Helo Indonesia

Pamerkan Koleksi Wastra di Semarang, Cara Bung Sam Tunjukkan Nusantara Itu Kaya Budaya

Jumat, 15 September 2023 14:21
    Bagikan  
Pamerkan Koleksi Wastra di Semarang, Cara Bung Sam Tunjukkan Nusantara Itu Kaya Budaya

Desainer Samuel Wattimena saat memberikan gambaran tentang kain tradisional kepada Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti di Gedung Oudetrap Kota Lama

SEMARANG, HELOINDONESIA.COM - Ketika perancang busana Samuel Wattimena memamerkan koleksi kain tenun dari berbagai penjuru nusantara di Gedung Oudetrap, Kota Lama Semarang, tentu orang mafhum. Maklum, Samuel identik dan selalu concern dengan kain tradisional.

Maka, mulai 14-17 September 2023 sebagai rangkaian Festival Kota Lama, Samuel memajang sebagian dari koleksi kainnya untuk dipamerkan dalam Pameran Pikat Wastra Nusantara dan Funky Kebaya.

Baca juga: Mbak Ita Apresiasi Pameran Wastra di Semarang, Ingin Anak Muda Turut Lestarikan Batik dan Kain Tenun

Atas inisiasinya tersebut, Samuel mendapatkan apresiasi dari Wali kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu karena bisa memantik generasi muda mengenali khasanah kain tenun nusantara yang termasyur.

wastra

Ada sekitar 40 koleksi kain dari berbagai wilayah di Indonesia yang dipamerkan Bung Sam, panggilan akrab Samuel Wattimena. Diantaranya Lawo Ende Lio dari Ende Flores, sarung Tanimbar (Maluku), Songke Manggarai (Flores), kain dari Bali, Badui, Kalimantan, dan lain-lain.

''Saya berharap, aneka wastra yang dipamerkan mampu menggugah daya kreativitas para pengunjung, terutama generasi muda yang berminat melanjutkan cita-cita dalam dalam dunia industri kreatif,'' kata Bung Sam, saat ditemui di Gedung Oudetrap, Kamis 14 September 2023.

Sejak pertama kali berkecimpung di dunia mode, Bung Sam memang jatuh hati terhadap semua jenis kain tradisional.Namanya di dunia mode langsung melambung ketika memenangi Lomba Perancang Mode I Majalah Femina pada 1979. Ketika itu, dia mengusung budaya tradisional Jawa dengan tema Sekatenan.

Baca juga: Disporapar Kendal Gelar Senam Bersama Gempur Rokok Ilegal

Siapa sangka, kelekatannya dengan budaya terus berlanjut. Tanpa kata dan tanpa berita ia membina para pengrajin kain di Tanimbar, Maluku Tenggara dan Timor Timur (saat masih bergabung NKRI). Aktivitasnya itu membuatnya mendapatkan penghargaan Upakarti.

Kecintaannya akan budaya mengantarkannya menerima penghargaan Pin Emas dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada 2012. Tahun berikutnya ia didapuk sebagai The Best Designer se Pacific pada acara Fiji Fashion Week 2013.


Terakhir pada 2020, Bung Sam yang kini menjadi caleg DPR RI dari PDIP menjadi salah satu dari 75 penerima penghargaan Ikon Pancasila dalam kategori Seni, Budaya, dan Kreatif – sebagai perancang busana dan pegiat pelestarian kain Nusantara.

Kekayaan Tersembunyi

Ada harapan yang membubung, saat dia berpameran di Oudetrap. Bung Sam hendak memperlihatkan pada awam bahwa budaya tradisional Indonesia memiliki kreativitas tanpa batas.

Baca juga: Dewa Pandan Sabet Juara I dalam Gelar Desa Wisata Jawa Tengah 2023, Ini Daftar Pemenangnya

''Saya berkeinginan lewat pameran, mampu menggugah para kolektor – kolektor wastra, khususnya di Semarang, agar berani melakukan kegiatan serupa – baik kolektif maupun individual. Tujuannya bukan pamer, tapi mengajak awam – terutama generasi muda untuk mengetahui lebih banyak tentang “kekayaan” tersembunyi budaya nusantara,'' bebernya.

Menurutnya, sehelai kain bisa bercerita tentang banyak hal. Setiap eleman memiliki ceritanya sendiri-sendiri. Elemen warna, ragam hias, bahan dasar, teknik tenun, sampai dengan penggunaannya mengandung kumpulan kisah yang sangat menggugah.
Kain, kata dia, mampu menceritakan tentang keadaan dalam suatu daerah, keadaan masyarakat di daerah tertenu, struktur sosial, tradisi masyarakat lokal, dan masih banyak lagi.

''Jika elemen elemen ini dikupas lapis demi lapis, dijamin siapapun yang menyadarinya akan tergugah, terperangah, dan akhirnya terpikat akan kisah sehelai kain atau wastra Nusantara,'' pungkasnya. (Aji)