HELOINDONESIA.COM - Memberi uang kepada peminta-minta atau pengemis di jalanan atau di rumah-rumah perlu dipertimbangkan lagi.
Jangan anggap remeh melihat pengemis, karena banyak yang tidak mengira kini pengemis menjadi profesi baru.
Orang melihat pengemis masih sebelah mata, mereka menganggap orang miskin yang mencari uang untuk makan.
Baca juga: Viral, Pengemis yang Diamankan di Kota Bogor Bawa Uang Rp56 Juta, Dinsos: Murni Hasil Ngemis
Pendapat itu mungkin belum tentu benar, tapi fakta yang terjadi di Ponorogo ini mengejutkan petugas Satpol PP Kabupaten Ponorogo.
Fakta mengejutkan ditemukan petugas Satpol PP Ponorogo dalam razia yang digelar beberapa hari belakangan ini.
Petugas melakukan razia terhadap gelandangan, orang gila, hingga para pengemis di jalan-jalan Kota Ponorogo.
Baca juga: Sahabat Ganjar Mesuji Mundur, Minta Kaos Saja Seperti Pengemis
Petugas Satpol PP Kabupaten Ponorogo menemui hal yang mengejutkan dari hasil rasia terhadap para pengemis di wilayah Kota Ponorogo itu.
Sejumlah pengemis berhasil diamankan petugas, ternyata mereka datang dari berbagai daerah seperti Pacitan, Madiun, Jombang, bahkan dari Sragen dan Pekalongan, Jawa Tengah.
Kabid Trantip Satpol PP Pemkab Ponorogo, Subiyantoro mengungkapkan para pengemis yang terkena rasia bukan semata-mata hanya sekedar mencari makan namun sudah menjadi profesi.
Petugas Satpol PP menemukan salah satu pengemis ber Kartu Tanda Penduduk (KTP) Jombang yang terkena razia ternyata menginap salah satu hotel terkenal di Kota Ponorogo.
Yang mencengakan petugas Satpol PP Ponorogo adalah dia tidak meninap sehari atau dua hari saja, namun lebih dari sepekan.
Ini mengindikasikan jika pengemis itu nyaman dan memperoleh banyak penghasilan ketika beroperasi di Ponorogo.
Menurut Subiyantoro seperti dilansir gemasuryafm.com mengatakan jika razia para pengamen dan pengemis di wilayahnya akan terus dilakukan.
"Masih ada tiga kelompok yang belum tertangkap, identitas mereka sudah dikantongi dan tergetnya harus bisa ketemu," kata Subiyanto.
Dijelaskan oleh Subiyanto jika kelompok pengamen itu dilaporkan sering marah jika tidak dikasih uang dan mentarget beberapa pemilik toko maupun warung sehingga meresahkan.
Subiyanto menduga jika kelompok pengemis, pengamen yang beroperasi di wilayah Ponorogo diduga kuat terorganisir dan memiliki koordinator.
"Sayang aksinya sangat lincah, hingga saat ini petugas masih kesulitan membekuknya," pungkas Subiyanto.
Baca juga: DPR: Pembangunan Museum dan Monumen Reog Ponorogo Perlu Diadopsi Daerah Lain
Kasus pengemis yang memiliki uang banyak dan kekayaan itu kerapkali terungkap di kota-kota besar seperti yang pernah terjadi Surabaya dan Sidoarjo.
Petugas menemukan uang puluhan juta dari para pengemis yang beroperasi di jalanan kawasan Juanda, Sidoarjo dan di Surabaya.
Bahkan di Madura terdapat sejumlah desa yang dijuluki sebagai kampung pengemis, mengapa dijuluki kampung pengemis? karena mayoritas warganya berprofesi sebagai pengemis.
Baca juga: Begini Reaksi 492 Tenaga Honorer Ponorogo Setelah Menerima SK PPPK dari Bupati Sugiri Sancoko
Pengemis memang masih banyak ditemui di jalanan kota-kota maupun tempat ibadah khususnya pada hari Jumat hingga saat ini.
Menurut pusat data dan informasi Kementerian Sosial Indonesia tahun 2012 jumlah pengemis tercatat sebanyak 178.262.
Indonesia sebelumnya merupakan negara peringkat ke 5 dengan jumlah gelandangan dan pengemis terbesar di dunia. **