Helo Indonesia

Jokowi Sebut Sering Undang Demokrat ke Istana Malam-malam, Kader Sebut: Ngawur Itu

Winoto Anung - Nasional -> Politik
Rabu, 31 Mei 2023 23:59
    Bagikan  
Jokowi
tangkapan layar

Jokowi - Presiden Jokowi saat pidato di depan massa Musra (Musyawarah Rakyat).

HELOINDONESIA.COM - Presiden Jokowi mengaku sering mengundang Partai Demokrat ke Istana untuk pertamuan dengan pihaknya. Pernyataan Jokowi ini langsung membuat kader partai Demokrat emosi, karena tidak benar kalau pihak Partai Demokrat sering diundang ke Istana.

“Ini tidak benar. Pertemuan terakhir itu dengan Ketum AHY di 2019. Setelah itu tidak ada itu pertemuan dalam tiga tahun ini,” tulis politisi Partai Demokrat Yan A Harahap lewat cuitan di twitter @YanHarahap.

Soal waktu 2019 itu dari versi Sekjen Partai Demokrat Riefky Harsya memberikan penjelasan, pertamuan AHY dengan Jokowi terjadi pada pada pada 9 Maret 2021. AHY benar bertemu Jokowi sekali, pertemuan terjadi atas permintaan Istana. Tempat yang dipilih adalah Istana Bogor dan waktu yang ditentukan malam hari.

Kemudian, Yan A Harahap meneruskan,  dirinya membantah lagi soal pernyataan Jokowi sering diundang, mintanya malam-malam.

Baca juga: Muannas Alaidid Akan Laporkan Denny Indrayana ke Polisi, Karena Pernyataanya Bahaya dan Bikin Gaduh

“Apalagi dengan narasi Jokowi bahwa “Demokrat sering diundang, dan mintanya malam2”. ‘Ngawur’ itu,” tambah Yan A Harahap.

“Kita kerap mendapati pernyataan Pak Jokowi yang tak akurat, bahkan sering berbeda apa yang diucapkan dengan kenyataan. Kali ini terjadi lagi,” katanya.

Soal frekuensi pertemuan, yang disebut Jokowi Demokrat sering diundang ke Istana, juga dibantah Sekjen Partai Demokrat Riefky Harsya. Sebab, pertemuan atas undangan Jokowi itu hanya sekali di Istana.

Pertemuan itu dilakukan oleh tokoh Partai Demokrat, yakni oleh SBY dan AHY. Itu tidak  bareng mereka berdua. SBY diundang Jokowi, pada 10 Oktober 2019 di Istana Merdeka. Pertemuan berlangsung siang hari. Itu pun atas inisiatif dan undangan Jokowi.

Baca juga: Dibuka Pj Gubernur, Majelis Amanah Persatuan Kaum Betawi Akan Gelar Kongres 9-10 Juni

SBY bersama AHY diundang lagi dan bertemu Jokowi saat pernikahan Kaesang Pangarep, dan pertemuan di GWK Bali, acara G20, acaranya malam hari. Satu lagi pertemuan AHY diundang Jokowi ke Istana 9 Maret 2021 di Istana Bogor, malam hari.

Klarifikasi Sekjen Partai Demokrat

Selanjutnya,  Partai Demokrat memberi klarifikasi atas pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat bertemu dengan sejumlah pemimpin redaksi media massa nasional di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (29/5/2023).

Dalam pertemuan itu, Jokowi mengatakan bahwa Demokrat sering ke Istana, begitu juga dengan PKS. Tetapi dua petinggi parpol ini datangnya pada malam hari.

Sekjen Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya mengatakan apa yang disampaikan Jokowi telah menjadi perhatian masyarakat luas itu berpotensi disalahartikan. Karena itu, Demokrat merasa perlu memberikan penjelasan.

Baca juga: Narkoba ‘Zombie’ Lebih Berbahaya, Cak Imin: Harus Ada Tindakan Ekstrem Cegah Masuk RI

”Kami mengartikan bahwa yang dimaksud Partai Demokrat adalah pimpinan Partai Demokrat yang memungkinkan untuk bertemu Presiden Joko Widodo di Istana,” terang Teuku Riefky dalam keterangan tertulis, Rabu (31/5/2023).

Dia pun menelusuri kepada atasannya. Menurut dia, berdasarkan penjelasan Ketua Majelis Tinggi Susilo Bambang Yudhoyono dan Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono, Riefky Harsya mengakui keduanya pernah bertemu Jokowi di Istana Negara.

Dalam rentang waktu 3,5 tahun, SBY tiga kali bertemu dengan Jokowi. Pertama, pada 10 Oktober 2019 di Istana Merdeka. Pertemuan berlangsung siang hari. Itu pun atas inisiatif dan undangan Jokowi.

Ada pun yang kedua, saat SBY menghadiri pernikahan Kaesang di Solo. SBY hadir bersama AHY dan Ibas untuk memenuhi undangan yang waktunya juga malam hari.

Baca juga: Geger Video Viral di WhatsAp Tanpa Busana, Diduga Diperankan Pelajar Ponorogo

Ketiga, SBY bertemu Jokowi di Kawasan Garuda Wisnu Kencana (GWK) Bali pada 15 November 2022 waktunya juga malam hari karena undangan yang diterima Bapak SBY adalah menghadiri Gala Dinner G20 pada malam hari.

”Ketiga pertemuan tersebut yang menentukan tempat dan waktunya adalah Presiden Joko Widodo. Bapak SBY menghormati Presiden Joko Widodo sebagai kepala negara yang sedang mengemban amanah saat ini. Artinya, ketiga pertemuan itu inisiatif datang dari Presiden Joko Widodo, bukan atas inisiatif Bapak SBY, apalagi meminta waktunya malam hari,” kata Teuku Riefky.

Sementara itu, AHY hanya sekali bertemu Jokowi, yaitu pada 9 Maret 2021. Pertemuan terjadi atas permintaan Istana. Tempat yang dipilih adalah Istana Bogor dan waktu yang ditentukan malam hari.

”Jadi waktu pertemuan yang malam hari itu juga bukan atas permintaan Ketua Umum Partai Demokrat AHY,” tutur Teuku Riefky.

Baca juga: Sulpakar Kunjungi Desa Sungai Cambai Salah Satu Desa Tua di Mesuji, Ini Pesannya

Pada masa itu, pihak Istana sebenarnya menyampaikan keinginan Jokowi untuk bertemu SBY. Jokowi ingin memberikan klarifikasi atas apa yang dilakukan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko terhadap Partai Demokrat yang sah.

 Kepada pihak Istana, SBY menjawab bahwa yang paling tepat untuk mendengarkan penjelasan Presiden Jokowi adalah ketua umum Partai Demokrat.

AHY pun diundang untuk hadir di Istana Bogor tanggal 9 Maret 2021 malam hari. Pada pertemuan malam itu, Jokowi yang didampingi Mensesneg Pratikno mengaku tidak tahu menahu soal manuver Moeldoko.

 ”Empat kali pertemuan antara Presiden Joko Widodo dengan tokoh Partai Demokrat, Bapak SBY dan Ketum AHY, terjadi 2 - 3 tahun yang lalu. Pertemuan-pertemuan itu bukan yang sering digambarkan oleh publik sebagai pertemuan politik yang lazim dilakukan Presiden Joko Widodo dengan partai-partai politik pendukung pemerintah,” kata dia.

Teuku Riefky juga berharap klarifikasi ini bias meluruskan praduga bahwa Partai Demokrat seolah- ikut mencari jalan untuk bertemu Jokowi dan meminta waktu malam hari.

 ”Kalau tidak kami klarifikasi, bisa saja Partai Demokrat dituduh “kucing-kucingan” yang semua itu tidak pernah kami lakukan. Jika ada perbedaan pendapat dengan pihak Istana, kami Partai Demokrat termasuk Bapak SBY dan Ketum AHY siap untuk “dikonfrontir” baik dengan Presiden Joko Widodo maupun pembantu-pembantunya,” ujar Sekjen Paratai Demokrat Riefky Harsya. (*)

(Winoto Anung)