Helo Indonesia

Beda Sekarang, Dulu Penjajah Belanda Liburkan Anak Sekolah 39 Hari Selama Puasa Ramadhan

M. Haikal - Nasional
Minggu, 17 Maret 2024 00:54
    Bagikan  
Libur Puasa
Foto: tangkapan layar

Libur Puasa - Suasana sekolah di jaman kolonial Belanda.

HELOINDONESIA.COM - Setiap bulan puasa Ramadhan, anak-anak sekolah mulai dari tingkat SD hingga SMA mendapatkan hari libur lumayan banyak.

Biasanya, saat ini libur sekolah diterapkan sejak awal puasa. Kemudian masuk lagi beberapa hari kemudian.

Dilanjutkan libur panjang dari beberapa hari sebelum leberan hingga seminggu setelah lebaran.

Ya, dari jaman ke jaman, tradisi libur sekolah ini berbeda-beda.

Baca juga: Buka Puasa Bersama dan Santunan Anak Yatim, Terpilih Secara Aklamasi Ketua PWI Kota Cilegon Periode 2024-2027

Dikutip dari Historia.Id, sejak diterapkannya pendidikan moderen era Hindia Belanda di awal abad ke 20, tradisi libur sekolah selama puasa Ramadhan sudah ada.

Dari awal abad ke-20 anak sekolah dari tingkat dasar (HIS) hingga menengah atas atau HBS dan AMS libur puasa selama 39 hari.

Kebijakan ini mulai diterapkan pemerintah kolonial Hindia Belanda di bawah naungan Departemen Pendidikan, Agama dan Kerajinan.

Kemudian Departemen itu berubah menjadi Departemen Pendidikan dan Agama pada tahun 1912.

Tujuan dari libur panjangnya para murid sekolah selama 39 hari itu agar mereka punya kesempatan luas untuk menjalankan ibadah puasa.

Baca juga: Baku Hantam Driver Ojol Vs Pengendara Wuling di Tanjung Duren Raya, Endingnya Bikin Bengong

Pemerintah kolonial memiliki pertimbangan bahwa orang-orang tempatan pendidikan menciptakan tenaga-tenaga terampil di bidang pekerjaan kesehatan, birokrasi, pertukangan, pertanian dan teknik.

Bahkan, kebijakan itu tetap diberlakukan hingga Indonesia merdeka dan lepas dari penjajahan kolonial Belanda.

Namun pada 5 Juli 1978, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Daoed Joesoef membuat kebijakan libur bagi para siswa siswi sekolah hanya pada awal dan akhir Ramadhan saja.

Daud beralasan kebijakan ini supaya anak-anak Indonesia bisa belajar lebih keras lagi.

Baca juga: Pendaftaran Mudik Asyik Bersama PLN Sudah Dibuka Mulai Hari Ini, Cek Syarat-syaratnya!

Kendati ditentang banyak pihak, keputusan Daud ini bertahan hingga tahun 1999.

Saat Abdurrahman Wahid menjabat sebagai presiden, anak sekolah kembali menikmati libur puasa selama lebih dari sebulan.

Berganti pemerintahan, berganti pula kebijakannya. Sekarang durasi libur berpuasa anak sekolah berbeda-beda di tiap daerah.