Helo Indonesia

Cuaca Ektrem di Jawa Tengah Telan Korban Jiwa, Enam Kabupaten/Kota Terendam Banjir

Kamis, 14 Maret 2024 18:21
    Bagikan  
Cuaca Ektrem di Jawa Tengah Telan Korban Jiwa, Enam Kabupaten/Kota Terendam Banjir

CEK LAPANGAN: Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu langsung mengecek ke lapangan memantau banjir di wilayahnya. Foto: Dok

SEMARANG, HELOINDONESIA.COM -Cuaca ekstrem beberapa hari ini yang melanda Provinsi Jawa Tengah, mengakibatkan enam daerah Kabupaten/Kota terendam banjir. Apalagi hujan dengan intensitas tinggi sejak Rabu, 13 Maret 2024, semakin memperparah kondisi banjir.

Selain hujan dengan intensitas tinggi, angin kencang juga mengakibatkan beberapa pohon besar tumbang. Di Kota Semarang, Selasa (12/3/2024) lalu pohon besar tumbang menimpa sebuah mobil,  itu terjadi di daerah Tanah Putih yang masuk wilayah kota. Dilaporkan juga puluhan pohon lain roboh.

Berdasarkan update data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah, pada Kamis, 14 Maret 2024 pukul 07.00 WIB,  enam daerah yang terendam banjir tersebut meliputi Kota Semarang, Kabupaten Pekalongan, Grobogan, Demak, Pati, dan Kudus.

Di Kota Semarang, banjir terjadi di 11 titik. Banjir tersebut merendam rumah-rumah warga, sekolah, pertokoan, jalan pantura, bahkan jalur kereta api  ke Semarang (Tawang- Poncol) dialihkan jalur Selatan. Jumlah pengungsinya masih dilakukan pendataan.

Meninggal Dunia

Di Kabupaten Pekalongan, hujan lebat tersebut menyebabkan banjir bandang di Desa Wangandowo, Kecamatan Bojong. Akibatnya, dua orang meninggal dunia karena hanyut,  puluhan rumah warga rusak, dan sejumlah fasilitas umum juga mengalami kerusakan. Ada sebanyak 61 orang yang mengungsi akibat kejadian tersebut.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Povinsi Jawa Tengah, Bergas Catursasi Penanggungan mengatakan, sudah melakukan evakuasi korban terhadap korban bencana di sejumlah daerah. Pihaknya bersama BPBD Kabupaten/Kota sudah menyiapkan sejumlah personel maupun pelaralatan untuk evakuasi warga.

 “SOP (standar operating procedure) penanganan kita hampir sama. Jadi SOP pertama kita adalah penyelamatan. Ini menjadi upaya utama dalam penyelamatan masyarakat. Bukan bicara harta benda, itu ditinggal dulu. Masyarakat harus aman dulu,” kata Bergas. 

Evakuasi

Selain melakukan evakuasi, BPBD Jateng bersama BPBD kabupaten/kota juga menyediakan tempat pengungsian, mensiagakan pompa air portable, mendirikan dapur umum, distribusi logistik permakanan ke warga yang terdampak, hingga kerja bakti dengan warga membersihkan puing puing pasca banjir bandang.

“Kami juga berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS)   dan   Pengeloalaan Sumber Daya Air (PSDA) untuk penanganan kondisi sungai,” kata Bergas.

Bergas mengatakan, berdasarkan pantauan yang dilakukan banjir yang terjadi di sejumlah daerah sudah banyak yang surut, walaupun di beberapa daerah masih ada genangan.  Pun demikian, Bergas mengimbau, warga yang berada di daerah yang rawan bencana banjir dan longsor tetap waspada, mengingat potensi hujan dengan intensitas tinggi masih memungkinkan terjadi. 

“Kalau kita tinggal  di lokasi yang rawan longsor dan banjir. Tentunya yang bisa kita lakukan adalah mengurangi kerugian pada saat kejadian bencana terjadi,” katanya.

Relawan

Setali tiga uang, Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah, Imam Maskur mengatakan, atas kejadian bencana banjir yang terjadi di sejumlah daerah, pihaknya sudah menggerakkan relawan Taruna Siaga Bencana (Tagana) di sejumlah lokasi bencana.

“Kami juga sudah mendistribusikan bantuan logistik makanan ke sejumlah tempat pengungsian, diantaranya beras, minyak goreng, sarden, dan sebagainya,” katanya.

Logististik itu sudah disitribusikan ke daerah-daerah yang terkenda dampak banjir, seperti daerah Kaligawe, Tlogasari, Kota Semarang. (ADE)