Helo Indonesia

Media Singapura Beritakan Kekeringan di Karanganyar, Warga Menggali Dasar Sungai Karena Air Sumur Habis

Winoto Anung - Nasional -> Peristiwa
Rabu, 9 Agustus 2023 14:27
    Bagikan  
Petani tembakau, Pak Sunardi
The Straits Times

Petani tembakau, Pak Sunardi - Petani tembakau Pak Sunardi telah menggali dasar sungai sejak Juni, ketika air di sumur mereka habis. (FOTO: REUTERS)

HELOINDONESIA.COM - Indonesia masuk musim kemarau. Selain panas menyengat, kemarau membuat kandungan air mengering, termasuk berbagai sungai menjadi kering. Air sumur habis. Mata air juga menjadi menipis debitnya.

Begitulah yang terjadi di beberapa daerah. Media Singapura memberitakan soal kekeringan di Karanganyar, Jawa Tengah, hingga menyusahkan warga.

Menurut media Singapura The Straits Times, sudah empat bulan yang panjang dan panas sejak desa Pak Sunardi diguyur hujan di tengah kekeringan yang disebabkan oleh El Nino yang telah menimbulkan kekeringan di Indonesia.

Jadi, petani tembakau melakukan satu-satunya hal yang dapat dia lakukan untuk mendapatkan air: Menggali dasar sungai yang kering.

Baca juga: Soal Putusan Kasasi Ferdy Sambo, DPR : Harus Diterima Sebagai Realitas Hukum

Dalam satu atau dua jam, air, asin dan berlumpur, akan mengisi lubang yang baru digali. Pak Sunardi, dan puluhan warga lainnya di desa Karanganyar di provinsi Jawa Tengah, kemudian membawa pulang air tersebut untuk diminum, dicuci, dan mengairi tanaman mereka yang perlahan mati.

Pak Sunardi, mengatakan: “Kekeringan di desa ini sudah dirasakan sejak April, dan sampai sekarang tidak ada hujan. Sumur-sumur di kawasan ini sudah mengering, sehingga warga hanya bisa mendapatkan air dari dasar sungai.

“Tanaman di sini seperti jagung sudah layu semua. Tembakau bisa hidup, tapi pertumbuhannya tidak maksimal, jadi kami harus tetap menyiramnya dengan air dasar sungai juga.”

Baca juga: Bentrok Pendukung AEK Athens dan Dinamo Zagreb Jelang Kualifikasi Liga Champions, 1 Tewas 100 Ditangkap Polisi

Desa Pak Sunardi telah menggali dasar sungai sejak Juni, ketika air sumur mereka habis.

Badan Cuaca Indonesia, BMKG, mengatakan fenomena cuaca El Nino, yang membawa cuaca panas dan kering yang berkepanjangan, mempengaruhi lebih dari dua pertiga negara yang luas, termasuk seluruh Jawa, wilayah utara Kalimantan dan semua kecuali wilayah pesisir. Sumatra.

Populasi wilayah tersebut melebihi 70 persen dari total populasi Indonesia yang lebih dari 200 juta orang, kata Dr Ardhasena Sopaheluwakan, wakil kepala klimatologi di BMKG.

Baca juga: Marak Konten Kreator Berhijab Tapi Sebarkan Konten Tak Senonoh, Begini Nasihat Ustaz Hilmi Firdausi

Para ilmuwan mengatakan El Nino telah menyebabkan rekor gelombang panas di kota-kota dari Beijing hingga Roma, meningkatkan risiko kebakaran hutan dan memengaruhi tanaman seperti gandum, minyak sawit, dan beras.

Pertanian menyumbang hampir 14 persen dari produk domestik bruto Indonesia, dan sepertiga angkatan kerja bekerja di bidang pertanian, menurut data pemerintah.

Petugas BMKG Tris Adi Sukoco di Jawa Tengah mengatakan bahwa dengan curah hujan yang turun drastis di wilayah tersebut, warga desa seperti Pak Sunardi harus mengubah pola tanam mereka.

Namun, petani itu mengatakan sudah terlambat. “Bahkan jika sungai di sini benar-benar kering, kita harus mencarinya di mana pun itu,” katanya. REUTERS (**)

(Winoto Anung)