Helo Indonesia

Muncul Beras Pandan Wangi Palsu, Kini Harga Jual Anjlok dan Minat Petani Menanam Menurun

Winoto Anung - Nasional -> Peristiwa
Rabu, 19 Juli 2023 12:28
    Bagikan  
Dedi Mulyadi
DPR

Dedi Mulyadi - Dedi Mulyadi, Wakil Ketua Komisi IV DPR, saat kunjungan ke sentra penghasil beras Pandan Wangi di Cianjur. (Foto: Tiara/Man)

HELOINDONESIA.COM - Beras Pandan Wangi dikenal sebagai beras unggulan dan harganya bagus. Beras Pandan Wangi merupakan produk kebanggaan petani di Cianjur, Jawa Barat. Namun, belakangan muncul beras Pandan Wangi palsu. Kemasannya di karung ditulis beras Pandan Wangi, namun isinya palsu.

Hal ini menjadi perhatian Wakil Ketua Komisi IV DPR Dedi Mulyadi saat kunjungan ke sentra penghasil beras Pandan Wangi di Cianjur.

Akibat pemalsuan, kepercayaan komsumen menurun, harga jual beras Pandan Wangi anjlok, dan gairah petani menanam beras Pandan Wangi juga menurun.

“Beras dijual dengan label Pandan Wangi, tapi dicampur dengan beras jenis lain yang berkualitas beda. Akibatnya, kepercayaan konsumen terhadap beras yang menjadi ikon Kabupaten Cianjur ini. Akibatnya pula, harga jual beras Pandan Wangi anjlok, terjun bebas dan membuat minat petani menanam varietas padi Pandan Wangi menurun,” ujar Dedi Mulyadi.

Baca juga: Drama Politik untuk Tarik Simpati Publik Muncul karena Dominasi Kekuasaan Berimbang

Oleh karena itu, dia mendorong Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Kementan untuk menindak tegas oknum yang mengoplos beras pandan wangi dengan beras jenis lain.

Pasalnya, beras tersebut dijual dengan label Pandan Wangi, namun dicampur dengan beras jenis lain yang berkualitas beda. Dedi mengatakan itu terkait kunjungan kerja atau Kunker Reses Komisi IV DPR RI ke Kampung Budidaya Pandan Wangi, Kabupaten Cianjur, Senin 17 Juli.

"Kita ini sering ditipu mudah banget bikin karung beras dengan tulisan asli Cianjur Pandan Wangi. Kalau belanja beras begitu lihat merknya asli Cianjur langsung dibeli, padahal bukan. Ini sering terjadi maka perlu BSIP menindak tegas yang memalsukan barang dagangan industri yang dikelola oleh para petani tradisional,” ujar Waka Komisi IV DPR itu.

Baca juga: Menjelang Suro, Terjadi Tiga Kecelakaan KA, Begini Penjelasan Buya Yahya Terkait Bulan Suro

Dia minta, sekali-kali BSIP juga perlu sidak ke swalayan, kemudian berasnya diteliti ini beras Cianjur asli atau hanya karung berasnya saja. “Seringkali dibohongin kita beras oplosan dicampur-campur aroma pandan pakai pemutih, ini banyak beredar di pasaran," tegas Dedi Mulyadi.

Untuk itu, Dedi Mulyadi juga mengusulkan ke depan istilah varietas padi dikembalikan untuk menggunakan nama-nama tempat di seluruh Indonesia.

"Tidak usahlah ada istilah Inpari 12, Inpara 1, lebih baik dikembalikan pakai nama-nama tempat di seluruh Indonesia. Seperti Ciliwung, varietas Citarum, varietas Citanduy, dan sebagainya. Pakai nama-nama lokal agar lebih membumi," ungkapnya.

Baca juga: Ganjar Tinjau Lokasi Kecelakaan KA Brantas, Pastikan Evakuasi dan Pengecekan Jalur Kereta Tuntas

Guna memastikan penyelamatan varietas pandan wangi, Dedi mengimbau agar Kementan menambah jumlah areal sawah yang ada saat ini.

"Jumlah areal sawahnya harus bertambah, sekarang cuma 150 hektar, minimal ada 1000 hektar. Mudah-mudahan Kementan, Dinas Pertanian Kabupaten dan Provinsi bisa bersinergi untuk bersama-sama memperluas areal sawah kedepannya," kata Dedi Mulyadi, anggota DPR dari Politisi Daerah Pemilihan Jawa Barat VIII. (*)

(Winoto Anung)