Helo Indonesia

PPDB Carut Marut, Laskar Lampung Nilai Para Pemangku Tak Serius

Nabila Putri - Nasional -> Peristiwa
Jumat, 23 Juni 2023 13:46
    Bagikan  
Panji Nugraha

Panji Nugraha - (Foto Ist/HI)

LAMPUNG, HELOINDONESIA.COM -  Laskar Lampung prihatin dan sesalkan atas munculnya kesan tak seriusnya para pemangku atas kegundahan para orangtua terhadap carut-marut Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SMA di Lampung.

"Apa karena sudah hampir habis masa jabatan, wakil rakyat maupun eksekutif terkesan tak sungguh-sungguh merespon ramainya keluhan wali murid masuk SMA," ujar Sekjen DPP Ormas Laskar Lampung Panji Nugraha.

Menurutnya, pihaknya belum mendengar statemen apalagi langkah kepala daerah merespon permasalahan ini sungguh-sungguh agar PPDB benar-benar objektif.

Dia menilai Komisi V DPRD Lampung yang dipimpin Yanuar Irawan hanya sebatas meminta penundaan pengumuman PPDB setelah RDP dengan lima sekolah ada indikasi penerimaan bisa dipermainkan.

Terungkap, sekolah mengakui bahwa titik koordinat zona itu bisa diatur dan sekolah tidak pernah melakukan verfikasi faktual terkait lokasi peserta PPDB, sekolah percaya saja dengan berkas administrasi calon siswa.

"Atas dasar temuan tersebut, kami minta pengumuman PPDB ditunda," kata Yanuar Irawan pada RDP yang menghadirkan lima SMA terkait PPDB di Gedung DPRD Provinsi Lampung, Rabu (21/6/2023).

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Lampung juga terkesa asal mengakomodir saran Komisi DPRD Lampung dengan menunda pengumuman PPDB SMA 2023 pada Jumat pagi menjadi Jumat malam (23/6/2023).

Disdikbud Provinsi Lampung memerintahkan semua sekolah memverifikasi dan menyisir kembali satu per satu seluruh peserta yang terdaftar. Pengumuman yang harusnya digelar pada Jumat pagi ditunda menjadi Jumat malam (23/6/2023).

Bagaimana bisa hanya ditunda beberapa jam sekolah bisa memverifikasi faktual PPDB SMA. "Hanya basa-basi agar terkesan mengakomodir saran DPRD Lampung serta merespon kegundahan para wali murid," kata Panji Nugraha.

Menurut dia, mana bisa cermat dalam waktu sesingkat itu bisa mengklarifikasi siswa yang diterima ke lapangan. Jika memang benar-benar ingin penerimaan pelajar "fair play", bentuk tim yang melibatkan pihak yang dinilai netral, tandasnya. (Foto Ist/HI)