HELOINDONESIA.COM - Pelatih Arema FC, Fernando Valente masih memiliki pekerjaan rumah (PR) yang cukup besar untuk meningkatkan kemampuan pemainnya.
Dalam laga menghadapi PSS Sleman di kandang Arema FC, Stadion I Wayan Dipta para pemain diakui Fernando mudah sekali kehilangan fokus.
Dalam laga itu Arema berhasil mengalahkan PSS Sleman 2-1, dua gol yang diciptakan seluruhnya berasal dari tendangan penalti yang dilakukan Gustavo Almeida.
Baca juga: Pertahanan Arema Masih Rapuh Saat Hadarpi Persebaya, Begini Komentar Pelatih Fernando Valente
Salah satu penyebabnya tak lain banyaknya pelanggaran yang berujung banyaknya kartu kuning dari wasit dihadiahkan kepada pemain.
Kedua tim Arema FC dan PSS Sleman bermain sangat ketat dan pertandingan sehing kali terhenti, ini dinilai oleh valente tidak bermain dengan waktu efektif.
"Ini laga yang ketat, tapi kita gak banyak bermain, dengan waktu efektif, karena pertandingan sring berhenti," kata Pelatih Arema FC asal Portugal ini.
Baca juga: Bisa Saja Pekan ini Gustavo Disimpan untuk Menghadapi Laga Arema Melawan Persebaya Nanti
Berdasarkand data statistik saja pelanggaran Arema dan PSS sama-sama banyak dan berimbang, yakni 12 pelanggaran dilakukan pemain Arema FC dan 13 pelanggaran dilakukan pemain PSS Seleman.
Fernando menilai para pemain sering kali melakukan hal kurang baik dan kehilangan kontrol, hingga menimbulkan pelanggaran.
"Saya pikir kita bisa melakukan hal yang lebih baik. Kadang kita gak bisa membiarkan pemain kehilangan fokus ketika pertandingan sering berhenti. para pemain pun sering hilang kontrol," ujarnya seperti lansir wearemania.net, Minggu (1/10/2023).
Sebagai pelatih Arema FC ia berjanji akan maksimalkan para pemain dalam bermain bola khususnya dalam memanfaatkan peluang dari bola mati.
Sebab, pelatih asal Portugal itu tahu betul bahwa bola mati pun bisa menjadi jalan untuk mencetak gol.
Sejauh ini, khususnya saat menghadapi PSS Sleman pada laga pekan terakhir kemarin, satu-satunya proses bola mati yang berhasil dimaksimalkan Arema hanyalah penalti.
Sejauh ini, dari lima penalti yang diberikan wasit, semuanya bisa menghasilkan gol ke gawang lawan, tanpa ada satupun yang gagal.
Arema pun sejatinya pernah mencetak gol dari situasi tendangan bebas. Namun, dari 187 tendangan bebas yang didapatkan, hanya dua saja yang bisa dijadikan gol.
"Pemain saya sudah tahu, siapa yang mengambil tendangan bebas, tendangan sudut, dan penalti," kata Fernando.
Menurut pelatih berusia 64 tahun ini, selalu melakukan sesuatu yang berbeda dan tidak biasa.
"Kita sudah melatih itu. Tapi, di pertandingan kita harus paham sitausinya. Kita harus percaya denga apa yang kita latih," jelas Fernando.
Khusus untuk tendangan bebas, Fernando Valente terang-terangan mengaku tak terlalu suka dengan sepakan langsung ke gawang.
Makanya, ide-idenya lebih banyak memberi instruksi kepada pemain untuk tendangan bebas agar dilakukan tidak langsung ke arah gawang.
"Dengan tekanan dalam pertandingan, mungkin sangat mudah melakukan tendangan langsung ke arah gawang lawan, tapi saya gak terlalu suka dengan hal itu. Kita harus lebih percaya lagi dengan ide-ide kita untuk tendangan bebas," ujarnya.
Fernando berharap para pemain bisa melakukan sesuatu yang lebih baik dengan ide-idenya dalam bermain bola.
"Saya berharap di pertandingan berikutnya kita bisa melakukan sesuatu yang lebih baik, karena kita punya ide-idenya," tambahnya.
Fernando Valente menyadari hanya bisa memberikan ide-ide untuk para pemain Arema melakukan tendangan bebas.
Namun, pelatih berusia 64 tahun itu menyerahkan sepenuhnya keputusan kepada para pemain di lapangan.
"Ide-ide yang kita punya adalah ide bagus. Tapi, berikutnya pemain yang memutuskan apa yang terjadi di pertandingan. Kita lihat ke depannya," pungkasnya. **