Helo Indonesia

Elektabilitas AHY Lebih Unggul, Wajar Yenny Wahid Ditolak Jadi Cawapres Anies

Drajat Kurniawan - Nasional -> Politik
Jumat, 11 Agustus 2023 21:37
    Bagikan  
Anies Baswedan, Yenny Wahid
Ist

Anies Baswedan, Yenny Wahid - Anies Baswedan dan Yenny Wahid saat bertamu di Balai Kota DKI Jakarta, beberapa waktu lalu. (Foto: ist)

HELOINDONESIA.COM - Salah satu partai Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Partai Demokrat menolak nama Yenny Wahid menjadi cawapres Anies Baswedan.

Pengamat politik Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin mengatakan wajar apabila Yenny Wahid mendapatkan penolakan. 

Sebab kata dia, Yenny Wahid bukan dari internal partai yang tergabung dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP). "Sudah pasti dari Koalisi menolak Yenny Wahid karena Yenny Wahid dari luar yang tentu kontradiktif dengan internal KPP," kata Yenny saat dihubungi di Jakarta, Jumat (11/8/2023). 

Menurut Ujang, tanpa Yenny Wahid pun dari tiga partai pengusung sudah memiliki kandidat cawapres yang mumpuni untuk mendampingi Anies Baswedan. Oleh karena itu penolakan yang disuarakan kader Demokrat sangat masuk akal. 

Baca juga: Korupsi Uang Sampah, Mantan Kadis LH BL Dituntut 2,5 Tahun

"Sosok Yenny Wahid sendiri apabila dilihat berdasarkan elektabilitas masih kalah jauh dengan Ketua Umum (Ketum) Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)," ucap dia.

Dia juga menambahkan apabila Anies Baswedan dan Yenny Wahid tetap berduet diperkirakan akam memunculkan permasalahan di kubu KPP karena diantara ketiga partai pasti menginginkan kadernya menjadi cawapres Anies.

"Dari tiga partai yang ada dalam KPP ada ketua umum partai, buat apa ada kader partai jika tidak dicawapreskan. Ada AHY sebagai Ketum Demokrat yang elektabilitasnya bersaing, lalu tidak dijadikan cawapres akan menjadi persoalan," tandasnya.

Baca juga: Aniaya Alumni IPDN Magang, Polres Periksa 6 Saksi dan Dalami Matinya CCTV

Sebelumnya nama Yenny Wahid disebut-sebut berpotensi menjadi pendamping Anies Baswedan. Namun weasekjen Demokrat Jansen Sitindoan menyatakan penolakan.

Jansen menilai Yenny tidak merepresentasikan KKP dan bagian inti rezim saat ini. Hal itu disampaikan Jansen melalui akun Twitternya.

"Tentu jika pun saya misalnya jadi Pak Jokowi termasuk para pendukung rezim ini, pasti akan tidak sukalah: "Anda selama ini ikut menikmati rezim ini kok malah tiba-tiba mau mengkritiknya dan pindah ke barisan perubahan lagi," tulis Jansen.