HELOINDONESIA.COM - Kematian Suminten (64) warga Bringin, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur mengejutkan dan dianggap jangan oleh banyak pihak, khususnya para tetangga dekat korban, Senin (18/3/2024) pagi pukul 10: 00 WIB.
Saat itu jazat Suminten terjerat tali jarik, namun yang aneh dia meninggal dalam posisi berbaring di tempat tidur, sehingga banyak yang menyangka korban meninggal bukan bunuh diri.
Sehingga kini muncul praduga jika kematian Suminten sepertinya disamarkan sebagai kematian karena melakukan aksi bunuh diri.
Suami korban Parsi saat itu minta tolong warga karena melihat istrinya, wargapun berdatangan dan melihat posisi korban sudah meninggal terlentang dengan kondisi leher terjerat tali jarik.
"Ya meninggal terlentang gitu, kepala di sebelah selatan gitu ya, ada jarik di lehernya, tetapi anehnya kok meninggal terlentang, hanya sebatas itu," kata saksi Harjo seperti dilansir beritajatim.com, Senin (18/3/2024).
Kemudian jenazah Suminten pun di bawa instalasi forensik dan medikolegal RSUD dr Soeroto Ngawi untuk diautopsi.
Polisi menduga Suminten meninggal dibunuh, namun sejauh ini pihak aparat meninggu hasil proses autupsi.
Baca juga: Banjir di Ngawi Semakin Meluas Sekarang Sudah Menggenangi Sekitar 35 Desa di Enam Kecamatan
Berikut ini fakta terbaru dari kematian Suminten yang berhasil diungkap Polsek Bringin, Kabupaten Ngawi ini.
Kapolsek Bringin AKP Suyitno ada jarik yang melilit leher korban dengan simpul di leher ada empat simpul, simpul yang lain terdapat kayu di pojok ranjang.
Simpul yang melilit di leher korban terlihat janggal, simpul berada di leher, tidak seperti umumnya orang gantung diri yang melilit di bagian tengkuk.
Sementara yang terjadi pada Suminten simpul berada di leher bagian depan, umumnya harus di leher belakang.
Kemudian keluar darah dari kedua telinga korban, dugaan sementara darah yang mengalir dari telinga akibat adanya benturan keras.
Benturan keras dimungkinkan dari pukulan benda tumpul, namun hingga saat ini benda tumpul apa yang digunakan belum diketahui.
Sejauh ini Suminten diketahui tinggal bersama suaminya di rumah sederhana berukuran sekitar 5X3 meter, disebuah lahan dekat rumpun bambu pinggir jalan desa setempat.
Kedua pasangan suami istri itu juga belum ada satu tahun tinggal di Dusun Bringin 2, sebelumnya keduanya Pasutri sebagai transmigran di Kalimantan.
Kedua pasangan suami istri ini diketahui juga tidak memiliki pekerjaan tetap, keduanya sudah cukup tua dan sering sakit-sakitan.
Kondisi fisik yang sudah tak lagi prima membuat dirinya juga tak bisa menjadi buruh tani setiap saat, sementara pemasukan sangat minim.
Dari fakta-fakta di atas pihak kepolisian berusaha untuk mengungkap penyebab kematian sang nenek Suminten dengan kehidupan yang miskin.
Baca juga: Lagi Kebakaran Hutan Gunung Lawu Bagian Utara, Masuk Wilayah Kabupaten Ngawi dan Karanganyar
Pihak kepolisian Ngawi masih mengamankan suami Suminten Parsi untuk dimintai keterangan, terkait kematian istrinya, Suminten.
Hingga Senin malam jenazah sudah selesai diautopsi di instalansi forensi RSUD dr Soeroto Ngawi, namun belum diketahui hasilnya seperti apa.
Para wartawan di Ngawi saat ini sedang menunggu keterangan dari pihak kepolisian Polres Ngawi dan Polsek Bringin, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur ini. **