Helo Indonesia

Sholawat Kepada Nabi Muhammad SAW, Selain Mendatangkan Keberkahan, Sholawat Diyakini jadi Jalan Ampunan Dosa

M Ridwan - Ragam
Rabu, 3 Januari 2024 17:38
    Bagikan  
Sholawat Nabi,
Foto: pixabay.

Sholawat Nabi, - Ilustrasi, Nabi Muhammad SAW

HELOINDONESIA.COM - Dalam praktik keagamaan umat Islam, sholawat kepada Nabi Muhammad SAW menjadi bagian yang tak terpisahkan.

Sholawat tidak hanya merupakan tanda kasih sayang, penghormatan, dan bentuk penghambaan kepada Allah SWT, tetapi juga sebagai sarana mendekatkan diri kepada Rasulullah.

Keutamaan dari membaca sholawat juga tak terhingga.

Selain mendatangkan keberkahan, sholawat diyakini sebagai jalan untuk mendapatkan pengampunan dosa.

Lebih dari itu, sholawat juga menjadi cara untuk meneladani ajaran Nabi serta menguatkan ikatan spiritual dengan beliau.

Keyakinan umat Islam, sholawat adalah doa yang akan dikabulkan oleh Allah SWT, menjadikannya suatu praktik yang amat dianjurkan dalam kehidupan sehari-hari.

Sholawat bukan hanya sebagai ungkapan cinta kepada Nabi, tetapi juga sebagai bentuk ketaatan dan penghormatan kepada ajaran Islam.

Baca juga: Mahkamah Agung, Ungkap Sebanyak 26.903 Perkara di Tahun 2023 Berhasil di Putuskan

Menurut Sholahuddin Abdul Rahman, dari buku Abu Ziyad, yang berjudul Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah.

Pengertian Shalawat dan Salam atas Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
Allah Subhaanhu wa ta’ala berfirman:

 إنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” [Al-Ahzab/33: 56]

Ibnu Katsir-rahimahullah- berkata : “Maksud ayat ini adalah bahwa Allah Subhaanhu wa ta’ala mengabarkan kepada hamba-hamba-Nya tentang kedudukan hamba dan nabi-Nya (Muhammad) di sisi-Nya di langit di mana malaikat-malaikat bershalawat untuknya, lalu Allah Subhaanhu wa ta’ala memerintahkan makhluk-makhluk yang ada di bumi untuk bershalawat dan salam untuknya, agar pujian tersebut berkumpul untuknya dari seluruh alam baik yang ada di atas maupun yang ada di bawah.”

Ibnul Qoyyim -rahimahullah- berkata dalam buku “Jalaul Afham” : “Artinya bahwa jika Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk rasul-Nya, maka hendaklah kalian juga bershalawat dan salam untuknya karena kalian telah mendapatkan berkah risalah dan usahanya, seperti kemuliaan di dunia dan di akhirat.”

Baca juga: Perhari ini, Pejabat Kementerian BUMN Pakai Kendaraan Listrik, Semuanya Sewa

Banyak pendapat tentang pengertian Shalawat untuk nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan yang benar adalah seperti apa yang dikatakan oleh Abul Aliyah: “Sesungguhnya Shalawat dari Allah itu adalah berupa pujian bagi orang yang bershalawat untuk beliau di sisi malaikat-malaikat yang dekat” -Imam Bukhari meriwayatkannya dalam Shahihnya dengan komentar yang kuat- Dan ini adalah mengkhususkan dari rahmat-Nya yang bersifat umum. Pendapat ini diperkuat oleh Syaikh Muhammad bin ‘Utsaimin.

Salam : Artinya keselamatan dari segala kekurangan dan bahaya, karena dengan merangkaikan salam itu dengan shalawat maka kitapun mendapatkan apa yang kita inginkan dan terhapuslah apa yang kita takutkan. Jadi dengan salam maka apa yang kita takutkan menjadi hilang dan  bersih dari kekurangan dan dengan shalawat maka apa yang kita inginkan  menjadi terpenuhi dan lebih sempurna. Demikian yang dikatakan oleh Syaikh Muhammad bin ‘Utsaimin.

Hukum Shalawat Untuk Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
Menurut madzhab Hanbaliy, shalawat dalam tasyahhud akhir itu adalah termasuk di antara rukun-rukun shalat.

Al-Qodhi Abu Bakar bin Bakir berkata: “Allah subhaanhu wa ta’aala telah mewajibkan makhluk-Nya untuk bershalawat dan salam untuk nabi-Nya, dan tidak menjadikan itu dalam waktu tertentu saja. Jadi yang wajib adalah hendaklah seseorang memperbanyak shalawat dan salam untuk beliau dan tidak melalaikannya.”

Baca juga: BMKG Informasikan Gempa Bumi Tektonik M5,9 di Selatan Jabar dan Banten Tidak Berpotensi Sunami  

Waktu-waktu yang Disunnahkan dan Dianjurkan Membaca Shalawat dan Salam Untuk Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

1. Sebelum berdoa:
Fadhalah bin ‘Abid berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendengar seorang laki-laki berdoa dalam sholatnya, tetapi tidak bershalawat untuk nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka beliau bersabda: “Orang ini tergesa-gesa” Lalu beliau memanggil orang tersebut dan bersabda kepadanya dan kepada yang lainnya:

((إذَا صَلَّى أحَدُكُمْ فَلْيَبْدَأْ بِتَحْمِيدِ اللهِ وَالثَّنَاءِ عَلَيهِ ، ثُمَّ يُصَلِّي عَلَى النَّبِيِّ ، ثُمَّ لِيَدْعُ بَعْدُ بِمَا شَاءَ))

“Bila salah seorang di antara kalian shalat (berdoa) maka hendaklah ia memulainya dengan pujian dan sanjungan kepada Allah lalu bershalawat untuk nabi, kemudian berdoa setelah itu dengan apa saja yang ia inginkan.” [H.R. Abu Daud, Tirmidzi, Ahmad dan Hakim].