Helo Indonesia

Dilanda Cuaca Panas Ekstrem, IDI Kota Semarang Ingatkan Ancaman Kesehatan

Sabtu, 7 Oktober 2023 07:15
    Bagikan  
Dilanda Cuaca Panas Ekstrem, IDI Kota Semarang Ingatkan Ancaman Kesehatan

Kondisi cuaca panas ekstrem membuat traffic cone tampak meleot di ruas jalan Kota Semarang. Foto: viva

SEMARANG, HELOINDONESIA.COM - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Semarang menyebut, masyarakat harus bisa memitigasi diri pada cuaca panas ekstrem yang melanda Kota Semarang belangan ini.

Suhu yang mencapai 38 derajat celsius bahkan puncaknya mencapai 40 derajat celsius di Kota Semarang, bisa berdampak pada permasalahan kesehatan.

Baca juga: Kisah Mbah Saji, Perempuan Sehat Usia 90 Tahun karena Terbiasa Konsumsi Makanan Pendamping Beras

Ketua IDI Kota Semarang, Sigid Kirana Lintang Bhima mengatakan, upaya yang dapat dilakukan yaitu, memperbanyak minum air putih dan memperhatikan asupan gizi.

"Minum air yang cukup, sekali lagi air putih, jangan air manis, es teh, kopi dan lain-lain. Kurangi karbohidrat, perbanyak protein, apalagi kita lagi konsen ke stunting, jangan lupa seratnya," kata Sigid, ketika dihubungi lewat sambungan telepon, Jumat 6 Oktober 2023.

Dalam kondisi panas ekstrem ini, aktivitas di luar ruangan harus menjadi fokus perhatian. Terutama bagi orang yang sedang melakukan program diet dengan olahraga lari di siang hari mengenakan jaket. Menurutnya, kegiatan seperti itu segera dihindari karena bisa memicu dehidrasi dan berdampak pada heatstroke.

Baca juga: Diduga Pengemudi Tak Hafal Jalan, Mobil Seruduk Pal Jembatan di Kejobong

Heatstroke adalah kondisi ketika tubuh mengalami peningkatan suhu secara drastis hingga mencapai 40 derajat celsius atau bahkan lebih.

"Heatstroke ini fatal, mematikan, gejalanya kejang langsung tidak sadar. Panas ekstrem ini memang luar biasa dampaknya ke kesehatan," ujarnya.

Kanker Kulit

Fatalitas lain yang perlu diketahui publik, kata Sigid, paparan sinar matahari saat panas ekstrem dapat menimbulkan kanker kulit.

"Pakailah baju yang melindungi tubuh, inilah yang proper karena efek samping UV dalam jangka panjang bisa kanker kulit," tuturnya.

Termasuk persoalan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) harus diwaspadai. Kondisi yang kering karena tidak lama hujan menyebabkan debu-debu kian meningkat.

"Orang-orang yang sudah punya asma, itu sering kali kambuh pada kondisi saat ini, orang sensitif juga akan batuk pilek. Bayi juga kasihan, yang harusnya dijemur tiap pagi, kondisi udaranya tidak bagus bisa menyebabkan gangguan pernapasan," tuturnya.

Baca juga: Perajin Batik Purbalingga Dilatih Desain Pola untuk Kebutuhan Fashion

Begitu pula bagi masyarakat yang memiliki riwayat penyakit atau komorbid, seperti gangguan ginjal, jantung, hipertensi, dan diabetes. Informasi yang diterimanya, beberapa rumah sakit telah meningkatkan ketersediaan tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR).

Kendati demikian, Sigid menyatakan Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang di bawah kepemimpinan Hevearita Gunaryanti Rahayu telah menunjukkan upaya-upaya preemtif dan preventif dalam menyikapi panas ekstrem ini.

"Saya kira pemerintah kota sudah cukup bagus. Langkah seperti ini jauh lebih penting dan bermanfaat, dari pada kita menunggu dan akhirnya menyiapkan rumah sakit, tidak menjadi tidak solusi," imbuhnya. (Aji)