Helo Indonesia

Manfaat Jus Labu Abu-abu Memperbaiki Kulit dan Pencernaan, Efeknya Bisa Dilihat Setelah 21 Hari

Jumat, 8 Maret 2024 05:44
    Bagikan  
LABU ABU-ABU
wikemedia

LABU ABU-ABU - Manfaat labu abu-abu baik untuk kulit dan pencernaan

HELOINDONESIA.COM - Jus labu abu-abu dipercaya menawarkan berbagai manfaat kesehatan, termasuk potensi efek positifnya pada kesehatan kulit dan pencernaan.

Jika ahli gizi dari India ingin melakukannya, mengonsumsi jus labu abu-abu setidaknya selama 21 hari dapat berkontribusi pada peningkatan kesehatan kulit karena kaya akan kandungan vitamin dan antioksidan.

"Jus labu abu-abu dikenal karena sifat detoksifikasinya, membantu mengeluarkan racun dari dalam tubuh."

Sementara Dr Rinky Kapoor, salah konsultan dokter kulit, dokter kulit kosmetik, dan ahli bedah kulit, The Esthetic Clinics berbagi bahwa nutrisi membantu memerangi stres oksidatif, mengurangi risiko penuaan dini dan membuat kulit lebih sehat.

Baca juga: Buah Super Melindungi Kesehatan Jantung dan Menurunkan Koletrol

Dikatakan jus labu abu kaya akan vitamin C, B1, B3, dan B6, serta mineral seperti kalsium, fosfor, zat besi, dan protein. Nutrisi ini berperan penting dalam menjaga kesehatan kulit.

Vitamin C khususnya dikenal dengan sifat antioksidannya yang dapat membantu memerangi radikal bebas dan mencegah penuaan dini.

"Selain itu, jus labu abu mengandung khasiat yang dapat membantu detoksifikasi tubuh, yang secara tidak langsung berkontribusi pada kesehatan kulit dengan menghilangkan racun," kata Dr Ekta Singhwal yang juga ahli gizi, Ujala Cygnus Group of Hospitals India ini.

Baca juga: Kacang Tanah Camilan yang Luar Biasa, Namun Hati-hati Dengan Paparan Aflatoksin

Dilansir indianexpress.com, labu abu-abu juga dikenal karena sifat menghidrasinya, yang dapat bermanfaat bagi kulit dengan menjaga tingkat kelembapan yang memadai.

"Hidrasi yang tepat sangat penting untuk elastisitas kulit. Kehadiran vitamin A dan C dalam labu abu semakin mendukung regenerasi kulit dan sintesis kolagen, sehingga berkontribusi pada penampilan yang lebih muda," kata Dr Kapoor.

Jus labu abu mungkin memiliki efek menenangkan pada sistem pencernaan.

Baca juga: Petani Jepang Kembangkan Buah Melon Hybrid dengan Rasa Manis Melon Dicampur Kecutnya Lemon

Sementara Dr Singhwal berbagi bahwa sering direkomendasikan untuk mengatasi masalah pencernaan seperti keasaman dan gangguan pencernaan.

Jus labu abu-abu terkenal dengan kandungan air dan seratnya yang tinggi, keduanya penting untuk menjaga kesehatan pencernaan.

"Serat membantu mengatur pergerakan usus, mencegah sembelit, dan meningkatkan keteraturan pencernaan secara keseluruhan," kata Dr Singhwal.

Selain itu, labu abu dianggap sebagai sayuran rendah kalori dengan potensi sifat diuretik, membantu mengeluarkan racun dari tubuh.

Baca juga: 5 Manfaat Jahe untuk Kesehatan dan Resep Cara Membuatnya

"Proses detoksifikasi ini secara tidak langsung dapat berkontribusi pada kesehatan kulit yang lebih baik dengan mengurangi beban pada sistem eliminasi tubuh," kata Dr Kapoor.

Dr Singhwal menambahkan jus labu abu-abu rendah kalori dan lemak, sehingga cocok menjadi minuman bagi mereka yang ingin mengatur berat badan.

"Selain itu, kandungan seratnya yang tinggi dapat meningkatkan rasa kenyang, sehingga mengurangi kemungkinan makan berlebihan," kata Dr Singhwal.

Baca juga: 5 Dampak Negatif Terlalu Sering Minum Kopi Bagi Kesehatan

Penting untuk dicatat bahwa respons individu terhadap jus labu abu dapat bervariasi, dan disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli kesehatan sebelum melakukan perubahan pola makan yang signifikan.

Saat memasukkan jus labu abu-abu ke dalam rutinitas Anda, pastikan diet seimbang dan pertimbangkan kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya.

Kesimpulannya, konsumsi jus labu abu-abu secara teratur setidaknya selama 21 hari dapat memberikan manfaat bagi kesehatan kulit dan pencernaan, berkat komposisi nutrisi dan potensi sifat terapeutiknya.

"Namun, sangat penting untuk melakukan pendekatan terhadap perubahan pola makan seperti itu dengan penuh perhatian dan konsultasikan dengan profesional kesehatan untuk mendapatkan saran yang dipersonalisasi," kata Dr Kapoor. **