Helo Indonesia

Penanganan Penurunan Stunting 2024, Tiyuh Wajib Anggarkan 10 Juta

Rabu, 17 Januari 2024 14:49
    Bagikan  
Penanganan Penurunan Stunting 2024, Tiyuh Wajib Anggarkan 10 Juta

Saat rapat sedang berlangsung (Foto Rohman/Helo Indonesia Lampung)

LAMPUNG HELOINDONESIA.COM -

Untuk penanganan penurunan stunting di Kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba) Lampung tahun 2024, pertiyuh diwajib menggarkan 10 juta dari Dana Desa (DD).

Hal tersebut diutarakan Plt. Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Dra. Bayana,. M. Si, saat pemaparan dalam Rapat koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Tahun 2024.

“Masing masing Tiyuh diminta menganggarkan DD sebesar 10 juta, dari 100 Tiyuh. Artinya total anggaran yang akan di pergunakan untuk penurunan stunting sebesar 1 Miliar,"Kata Bayanan, dalam paparannya, Rabu (17/1/2024)

Menurutnya, Dana tersebut akan dialokasikan untuk Pemberian makanan bergizi. Berupa
Telur, susu, dan itu akan disesuaikan dengan tumbuh kembang Bayi dibawah Dua Tahun (Baduta) dan Bayi di bawah Lima Tahun (Balita).

Kata dia, nantinya semua kebutuhan makanan baduta dan balita tersebut akan dipusatkan di Dapur sehat (Darhat) di masing masing Tiyuh.

“Setelah itu baru dibagikan ke masing masing Balita oleh pengelola Darhat, yang diketuai oleh PKK Tiyuh, Bidan ahli gizi, kader BKB bina keluarga balita dan dikatakan Kader PKK, juga dibantu oleh Tim Pendamping keluarga (TPK) di setiap Tiyuh” Terangny.

Sementara itu, dikatakan Sekretaris Daerah (Sekdakab) Tubaba Novriwan Jaya. Berdasarkan Data Survei Status Gizi Balita Indonesia (2019) menunjukkan bahwa angka prevalensi stunting di Indonesia adalah 27,67 persen, yang turun menjadi 24,4 persen (Studi
Status Gizi Indonesia, 2021). Namun angka tersebut masih di atas standar yang ditoleransi WHO, yaitu di bawah 20 persen.

“Karena itu, percepatan penurunan stunting menjadi prioritas pembangunan yang dituangkan dalam Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting” Kata Sekda.

Kata dia, angka prevalensinya ditargetkan dapat diturunkan menjadi 14% di tahun 2024. Menurut SSGI 2022 Prevalensi Stunting Kabupaten Tubaba sebesar 16,4%, sementara untuk tahun 2023 data secara resmi blm dirilis. Namun kita berharap penurunan angka Stunting Di Propinsi Lampung dan Kabupaten Tubaba bisa mendapatkan hasil yang memuaskan.

“Upaya pendekatan berbasis keluarga risiko stunting diharapkan mampu menjadi pemicu sekaligus pemacu meningkatkan kinerja dalam pelaksanaan percepatan penurunan stunting. Harapnya.

Karena itu, Tim Pendamping Keluarga (TPK) harus memiliki basis data by name by address untuk setiap kelompok sasaran yang akurat, valid dan mutakhir terbarukan dengan secara periodik melalui kegiatan pemutakhiran, verifikasi dan validasi data yang sudah dikumpulkan dari Pendataan Keluarga 2022.

Dalam Penilaian Kinerja Penurunan Stunting Provinsi Lampung tahun 2022 yang dilaksanakan pada bulan Mei 2023 lalu Kabupaten Tubaba telah meraih prestasi di Tingkat Madya bersama 10 Kabupaten yang lain, itu merupakan Prestasi tertinggi dalam pencapaian percepatan Penurunan Stunting. Dan meraih peringkat 1” Imbuhnya. (Rohman)