudian beberapa khalifah, shultan dan raja memperluas masjid ini sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan.
Terakhir Raja Fahd bin Abdul Aziz memperluas dan perbaikan Masjid Nabawi. Kini luas seluruh masjid tersebut mencapai 165.000 m2, dengan jumlah menara menjadi 10 buah serta beberapa kubah yang bisa bergeser. Kini masjid yang memilki 69 pintu ini mampu menampung 1 juta jama'ah.

Tepat di sebelah Raudhah inilah, Rasulullah tinggal bersama dengan Siti Aisyah istri beliau, sebuah bangunan sederhana berukuran 3,5 x 5 meter, tinggi 2,5 meter beratapkan pelepah kurma dan berdinding batu yang direkatkan dengan tanah liat. Bukan kastil atau istana megah...

Baca juga: 555 Personel Polda Lampung Naik Pangkat di Hari ke-77 Bhayangkara

Dalam sebuah hadits riwayat Bukhari Muslim dijelakan: "Bahwa suatu hari sayyidina Umar bin Al Khattab pernah menemui baginda Nabi Muhammad SAW. saat itu beliau sedang berbaring di atas tikar kasar yang terbuat dari pelepah kurma. dengan berbantalkan kulit kasar yang berisi serabut ijuk kurma. melihat keadaan Nabi Muhammad yang seperti itu sayyidina Umar pun menangis" .

Kemudian Nabi Muhammad SAW pun bertanya: Mengapa engkau menangis?"
Sayyidina Umar Radhiallah anhu menjawab: " Bagaimana aku tidak menangis. Tikar ini membekas pada tubuhmu. Engkau adalah Rasulullah SAW, Utusan Allah SWT. kekayaanmu hanya seperti ini. sedangkan kisra dan raja-raja lainnya hidup bergelimangkan kemewahan" .

"Nabi Muhammad SAW menjawab: apakah engkau tidak rela jika kemewahan itu untuk mereka di dunia dan untuk kita di akhirat nanti?"

Begitulah Nabi SAW, sederhananya asli, bukan pencitraan. Karenanya bukan hanya tempat tinggalnya, tapi juga pola hidupnya pun pola makannya. Bahkan rumahnya pun tidak setiap hari ngebul!

Dirumah itu, sekarang bersemayam jasad termulia, Nabi Muhammad Saw, Abu Bakar dan Umar bin Khattab.
Shallu 'ala nabi... Wallahua'lam bi shawab

* Ketua Wilayah Sumbagsel DPP PKS