Pesona Festival Gunung Slamet 2024, Upaya Warga Serang Merawat Sumber Kehidupan

Minggu, 14 Juli 2024 07:39
Prosesi Tuk Sikopyah dan gunungan dalam Festival Gunung Slamet di Purbalingga, yang dibuka oleh Menparekraf Sandiaga Uno. Foto: diskominfo pbg

PURBALINGGA, HELOINDONESIA.COM - Masyarakat Desa Serang, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga,Jawa Tengah, melakukan prosesi pengambilan air dari Tuk (mata air) Sikopyah, pada Sabtu 13 Juli 2024.

Prosesi ini merupakan salah satu rangkaian acara Festival Gunung Slamet (FGS) 2024. Tradisi pengambilan air Tuk Sikopyah selain menjadi upaya pelestarian budaya juga pelestarian lingkungan, khususnya dalam merawat sumber kehidupan.


FGS yang dibuka Menparekraf Sandiaga Uno di objek wisata D’Las Desa Serang dan dihadiri Bupati Dyah Hayuning Pratiwi ( Tiwi) bersama forkopimda itu mendapatkan penghargaan masuk dalam kalender wisata Kharisma Event Nusantara (KEN) Kemenparekraf. FGS yang memesona juga tertera dalam Calender of Event wisata unggulan Jawa Tengah.

Baca juga: Jangan Lewatkan! Adu Keindahan dalam Festival Layang-layang Purworejo 2024 di Pantai Ketawang

Kepala Desa Serang, Sugito, mengatakan bahwa tradisi pengambilan air Tuk Sikopyah telah dilakukan secara turun temurun oleh warga Serang. Prosesi ini bukan hanya ritual semata, tapi sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat atas berkah alam serta pengingat untuk selalu menjaga kelestarian lingkungan.

“Prosesi ini sebagai bentuk rasa syukur karena telah diberi limpahan rezeki berupa air yang sangat dibutuhkan oleh warga masyarakat Desa Serang dan sekitarnya. Sedangkan gunungan sayur yang jumlahnya 48 gunungan itu juga sebagai wujud rasa sukur warga desa yang notabene 90% adalah petani,” katanya.

Sugito menerangkan, Tuk Sikopyah yang merupakan salah satu mata air terbesar di lereng timur Gunung Slamet telah menjadi sumber kehidupan bagi warga Desa Serang, Kutabawa dan Siwarak, serta dialirkan hingga ke wilayah Desa Gombong, Kecamatan Belik, Pemalang.
Pemerintah Desa Serang bersama masyarakat berkomitmen menjaga kelestarian lingkungan di Lereng Gunung Slamet dengan melakukan reboisasi dan menerapkan aturan ketat terhadap perusakan tanaman di sekitar mata air.

Prosesi pengambilan air Tuk Sikopyah dimulai dengan pembacaan doa dan pelepasan peserta dari Dusun Kaliurip, Desa Serang. Rombongan yang terdiri dari 70 pria dan 70 wanita membawa lodong (tempat air dari bambu) menuju Tuk Sikopyah di lereng Gunung Slamet, yang berjarak sekitar 1 kilometer.

Baca juga: Berkunjung ke Kabupaten Pekalongan, Nikmati Gulai Kepala Kakap Pak Oetot

Dalam iringan tersebut, juga terlihat sejumlah wanita membawa sesaji. Sesampainya di Tuk Sikopyah, sesepuh masyarakat memimpin doa sebelum air dimasukkan ke dalam lodong.

Setelah prosesi pengambilan air, rombongan kembali ke Dusun Kaliurip dan mengirab lodong berisi air Tuk Sikopyah menuju Objek Wisata D’las Serang. Mereka diiringi masyarakat Desa Serang yang membawa 48 gunungan berisi hasil bumi. Sesampainya di D’las Serang rombongan disambut ribuan pengunjung yang bersiap berebut gunungan hasil bumi dan air Sikopyah.

Festival Gunung Slamet (FGS) Purbalingga masuk sebagai salah satu event unggulan dalam Karisma Event Nusantara (KEN) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Event tahunan yang diselenggarakan di objek wisata D'LAs Serang Purbalingga itu masuk dalam kalender Event nasional dan menjadi salah satu daya tarik utama pariwisata Indonesia.

Selling Point

Sandiaga Uno, saat membuka FGS 2024 di objek wisata D’Las Desa Serang mengatakan, ternyata selling point yang sangat menarik dari Festival Gunung Slamet ini adalah dari segi pesan yang disampaikan kepada masyarakat mengenai kelestarian lingkungan.
''Tadi ada pentas tari Carang Lembayung ini, mereka memberikan pesan yang jelas untuk menjaga lingkungan," katanya.

Baca juga: Omahe Opa Waterpark Kendal, Serunya Bermain Ombak dan Spot Selfie Keren di Atas Bukit

Selain itu, salah satu kriteria dipilihnya FGS dalam KEN 2024 adalah karena festival yang telah memasuki tahun ketujuh ini telah mendapatkan tempat dihati wisatawan.

Sandiaga Uno meyakini bahwa FGS akan ikut menggerakkan ekonomi bukan hanya di Purbalingga tapi juga daerah sekitar dan akan bisa membuka lapangan kerja yang luas. FGS nantinya akan dikolaborasikan dengan beberapa event yang ada di sekitar wilayah Purbalingga untuk mendorong lebih banyak kunjungan wisatawan ke daerah Purbalingga.

Pada kesempatan Tersebut Menparekraf Sandiaga Uno juga melakukan penanaman pohon bersama dengan masyarakat Desa Serang. Sebanyak 300 pohon ditanam di Kawasan Objek Wisata D'las Serang

Sementara Itu Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi (Tiwi) yang turut mendampingi Menparekraf Sandiaga Uno menyampaikan Objek Wisata D'las Serang yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Desa Serang setiap tahunnya membukukan keuntungan sebesar Rp 9 miliar.

"Luar biasa D'las Serang oleh karenanya patut menjadi salah satu destinasi kebanggaan yang ada di Kabupaten Purbalingga,'' katanya.

Bupati Tiwi berharap dengan masuknya FGS dalam kalender wisata Kharisma Event Nusantara akan menjadikan Kabupaten Purbalingga dan D'las Serang sebagai salah satu destinasi wisata yang semakin dikenal oleh masyarakat Indonesia dan menghasilkan perputaran perekonomian yang akan bermanfaat untuk masyarakat Purbalingga. (Aji)

Berita Terkini