Helo Indonesia

Anggota DPR Bingung, Stok Beras Ada, Tapi Harganya Terus Merangkak Naik

Winoto Anung - Nasional
Jumat, 8 September 2023 06:00
    Bagikan  
Beras Bulog
Ist

Beras Bulog - Ilustrasi, beras Bulog. (Foto : ist)

HELOINDONESIA.COM - Terus terjadi tren kenaikan harga beras yang sedang terjadi akhir-akhir ini. Pemerintah didorong untuk bergegas antisipasi dengan melibatkan seluruh lembaga yang berkaitan dengan stabilisasi pangan.

Hal itu disampaikan anggota Komisi IV DPR Edward Tannur, di Gedung DPR, Kamis 7 September 2023. Soal tren kenaikan harga beras ini, dia meminta pemerintah melakukan antisipasi secepatnya.

"Memang lagi ngetren itu kenaikan harga beras. Bergegas memang perlu dilakukan antisipasi secepat-cepatnya dan sebaik-baiknya,” katanya.

Menurut dia, perlu ada kerja sama yang baik dengan Kementerian Pertanian, Bulog dan lain-lain kementerian yang terkait di dalamnya yang berurusan dengan stabilisasi harga pangan.

Baca juga: Menkominfo Sebut Ada Usul Judi Online Dipajaki, MUI Menentang, Logikanya Tak Masuk Akal

Anggot Fraksi PKB DPR ini merasa bingung dan meminta penjelasan kepada Badan Pangan Nasional. Karena menurutnya saat ini stok impor berkecukupan khususnya beras, tetapi harga beras di masyarakat semakin hari selalu naik terus.

Dia bingung, karena dia mengecek, stok beras ada. Tapi harga beras di pasaran terus merangkak naik. Dia minta pemerintah mengantisipasi, salah satunya operasi pasar.

"Mengenai stabilisasi harga, stok berasnya ada. Tapi di satu sisi harga di pasaran terus merangkak naik. Mungkin ada hal-hal khusus yang perlu dilakukan antisipasi, mungkin operasi pasar atau apa dan lain-lain sebagainya untuk menjamin,” ujarnya. ‘

Baca juga: Tanggapan Golkar Soal Ridwan Kamil Bakal Ditetapkan Sebagai Cawapres Ganjar

Hal ini agar masyarakat kita jangan sampai keberadaannya sulit, El Nino sudah bikin sulit, beras naik lagi, tambah sulit lagi sebentar lagi, suhu naik lagi, udara kotor lagi," tuturnya.

Selain itu, Politisi Fraksi PKB itu juga menyoroti mengenai ketersediaan jagung di pasaran yang saat ini mulai rawan. Hal ini perlu menjadi perhatian juga bagi pemerintah karena komoditas jagung ini bukan hanya mengenai konsumsi bagi manusia tetapi juga diperuntukan untuk pakan ternak.

"Kalau kita kasih makan sapi atau ayam makan beras kita itu artinya yang pelihara ayam itu bangkrut nanti, nanti jual lagi harga telur jatuh, harga ayam potong jatuh, lagi artinya ini kita bukan membantu masyarakat kita tetapi mau mematikan masyarakat ini,” ujarnya. ‘

Jadi, lanjutnya,  harus dipikirkan untung ruginya menyangkut masalah. Pakan-pakan yang kita siapkan dan bukan hanya manusia saja, semua makhluk hidup butuh makan. (**)