Helo Indonesia

Sentra Kain Batik Tenun Ikat Kurniawan Kediri ini Sudah Berusia 73 Tahun

Edo - Ragam
Sabtu, 15 Juli 2023 12:25
    Bagikan  
KAIN TENUN
humas pemprov jatim

KAIN TENUN - Sentra Kain Batik Tenun Ikat Kurniawan di Bandar Kidul, Kota Kediri, Jawa Timur.

HELOINDONESIA.COM - Sentra kain batik tenun ikat Kurniawan, yang terletak di Bandar Kidul, Kota Kediri, Jawa Timur ini, menjadi salah satu usaha langka.

Bagaimana tidak, usaha bisnis produksi kain batik tenun ikat ini, dikelola oleh generasi ketiga.

Usaha keluarga ini, merupakan usaha turun temurun dari keluarga sejak sekitar tahun 1950-an.

Pemilik Sentra Kain Batik Tenun Ikat Kurniawan, Wulan mengatakan dulu produk utama yang dibuat justru bukan kain, melainkan Sarung Goyor.

Baca juga: Gubernur Jatim Bersama Misi Dagang Jawa Timur Direncanakan Kunjungi Provinsi Lampung

“Karena sarung itu adem kan, goyor-goyor gitu maka namanya Sarung Goyor. Dari Sarung Goyor, berkembang lagi kami memproduksi kain batik tenun ikat ini," ujar Wulan.

Dikatakan Wulan, dari produksi kain, bisa dijadikan baju. Selain itu, ada juga pihak lain yang menjadikan sebagai pemasok produksi untuk diolah menjadi produk lain, seperti tas dan sepatu.

Sehingga pemasarannya lebih luas lagi, nanti kainnya bisa dipakai oleh semua kalangan masyarakat.

Untuk proses pembuatan kain batik tenun ikat sendiri, Wulan memaparkan, mulai dari Pemintalan Benang atau Goben, menata benang pada Bidangan (Proses Reek), pemberian motif atau desain gambar.

Baca juga: Tips Liburan, Jangan Lakukan 10 Kesalahan Berikut ini Saat Anda Traveling Sendirian

Pengikatan dengan tali pada motif sesuai desain, pemberian warna kombinasi atau Proses Pencoletan, pencelupan warna kain, pelepasan tali (proses oncek), mengurai benang untuk dijadikan umpan atau pakan (mindah), hingga pemintalan pakan pada palet, untuk selanjutnya menuju proses tenun.

Usaha kain batik tenun ikat yang sudah memiliki karyawan sekitar 30 orang warga lokal sekitar ini, Wulan mengungkapkan, untuk desain pola pada batik dilakukan dari pihak keluarga sendiri.

"Kemudian untuk proses pengikatan biasanya langsung diambil warga sekitar sini, setelah diikat baru dikembalikan ke kami untuk proses selanjutnya," ungkap Wulan.

Wulan menyebutkan, untuk motif batik pada kain tenun ikatnya khas dari Kediri itu bernama ‘Motif Tirto’ yang tergambar dengan motif gelombang naik turun.

"Motif ini bermakna air, dan memang khas dari Kediri Jawa Timur. Kita menggambar motifnya langsung dibenangnya setelah ditata di bidangan," terangnya.

Baca juga: Puan Mengaku Miris deng Berbagai Manipulasi PPDB, Pemerintah Diminta Evaluasi PPDB dan Sistem Zonasi Ketua DPR Puan Maharani mengaku miris berbagai manipulasi pada seleksi PPDB di berbagai daerah. Puan minta pemerintah evaluasi sistem PPDB dan sistem Zona

Untuk harga yang dibandrol, Wulan menyebut harga dibedakan dari jenis produk yang dibuat, bukan dari motif.

Per Kain Batik Tenun Ikatnya dengan luas kain sekitar 2,5 kali 9,5 meter, kami bandrol dengan harga Rp225.000.

Khusus untuk sarung kami bedakan sesuai motif, karena kalau sarung ada yang polos dan motif, kalau polos harganya Rp. 230.000, kalau sarung yang bermotif harganya Rp260.000.

Wulan menjelaskan, untuk jangkauan pemasaran sejauh ini, kalau ke luar negeri pernah ada pesanan dari Malaysia.

"Kalau di Indonesia atau area dalam negeri, pernah ada pesanan dari Sulawesi.

Kami juga pernah menerima pesanan kain dari Jakarta, yakni desainer Didit Maulana, untuk dijadikan baju.

Dan baju itu dipakai oleh artis Korea Song Kang. Kemarin juga pernah ada pesanan dari Pak Wali Kota Kediri," beber Wulan.

Baca juga: Berikut 4 Manfaat Olahraga Pound Fit yang Perlu Diketahui, Salah Satunya Terapi Fisik

Proses produksi kain batik tenun ikat ini, Wulan menilai, memang memiliki proses yang sangat panjang dan rumit dalam pembuatannya, apalagi diketahui masih menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) yang tradisional.

Namun dikatakannya, produksi kain batik tenun ikat tersebut memiliki potensi untuk lebih memperkenalkan dan melestarikan produksi dalam negeri.

“Kita kan punya Motif Tirto yang bermakna air, yang membedakan kain batik tenun dari Kediri ini dengan tenun dari daerah lain di Indonesia adalah warna dan motifnya itu yang paling kelihatan.

Bisnis kami ini merupakan wujud dalam melestarikan produk asli lokal dalam negeri. Maka, harapannya semoga bisnis ini tetap berkembang terus, kalau bisa go internasional,” pungkasnya. **